Deddy Corbuzier Diganjar Penghargaan KPI Soal Anti Tayangan Alay

Deddy Corbuzier dipanggil KPI, bukan was-was yang dirasa, tapi bangga!

Bukan Master Deddy Corbuzier kalau unggahannya tidak menjadi trending di kanal YouTube. Baru tiga hari unggah vlog berjudul "Artis Alay Kenapa Makin Banyak Sih!!!", beragam postingan muncul dari para artis yang merasa tersindir.

Sebelumnya, warganet menduga video tersebut ditujukan bagi Chika Jessica yang baru-baru ini memutuskan hengkang dari acara yang dibesarkan Deddy, dan memilih ikut program TV "nggak mendidik". Deddy justru tak segan mengklarifikasi bahwa video viral tersebut bukan cuma untuk Chika, tapi semua artis "alay" yang merusak generasi millennial saat ini. Ia mengaku senang dan bangga dapat menyuarakan pendapatnya langsung di depan KPI pada Senin, 12 Maret 2018.

1. Semua ini berawal dari video YouTube yang dia unggah

https://www.youtube.com/embed/phFEZIIAhmE

Kiprah artis "alay" di televisi rupanya membuat Deddy gerah. Bukan tanpa alasan menyebut "alay", banyak artis mempertontonkan guyonan berbau "bullying", mulai dari menyebut nama-nama binatang, saling hina dan ejek, berjoget dipimpin artis lelaki yang bersikap seperti wanita, sampai membeberkan aib pribadi satu sama lain. Deddy menilai fenomena ini berkaitan dengan perilaku generasi millennial yang cenderung kasar dan populer dengan istilah-istilah kurang pantas seperti misalnya "pelakor". 

Kalau kita perhatikan dewasa ini, peran televisi sebagai sarana informasi dan edukasi memang telah jauh bergeser dibandingkan satu dekade sebelumnya. Bagaimana bisa terjadi?

2. Hukum Piramida: Rating, jumlah penonton, dan selera

Deddy Corbuzier Diganjar Penghargaan KPI Soal Anti Tayangan Alayyoutube.com/transTV

Deddy khawatir, mereka yang sudah dibiasakan dengan contoh perilaku "nggak pantas" sejak masih kecil, akan sulit menyesuaikan diri dengan situasi yang menuntut mereka bersikap lebih santun. Anak-anak jadi sulit dibina, sulit mendengarkan guru dan orang tuanya.

Deddy mengungkap, banyak artis makin lama makin "alay" terkait dengan hukum piramida di mana bagian terbawah selalu lebih besar daripada puncaknya. Penonton yang memilih hiburan mendidik jumlahnya kurang jika dibandingkan dengan mereka yang asal menonton. Ini berkaitan juga dengan tingkat pendidikan & ekonomi menengah ke bawah yang tidak menerapkan tontonan selain TV. Sehingga acara apapun ditonton, makin "alay" makin ramai, yang tidak suka pun penasaran ikut menonton.

Buntutnya, job yang demikian "alay" bagi para artis lebih banyak daripada yang berfaedah. Karena jumlah penonton lebih banyak, rating lebih tinggi, sharing lebih besar, penghasilan lebih tinggi, dan lebih cepat terkenal. TV Indonesia masih menuhankan rating, memang tidak dapat disangkal. Sayangnya, kebiasaan menonton seperti ini justru dimulai oleh para orang tua, yang juga membiarkan anak-anaknya menonton tayangan serupa. Lebih aneh lagi, perilaku yang ditiru anak dari TV seolah dibenarkan dan didiamkan oleh lingkungannya.

3. Tapi lagi lagi, kitalah yang tentukan pilihan

Deddy Corbuzier Diganjar Penghargaan KPI Soal Anti Tayangan Alayinstagram.com/mastercorbuzier

Deddy mengherankan artis-artis yang komplain usai tampil di acara "alay", padahal mereka semestinya bisa menolak datang ke acara tersebut. Deddy sendiri berprinsip, acara yang mau dihadiri mesti sesuai dengan pilihannya, tidak peduli berapapun bayaran mereka.

Karena penonton acara "alay" lebih banyak, akhirnya artis berkelas malah jadi "alay", pendatang baru ikut-ikutan "alay", dan yang sudah "alay" akan tetap jadi "alay". Kita tidak bisa ubah mereka. But for smart people, sesuai pesan Deddy, kita bisa ubah attitude kita dalam memilih tontonan yang berfaedah.

Attitude ini memang sulit diubah, Millennials. Tapi selagi kita berpikir untuk generasi yang lebih baik, ajak anak-anak kita untuk mulai mengubah kebiasaan ini.

Sandra Pena Photo Writer Sandra Pena

a doctor, author, narrator.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Agustin Fatimah

Berita Terkini Lainnya