10 Film Beraliran Surealisme seperti Poor Things, Lintasi Batas Imaji
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Poor Things, karya Yorgos Lanthimos, jadi salah satu film yang sukses mencuri perhatian. Dengan petualangan surealis yang penuh elemen fantasi, humor gelap, dan eksplorasi mendalam tentang kehidupan, kematian, dan cinta, film ini mampu meraih berbagai penghargaan prestisius di dunia film. Meskipun menuai berbagai pro–kontra, Poor Things menjadi salah satu film terbaik dalam genre ini.
Surealisme dalam sinema telah menjadi aliran menarik bagi para pencinta film yang mencari pengalaman untuk memperluas batas-batas kenyataan. Aliran ini menawarkan sebuah perjalanan ke dunia fantasi yang tak terduga, dengan logika tradisional dan aturan realitas tidak lagi berlaku sepenuhnya. Dalam artikel ini, ada 10 rekomendasi film beraliran surealisme seperti Poor Things. Setiap film ini tidak hanya mengeksplorasi tema misterius, tetapi juga menghadirkan pengalaman menonton yang menggugah imajinasi dan memaksa penonton untuk mempertanyakan realitas yang ada.
1. The Lobster (2015)
The Lobster, karya Yorgos Lanthimos, adalah sebuah film distopia surealis yang unik dan provokatif. Film ini mengeksplorasi tema cinta, kesendirian, dan konformitas sosial. Berlatar di dunia di mana orang-orang yang lajang dikirim ke sebuah hotel khusus dan diberi waktu 45 hari untuk menemukan pasangan romantis atau mereka akan diubah menjadi hewan pilihan mereka.
Film ini mengikuti kisah seorang pria bernama David yang memilih untuk menjadi lobster jika gagal menemukan cinta. Dengan gaya penyutradaraan yang khas dan dialog deadpan, The Lobster menyuguhkan campuran unik antara humor gelap dan kritik tajam terhadap tekanan masyarakat untuk menjalin hubungan.
Baca Juga: [REVIEW] Inshallah A Boy, Balada Janda di Negara Patriarki
2. Titane (2021)
Titane adalah sebuah film thriller surealis yang mengeksplorasi batas antara manusia dan mesin melalui kisah seorang perempuan muda bernama Alexia. Setelah mengalami kecelakaan mobil pada masa kecil yang mengakibatkan dia harus menanamkan pelat titanium di kepalanya, Alexia tumbuh menjadi sosok yang terganggu dengan dorongan kekerasan tak terkendali. Kehidupannya berubah drastis ketika dia terlibat dalam serangkaian pembunuhan brutal dan akhirnya harus menyamar sebagai putra seorang pemadam kebakaran yang hilang. Film ini menghadirkan kejutan bagi penonton dengan kombinasi elemen horror, identitas gender yang disampaikan melalui visual yang mencolok, dan alur yang menegangkan.
3. The Lighthouse (2019)
The Lighthouse adalah sebuah film horor psikologis yang menggali situasi isolasi dan kegilaan. Berlatar di sebuah mercusuar terpencil di akhir abad ke-19, film ini mengikuti dua penjaga mercusuar, Thomas Wake (Willem Dafoe) dan Ephraim Winslow (Robert Pattinson), yang perlahan-lahan kehilangan kewarasan mereka akibat keterasingan dan kondisi cuaca ekstrem.
Sang sutradara, Eggers, memanfaatkan sinematografi hitam–putih yang mencolok dan format rasio aspek sempit untuk menciptakan sensasi klaustrofobia dan ketegangan mendalam. Dipenuhi dengan simbol, mitos maritim, dan performa akting yang luar biasa dari Dafoe dan Pattinson, The Lighthouse menjanjikan pengalaman sinematik yang menghantui dan menggugah pikiran, menantang penonton untuk menafsirkan batas antara kenyataan serta delusi.
4. Sorry to Bother You (2018)
Sorry to Bother You adalah film satir dan surealis yang menggabungkan komedi, fiksi ilmiah, dan kritik politik. Film ini mengikuti perjalanan Cassius Green (Lakeith Stanfield), seorang telemarketer Afrika–Amerika yang menemukan kesuksesan besar dengan menggunakan "suara putih" di tempat kerjanya, hanya untuk terjerat dalam dunia korporasi yang absurd dan eksploitatif.
Melalui visual yang kreatif dan alur cerita yang penuh kejutan, film mengkritik kapitalisme, rasisme, dan dehumanisasi pekerja dengan tajam serta provokatif. Sorry to Bother You menjadi sebuah karya yang segar dan menggugah, meninggalkan penonton dengan banyak bahan untuk direnungkan tentang kondisi sosial serta ekonomi saat ini.
5. Swiss Army Man (2016)
Editor’s picks
Swiss Army Man adalah film petualangan komedi–drama yang aneh namun memikat, menampilkan Paul Dano dan Daniel Radcliffe sebagai peran utama. Film ini bercerita tentang Hank (Dano), pria yang terdampar di pulau terpencil dan hampir putus asa, hingga ia menemukan mayat yang dinamai Manny (Radcliffe). Dengan menggunakan berbagai kemampuan aneh dari tubuh Manny yang seolah-olah hidup kembali, Hank memulai perjalanan untuk kembali ke peradaban. Melalui humor yang unik dan pemandangan yang tak terduga, Swiss Army Man mengeksplorasi tema persahabatan, keterasingan, dan makna kehidupan dengan cara yang sangat kreatif.
6. The Greasy Strangler (2016)
The Greasy Strangler adalah film horor komedi yang mengusung dark jokes dan absurditas ekstrem. Film ini mengikuti kisah seorang ayah dan anak, Big Ronnie (Michael St. Michaels) dan Brayden (Sky Elobar), yang menjalankan tur di Los Angeles, sementara kota tersebut diteror oleh seorang pembunuh berlumur lemak yang dikenal sebagai The Greasy Strangler.
Dengan gaya visual yang mencolok dan dialog yang tidak konvensional, film ini mengeksplorasi hubungan disfungsional antara ayah dan anak melalui serangkaian kejadian yang bizarre dan menjijikkan. The Greasy Strangler berhasil menjadi tontonan yang unik dan tidak mudah dilupakan bagi sinefil yang suka pendekatan unik serta provokatif.
7. Men & Chicken (2015)
Men & Chicken, sebuah film dark comedy dari Denmark, mengeksplorasi tema keluarga disfungsional dengan sentuhan absurditas dan humor gelap. Film ini mengikuti dua saudara laki-laki, Elias (Mads Mikkelsen) dan Gabriel (David Dencik), yang setelah kematian ayahnya, kemudian menemukan fakta bahwa mereka adalah anak adopsi. Pencarian mereka untuk menemukan ibu kandung membawanya ke sebuah pulau terpencil di mana keduanya bertemu dengan tiga saudara kandung eksentrik. Dikenal dengan gaya visualnya yang unik dan cerita tidak konvensional, Men & Chicken menggabungkan elemen komedi, drama, dan fiksi ilmiah yang menghibur.
8. Sightseers (2012)
Sightseers adalah film yang memadukan humor gelap dengan elemen horor. Film ini mengikuti pasangan aneh, Chris (Steve Oram) dan Tina (Alice Lowe), yang memulai perjalanan liburan keliling Inggris dengan karavan. Apa yang awalnya tampak sebagai perjalanan wisata biasa, kemudian berubah menjadi rangkaian kekerasan brutal saat mereka menanggapi segala bentuk frustrasi dan gangguan dengan tindakan mematikan. Dengan penulisan naskah yang cerdas dan akting mengesankan, Sightseers mengeksplorasi dinamika hubungan tidak sehat dan sisi gelap dari sifat manusia.
9. Natural Born Killers (1994)
Natural Born Killers adalah sebuah film kontroversial dan provokatif yang mengeksplorasi tema kekerasan media dan budaya selebriti. Film ini mengikuti pasangan kekasih, Mickey (Woody Harrelson) dan Mallory Knox (Juliette Lewis), yang melakukan perjalanan melintasi Amerika Serikat, meninggalkan jejak pembunuhan brutal di belakang mereka. Dengan gaya sinematik yang berani dan eksperimental, sutradara Stone menggunakan teknik visual yang mencolok, termasuk perpaduan warna-warna vibrant, animasi, dan flashback untuk menciptakan pengalaman menonton yang intens serta memukau.
10. House (1977)
House adalah sebuah film horor Jepang yang unik dan surealis dengan perpaduan elemen komedi serta fantasi. Ceritanya mengikuti seorang gadis remaja bernama Gorgeous dan enam temannya yang mengunjungi rumah nenek di pedesaan. Di desa tersebut, ternyata ada kekuatan gaib yang mengancam nyawa mereka.
Dengan penggunaan special effect yang kreatif, animasi yang aneh, dan teknik pengambilan gambar yang inovatif, House berhasil menciptakan suasana penuh ketegangan dan ketidakpastian. Visual yang penuh warna dan imajinatif, bersama dengan alur cerita tidak terduga, menjadikan film ini sebagai pengalaman sinematik yang berbeda dari horor konvensional.
Keunikan dan kreativitas dalam genre surealisme tidak hanya menyajikan visual yang memukau, tetapi juga menggugah pemikiran dan emosi. Film beraliran surealisme menjadi bukti bahwa sinema memiliki daya tarik yang kuat, mengajak kita untuk melihat dunia dari perspektif yang baru dan penuh imajinasi. Bagi para pencinta film yang mencari sinema unik dan menantang, karya-karya ini adalah tontonan yang wajib disaksikan.
Baca Juga: Mengenal Aliran Surealisme: Pengertian, Sejarah, dan Ciri-Cirinya
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.