6 Hal yang Bikin Serial TV Boruto Membosankan di Awal Kemunculan

Apa kamu juga merasa bosan menonton serial Boruto?

Bagi yang suka nonton anime Jepang, pasti sudah nggak asing dengan serial Boruto: The Next Generation. Serial anime yang menggambarkan kehidupan ninja dengan berbagai misi yang harus diselesaikan. Dan bagi yang mengikuti serial Boruto, tentu sudah tahu dong kalau serial tersebut merupakan kelanjutan dari seri Naruto Shippuden.

Tapi, sepertinya serial Boruto ini belum menunjukkan kesuksesan layaknya Naruto. Karena bagi yang mengikuti pasti merasa kalau serial Boruto punya alur cerita yang lebih membosankan. Jauh berbeda dibanding serial Naruto. Apa kamu juga merasa begitu?

Penulis pun yang mengikuti serial Naruto dari awal sampai kini menjadi Boruto turut merasa bosan. Memang, untuk anime biasanya ada perbedaan antara komik (manga) dan serial televisinya. Walaupun perbedaannya tidak terlalu jauh, hanya saja di manga biasanya cerita lebih mendetail dan langsung ke intinya, berbeda dengan serial televisi.

Tapi setidaknya, sampai di episode 58 serial Boruto ini kurang greget. Berbeda dibanding serial Naruto. Kalau saja Masashi Kishimoto tak menyelipkan Boruto: Naruto The Movie pada bagian cerita serial Boruto di awal, para penggemar Naruto mungkin saja akan mudah berpaling dan melupakan serial satu ini.

Dan selama mengikuti serial Boruto, penulis pun menyadari kalau ada beberapa faktor yang membuat serial Boruto ini membosankan. Setidaknya, penulis menemukan 6 hal yang mendasari kurang gregetnya serial Boruto.

1. Misi yang terkesan mudah diselesaikan oleh genin

6 Hal yang Bikin Serial TV Boruto Membosankan di Awal Kemunculanchristiantoday.com

Sadar atau tidak, sejak awal serial Boruto dimulai sampai saat ini, Boruto dan kawan-kawannya yang notabene masih genin sangat mudah menyelesaikan berbagai persoalan tanpa bantuan para Jounin.

Intip saja waktu Boruto dan kawan-kawannya bisa mengalahkan monster yang ada di dalam tubuh ketua kelas tanpa bantuan Jounin. Kemudian ketika ada buronan yang mencuri data atau senjata ilmiah milik Konoha, Boruto dan Shikadai bisa menyelesaikannya. Atau ketika Boruto menjalankan misi menjadi penjaga anak orang kaya, ia bisa mengalahkan musuh yang lebih dewasa dan berbahaya tanpa bantuan Jounin.

Dari beberapa hal tersebut, Boruto jadi tak terkesan kuat, tapi musuhnya yang terlalu lemah.

2. Karakter di Boruto yang berada di bawah bayang-bayang orangtuanya

6 Hal yang Bikin Serial TV Boruto Membosankan di Awal Kemunculanboruto.id

Metal Lee, Shikadai, Mitsuki, Shinki, dan beberapa karakter lainnya masih sangat melekat dengan orangtuanya. Memang sih, namanya anak dan orangtua itu ada kemiripan, tapi kalau terlalu mirip pun rasanya jadi agak aneh. Apalagi, kalau kemiripan itu sampai tiga generasi yang tepat di Boruto ini. Jadi, kesannya seperti nggak ada banyak penyegaran tokoh baru di anime Boruto ini.

Bandingkan dengan serial Naruto yang punya banyak karakter kuat. Malah yang paling berkesan itu karakter Orochimaru dan para anggota Pain Akatsuki. Setiap kemunculan masing-masing selalu diiringi backsound yang ‘mereka’ banget.

3. Boruto yang terlalu dominan

6 Hal yang Bikin Serial TV Boruto Membosankan di Awal Kemunculanotakukart.com

Memang sih Boruto jadi tokoh utama di sini, tapi rasanya kalau terlalu dominan pun malah membuat penonton cepat bosan. Kenapa? Karena Boruto seperti paket lengkap yang punya segalanya. Dia termasuk murid yang pintar di sekolah, berbanding terbalik dengan Naruto dulu yang malah bebal.

Ditambah lagi, Boruto seperti mudah menyelesaikan berbagai persoalan, entah dalam menyelesaikan misi atau memberikan motivasi dan menyadarkan teman yang salah jalan.

Tapi kalau dibandingkan Naruto, karakternya di awal bisa dibilang tak terlalu dominan. Karena masih terbagi dengan Sasuke yang bahkan punya kemampuan lebih hebat.

4. Belum adanya misi berat

6 Hal yang Bikin Serial TV Boruto Membosankan di Awal Kemunculanour-lifestyle.club

Berbeda dengan serial manga, untuk serial televisi belum ada misi berat yang diemban oleh Boruto dan kawan-kawannya. Kecuali saat akan menyelamatkan Naruto dari Momoshiki.

Berbeda dengan serial Naruto. Tim 7 bahkan harus menghadapi Zabuza di misi pertamanya. Ninja Jounin selevel Kakashi pun dibuat kewalahan. Bahkan, Sasuke dibuat sekarat dan Naruto sampai harus memunculkan ekor Kyubi.

5. Musuh yang hanya satu kubu

6 Hal yang Bikin Serial TV Boruto Membosankan di Awal Kemunculanborutonesia.com

Mungkin untuk anime bergenre action seperti Boruto ini, suasana damai malah membawa kebosanan. Tidak ada musuh kecuali dari jenis Kaguya, sehingga tak ada musuh berarti seperti pemberontak dari desa lain.

Bandingkan dengan serial Naruto yang di dalamnya banyak muncul musuh, bahkan sesama musuh pun saling bermusuhan. Seperti Orochimaru dan Pain Akatsuki yang dimusuhi Konoha dan desa-desa lain. Tapi Orochimaru dan Akatsuki pun tak akur.

6. Belum ada intrik politik

6 Hal yang Bikin Serial TV Boruto Membosankan di Awal Kemunculandailyanimeart.com

Di serial Boruto, pucuk pimpinan yang dipegang Naruto sama sekali tak tergoyahkan. Bahkan tak ada intrik politik di Konoha. Hal ini sepertinya membuat cerita Boruto jadi sedikit membosankan. Karena tidak ada yang berusaha memisahkan diri atau menggoyahkan posisi hokage dari tangan Naruto.

Berbeda dengan serial Naruto yang menunjukkan banyak intrik politik. Seperti keputusan Hokage kedua menjadikan klan Uchiha sebagai polisi desa dan ditempatkan di pinggir desa karena ingin diasingkan, yang kemudian hal itu memicu rencana pemberontakan Uchiha. Atau terbelah duanya pasukan ANBU, yaitu yang loyal pada Hokage dan yang loyal pada Danzo. Danzo sendiri cukup ambisius ingin menduduki jabatan Hokage.

Nah, inilah 6 hal yang menurut penulis menjadi faktor mengapa serial televisi Boruto lebih membosankan ketimbang Naruto. Tapi, mudah-mudahan saja cerita Boruto bisa lebih menarik lagi karena bagaimanapun penulis tetap menyukai anime buatan Masashi Kishimoto ini.

Tapi, kamu sendiri termasuk yang menganggap serial televisi Boruto seru atau membosankan?

Rahardian Shandy Photo Verified Writer Rahardian Shandy

Rutin menulis sejak 2011. Beberapa cerpennya telah dibukukan dan dimuat di media online. Ia juga sudah menulis 4 buah buku non-fiksi bertema bisnis. Sementara buku fiksi pertamanya terbit pada 2016 lalu berjudul Mariana (Indie Book Corner).

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya