5 Realita Isu Perempuan di Film Good Luck to You, Leo Grande

Mengorek seksualitas perempuan yang dianggap tabu

Resmi dirilis Hulu pada 17 Juni 2022, Good Luck to You, Leo Grande merupakan film bergenre dewasa berbalut komedi. Film ini dibintangi aktris kawakan Emma Thompson dan Daryl McCormack. Ditulis oleh Katy Brand, premis film ini berkisah tentang janda lanjut usia, Nancy Stokes yang menggunakan jasa pekerja seks muda bernama Leo Grande.

Sekilas, ide cerita itu terasa sangat amoral terutama bagi masyarakat Tanah Air. Film ini semakin nyata diperuntukkan bagi kalangan dewasa karena penuh dengan adegan dan obrolan bermuatan seksual yang disajikan baik secara eksplisit maupun implisit. Namun, sutradara Sophie Hyde tidak melulu mengandalkan adegan seks sebagai pemikat.

Film Good Luck to You, Leo Grande justru menjadi 'wadah' bagi isu perempuan yang selama ini melekat di kaum hawa. Terutama soal seksualitas yang amat jarang dibicarakan. Miliki makna mendalam, masi simak realitas isu perempuan di film Good Luck to You, Leo Grande.

Artikel ini mengandung spoiler bagi yang belum menonton.

1. Perempuan bergelut dengan standar kecantikan yang terkadang gak masuk akal

5 Realita Isu Perempuan di Film Good Luck to You, Leo Grandepotret Emma Thompson di film 'Good Luck to You, Leo Grande' (dok. Searchlight Pictures/Good Luck to You, Leo Grande)

Sejak menit-menit awal film, penonton secara gamblang diperlihatkan kekhawatiran Nancy terhadap bentuk tubuhnya. Ia mengalami krisis kepercayaan diri karena tidak memiliki deretan standar kecantikan sesuai lingkungan sosial. Fakta miris, banyak perempuan di berbagai belahan dunia bergelut dengan standar kecantikan yang terkadang gak masuk akal.

Di Indonesia sendiri, definisi perempuan rupawan yang dianut selama ratusan tahun di antaranya: kulit putih serta bersih, hidung mancung, dan tubuh langsing semampai. Padahal sejatinya, manusia diciptakan secara berbeda dalam keberagaman untuk disyukuri. Perbedaan itu justru menjadikan setiap dari kita unik.

Sebagai milenial dan gen Z yang sudah melek diversity, yuk, kita dobrak standar-standar kecantikan usang yang tidak relevan dengan zaman saat ini. Pesonamu bukan terpancar dari kulit seputih salju atau hidung mancung. Tetapi, aura kita akan terpancar karena hati bersih yang selalu dipenuhi rasa syukur dan empati.

2. Seksualitas perempuan dianggap tabu, bahkan di negara maju sekalipun

5 Realita Isu Perempuan di Film Good Luck to You, Leo Grandepotret Daryl McCormack dan Emma Thompson di film 'Good Luck to You, Leo Grande' (dok. Searchlight Pictures/Good Luck to You, Leo Grande)

Selain standar kecantikan, seluk-beluk seksualitas perempuan merupakan hal tabu untuk dibicarakan, bahkan untuk ukuran negara maju sekalipun. Hal ini dikisahkan Nancy kepada Leo. Kala remaja, saat ia mulai tertarik pada lawan jenis dan penasaran dengan perubahan tubuh maupun psikis, orangtuanya justru menyebut pengalaman normal itu tidak bermoral.

Jangankan membahas isu seksualitas yang lebih mendalam. Di negara kita, masih banyak remaja putri dan putra ditanamkan doktrin tentang menstruasi atau mimpi basah adalah hal memalukan yang gak patut dibicarakan. Padahal, hal itu merupakan proses alamiah yang normal terjadi pada tubuh manusia ketika menuju dewasa.

Isu seksualitas pun tak lepas dari bias. Saat perempuan membicarakannya secara edukatif dengan didukung fakta ilmiah, ia dicap sebagai 'murahan'. Lain cerita bila laki-laki yang membicarakan pengalaman seksualnya, ia dilabeli 'macho'. Sejatinya, setiap orang berhak mengetahui dan memahami sex education yang informatif serta komprehensif.

3. Menjadi istri dan ibu adalah wajib demi gelar 'perempuan sempurna'

5 Realita Isu Perempuan di Film Good Luck to You, Leo Grandepotret Daryl McCormack dan Emma Thompson di film 'Good Luck to You, Leo Grande' (dok. Searchlight Pictures/Good Luck to You, Leo Grande)

Gak bisa dimungkiri, masih banyak orang beranggapan bahwa definisi 'perempuan sempurna' adalah saat ia menjadi istri dan ibu. Realita yang sukses bikin geleng-geleng kepala. Perempuan dituntut cepat-cepat menikah dengan alasan cap 'perawan tua'. Ada juga stigma perempuan belum sempurna menjadi ibu saat ia tidak menjalani persalinan secara normal.

Dalam film, tokoh Nancy digambarkan sebagai sosok yang selalu taat peraturan. Ia tumbuh besar dengan budaya yang mewajibkan perempuan menikah sesegera mungkin, menjadi istri super penurut, dan ibu berjiwa wonder woman. Karena berbagai tuntutan tersebut, ia tidak dapat mengeksplor masa muda serta bakat diri yang akhirnya ia sesali di usia senja.

Menikahi jodoh terbaik lalu dikaruniai anak memang impian semua orang. Tapi, gak semua orang mendapat fase tersebut dengan cepat. Kita mempunyai timeline kehidupan masing-masing yang tidak sama dengan yang lainnya. Kesempurnaan perempuan pun tidak selalu diukur dari seberapa cepat ia menjadi istri atau ibu. 'Perempuan sempurna' adalah ia yang dapat memberikan manfaat positif kepada dirinya sendiri sekaligus komunitasnya.

Baca Juga: 5 Film dan Serial Netflix yang Angkat Isu Kejahatan Seksual

4. Perempuan tidak memiliki atau dibungkam suaranya dalam sebuah relasi

5 Realita Isu Perempuan di Film Good Luck to You, Leo Grandepotret Daryl McCormack dan Emma Thompson di film 'Good Luck to You, Leo Grande' (dok. Searchlight Pictures/Good Luck to You, Leo Grande)

Selama menikah dengan mendiang suaminya, Nancy tidak dapat mendiskusikan banyak hal. Mulai dari perasaan, pendapat, hingga fantasi seksual yang ia inginkan. Selain diharuskan menjadi 'istri baik hati' dan 'ibu sempurna' setiap saat, Nancy dilabeli 'tidak bermoral' saat ia membicarakan topik yang dianggap tabu atau tak sesuai idealisme suaminya.

Selain itu, ia lebih memilih untuk setuju pada setiap perkataan dan tindakan suaminya. Hal itu dilakukan Nancy untuk menghindari pertengkaran. Saat sang suami mendiamkan atau menilai betapa buruknya pendapat Nancy, ia merasa bersalah hingga mengutuk dirinya sendiri. Tanpa disadari, perlakuan tersebut mematikan potensi yang dimiliki Nancy.

Dari potongan kisah itu, masih banyak 'Nancy' lain di belahan muka bumi ini yang tidak memiliki dan bahkan dibungkam suaranya oleh pasangan. Kendati dapat dialami siapa saja alias tidak berbatas gender, perempuan masih menjadi kaum rentan dalam sebuah relasi. Terutama saat ia berhubungan dengan laki-laki penganut toxic masculinity dan patriarki.

5. Banyak pasangan mengalami loveless marriage meski menikah puluhan tahun

5 Realita Isu Perempuan di Film Good Luck to You, Leo Grandepotret Emma Thompson dan Daryl McCormack di film 'Good Luck to You, Leo Grande' (dok. Searchlight Pictures/Good Luck to You, Leo Grande)

Rumah tangga Nancy dan sang suami jelas sebuah loveless marriage meski berjalan puluhan tahun. Selama menikah, ia tidak pernah merasakan orgasme. Yang lebih parah, Nancy harus berpura-pura menikmati dan puas dengan apa yang dilakukan suaminya. Seharusnya, sesi hubungan intim memberikan kepuasan dan kebahagiaan kepada kedua pasangan.

Dari rangkaian cerita Nancy kepada Leo, tersirat bahwa suaminya menganggap lembaga pernikahan hanya fase yang biasa dilalui 'manusia normal'. Begitu pun dengan keturunan. Kendati memiliki suami, ia kesepian sebab tidak mempunyai tempat berbagi. Meski gak pernah 'main tangan', sikap suami Nancy di atas merupakan bentuk kekerasan emosional.

Saat memutuskan berkomitmen dalam sebuah relasi, kita semestinya sudah siap lahi dan batin 'membangun rumah' bersama pasangan. Yakni siap untuk saling menerima kekurangan dan kelebihan, mendengar dan didengar, serta mencintai dan dicintai. Pasangan bak sepasang kaki yang melangkah beriringan dalam irama. Jika salah satunya berjalan terlalu cepat atau lambat, atau bahkan saling sikut, langkah tersebut tidak akan selaras alias pincang.

Kamu penasaran dengan film Good Luck to You, Leo Grande? Yuk, lihat cuplikannya!

https://www.youtube.com/embed/TJcbZoJFLTU

Good Luck to You, Leo Grande merupakan film besutan rumah produksi Genesius Pictures dan Align Group yang telah tayang perdana di Sundance Film Festival pada 22 Januari 2022. Film dewasa bergenre komedi ini hadir di biskop dan layanan streaming Hulu pada 17 Juni 2022 di bawah lisensi distributor Lionsgate dan Searchlight Pictures.

Selain mengorek isu seksualitas, realita pernikahan dan isu perempuan di film Good Luck to You, Leo Grande, penonton pun disuguhkan perspektif baru tentang pekerja seks. Daryl McCormack menghadirkan sosok Leo Grande sebagai pekerja seks yang gak melulu memberikan layanan seksual semata. Mendapat kritik positif, film ini memiliki rating 7.1 dari 10 di laman IMDb dan 97 persen di laman Rotten Tomatoes.

Untukmu yang ingin melihat kisah Nancy-nya Emma Thompson dan Leo-nya Daryl McCormack, pastikan usiamu sudah cukup dewasa, ya! Di Amerika Serikat, film berdurasi 97 menit ini diberi "R" rated alias Restricted yang ditujukan untuk usia minimal 17 tahun. 

Baca Juga: Eva Nurcahyani Perjuangkan Isu Perempuan Lewat Studi Lingkar Feminis

Aqeera Danish Photo Verified Writer Aqeera Danish

edith

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Debby Utomo

Berita Terkini Lainnya