27 Steps of May: Isu Kekerasan Seksual yang Sentuh Rasa Tanpa Kata 

Menceritakan kisah traumatim korban pemerkosaan

Setelah cukup lama vakum dari dunia akting, Raktris kelahiran 7 Juni 1988, Siti Hafar Raihaanun Nabila, kembali melalui film "27 Steps of May" garapan sutradara Ravi Bharwani yang tayang perdana di Indonesia bersama 11 film lainnya di Plaza Indonesia Film Festival kemarin, Jumat (15/2).

Film itu mengangkat salah satu tema penting yang marak terjadi di Indonesia, yaitu kekerasan seksual. Dibintangi oleh Ario Bayu dan Lukman Sardi, film ini sukses membuat penonton kagum dan memberikan tepuk tangan sebagai wujud bangga dan salut akan emosi yang disampaikan pemain melalui film dengan durasi 112 menit ini. Menampar sekaligus menyentuh hati penonton tanpa banyak dialog, berikut 5 alasan "27 Steps of May" layak masuk dalam daftar film terbaik tanah air.

1. Tidak membuat bosan dengan latar tempat, kegiatan yang berulang, namun tidak pernah sama

27 Steps of May: Isu Kekerasan Seksual yang Sentuh Rasa Tanpa Kata Instagram.com/27stepsofmay

Saat kalian berpikir sebuah karya film yang keren adalah film dengan latar belakang yang indah dan syuting di luar negeri, maka kamu akan menyangkal semua hal tersebut saat menyaksikan film yang telah tayang di Busan pada bulan Oktober 2018 lalu ini. Diawali dengan cerita sosok May, remaja 14 tahun yang ceria diperkosa oleh sekelompok orang yang tidak dikenal. Sejak peristiwa itu May menjadi sosok yang tak lagi sama.

May tak bisa menjalani hidup sebagaimana orang normal. Peristiwa tersebut tidak hanya berdampak bagi May, tapi juga sang ayah yang diperankan oleh Lukman Sardi. Sejak itu, May dan ayahnya selalu melakukan rutinitas yang sama, rutinitas yang mereka sendiri tidak tahu kapan akan berakhir, rutinitas yang membuat jalan mereka bak hidup enggan mati tak mau.

Kedua orang malang ini hanya berputar dalam rutinitas yang semakin lama hanyak menyakiti perasaan mereka sendiri. Rutinitas seperti apa? Kita tidak akan ungkapkan di sini.

2. Sampaikan makna dan rasa tanpa kata

27 Steps of May: Isu Kekerasan Seksual yang Sentuh Rasa Tanpa Kata Instagram.com/27stepsofmay

8 tahun berlalu sejak hari dimana May diperkosa, May hidup dengan trauma yang mendalam. Dia menjadi sosok yang tidak pernah mengucapkan sepatah kata sekalipun.

Namun, Raihaanun sukses membuat penonton terkesan dengan aktingnya yang luar biasa. Berbagai emosi yang disampaikan May tanpa ucapan kata, bisa menyentuh hati terdalam penonton. 

Raiihaanun bersama Lukman Sardi sukes memerankan putri dan ayah yang hidup dengan penuh trauma pasca kejadian pemerkosaan. "Memang tidak mudah memerankan karakter yang tidak ada dialognya, dan disitulah yang menariknya sebagai aktor, bagaimana menyampaikan lewat mimik, bukan kalimat," tutur Raihaanun.

3. 'Menampar' penonton dengan trauma yang dialami May

27 Steps of May: Isu Kekerasan Seksual yang Sentuh Rasa Tanpa Kata Instagram.com/27stepsofmay

Tidak hanya menyampaikan cerita biasa, "27 Steps of May" juga 'menampar' penonton dengan berbagai isu yang ia angkat. Film ini membuat kita melihat dari sisi seorang yang mengalami trauma dan perasaan keluarga dari orang yang mengalami trauma.

Film ini mendudukkan kita dalam posisi korban. Rasa sakit yang dialami May seakan langsung terasa dalam hati penonton yang disampaikan melalui akting Raihaanun, Lukman Sardi dan Ario Bayu.

Tak bisa berbuat apa-apa akan kejadian yang menimpa putrinya, ayah May melepaskan segala emosinya dengan menjadi petinju yang kerap pulang dengan penuh luka. Melalui karakter Lukman Sardi, kita diperlihatkan bagaimana dalamnya kasih sayang orangtua hingga apa yang terjadi oleh anaknya menjadi luka yang berkali-kali lipat bagi orangtua.

4. Detail kejadian yang membuat kamu penasaran

27 Steps of May: Isu Kekerasan Seksual yang Sentuh Rasa Tanpa Kata Instagram.com/27stepsofmay

Dalam film yang meraih penghargaan Winner Golden Hanoman Award ini menunjukkan semua hal harus ditempuh dengan penuh kesabaran, meski harus memakan waktu yang cukup lama. Seperti lubang tembok kamar May yang semakin hari semakin besar.

Ya, hal tersebut menggambarkan bagaimana May kembali pulih setelah bertahun-tahun lamanya hidup dengan mengalami trauma yang luar biasa. Film "27 Steps of May" sangat memahami kapan sebuah pertanyaan dalam film harus diungkap.

Hal tersebut membuat film ini tidak hanya memberikan kejutan di awal saja. Berbagai pertanyaan, seperti alasan May yang hanya ingin makan makanan berwarna putih, menyilet lengannya, hingga hal detail lainnya diungkap secara smooth tanpa tergesa-gesa.

5. Mewakili suara korban kekerasan seksual yang terbungkam

27 Steps of May: Isu Kekerasan Seksual yang Sentuh Rasa Tanpa Kata Instagram.com/27stepsofmay

Mewakili suara korban kekerasan perempuan yang kasusnya terbungkam, "27 Steps of May" mengingatkan kita bagaimana pahitnya dampak bagi korban dan keluarga dari hal keji pelaku yang bahkan selama ini masih mengalami pembiaran dari sisi hukum.

Ketidakadilan yang harus dihadapi korban kekerasan seksual hingga KDRT bukan sesuatu yang bisa menerima pemakluman dari masyarakat.

Untuk film yang mengangkat isu penting di Indonesia ini, IDN Times memberi rating 5/5. Dengan kemampuan akting pemain yang luar biasa, karakter yang kuat, pengambilan gambar yang epik, hingga isi cerita dengan penyampaian yang sangat baik membuat film ini wajib disaksikan oleh semua masyarakat Indonesia.

27 Steps of May: Isu Kekerasan Seksual yang Sentuh Rasa Tanpa Kata Instagram.com/27stepsofmay

Topik:

  • Edwin Fajerial

Berita Terkini Lainnya