Pentingnya Festival Film Bagi Edwin, Yosep Anggi Noen dan Joko Anwar

Jadi medium distribusi

Jika kamu bercita-cita untuk menjadi sutradara dan sudah memiliki sebuah film, rasanya sangat perlu untuk mendaftarkan karyamu di festival film. Setidaknya ada beberapa manfaat yang akan kamu dapatkan, mulai dari membangun koneksi dengan sineas lain, memperoleh exposure, hingga mengetahui posisi dan skill membuat film di antara para sutradara dunia.

Beberapa sutradara Indonesia juga banyak yang aktif mendaftarkan karyanya di festival film. Di antaranya bahkan ada yang berhasil mendapat penghargaan dan menggaungkan nama Indonesia di industri perfilman internasional.

Edwin, Yosep Anggi Noen, dan Joko Anwar adalah beberapa sutradara Indonesia yang sering mengikuti festival film internasional bergengsi. Melalui panel discussion Sundance Film Festival 2021 Asia bertajuk ‘How Festivals Change Our Careers’, ketiganya berbagi cerita bagaimana peran festival film dalam karirnya masing-masing. 

1. Berawal dari film pendek

Pentingnya Festival Film Bagi Edwin, Yosep Anggi Noen dan Joko AnwarSutradara Edwin. (IDN Times/Ridho Fauzan)

Edwin yang dikenal sebagai pembuat film Postcards From the Zoo, dan Posesif itu berujar bahwa ia memulai karirnya dari film pendek. Ia mengatakan, festival film menjadi satu-satunya pilihan untuk mendistribusikan karyanya ke penonton. 

“Sebelum Posesif, saya belum punya film yang diputar secara luas di Indonesia. Kebanyakan di putar di komunitas atau di kampus-kampus. Waktu saya bikin film pendek itu memang gak ada pilihan lain selain di festival untuk memutar dan mendistribusikan filmnya,” ujar Edwin.

Diketahui, Edwin baru saja menerima penghargaan dari Locarno Film Festival 2021 lewat karyanya yang berjudul Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas. Untuk pertama kalinya, sutradara Indonesia membawa pulang penghargaan Golden Leopard.

Untuk film tersebut, Edwin pun menilai festival film menjadi cara yang paling masuk akal untuk mempromosikan filmnya di kancah internasional.

“Untuk film itu, dari sistem pendanaannya saja sudah merasa perlu melibatkan produksi internasional. Jadi memang paling masuk akal dan efektif untuk ikut festival,” kata Edwin.

Baca Juga: Sundance Film Festival Segera Mulai, Ini 8 Film yang Bisa Kamu Tonton

2. Menyesuaikan jenis festival dengan film yang dibuat

Pentingnya Festival Film Bagi Edwin, Yosep Anggi Noen dan Joko AnwarSutrada Joko Anwar. (IDN Times/Ridho Fauzan)

Sementara itu Joko Anwar mengatakan, masih banyak yang beranggapan bahwa datang ke festival film hanyalah sebatas menonton dan ajang penghargaan semata. 

Namun lebih dari itu, menurutnya melalui festival ada banyak kesempatan yang bisa diperoleh untuk memperluas distribusi film. Ia juga mengatakan, penting untuk menyesuaikan festival mana yang akan dipilih.

Joko menilai, festival yang sesuai bisa membantu distribusi film, serta karir dari filmmaker-nya sendiri juga mendapatkan spotlight. Sebaliknya kalau festivalnya tidak cocok, malah strategi distribusinya jadi tidak terdengar. 

“Festival film di dunia ini banyak banget ada ribuan. Tapi ya harus pilih yang sesuai. Kalau sudah dapat spotlight tentunya filmnya akan dibeli oleh distributor dan akan didistribusikan ke negara lain atau ke platform lain,” kata Joko. 

3. Memiliki partner yang satu visi

Pentingnya Festival Film Bagi Edwin, Yosep Anggi Noen dan Joko AnwarThe Moonstruck Drive-In in Houston (Dok. Sundance Institute/Iman Mannie)

Dengan mendaftarkan karyamu ke festival, juga bisa menjadi ajang pembuktian kualitas film yang kamu buat. Karena masing-masing festival film di dunia memiliki ukuran tersendiri dengan standar kualitas yang tinggi. 

“Mereka punya standar tersendiri. Ini bisa jadi pembuktian juga. Bisa jadi tools untuk mengetahui kemampuan kita membuat film,” lanjut Joko.

Selain itu, Joko juga menilai perlu ada kerja sama yang harus diikat oleh kesamaan visi, khususnya antara sutradara dengan produser.

“Kuncinya adalah mencari partner yang satu visi. Jadi di awal-awal harus jujur bilang aja bahwa ini film akan lebih sulit diakses oleh penonton kebanyakan. Jadi kita gak bisa bohong ke produser,” tambah Joko.

4. Festival jadi medium promosi film yang efektif

Pentingnya Festival Film Bagi Edwin, Yosep Anggi Noen dan Joko AnwarSutradara Yosep Anggi Noen. (IDN Times/Ridho Fauzan)

Yosep Anggi Noen berpendapat bahwa festival film menjadi salah satu upaya untuk mencari penonton dan sebagai cara mempromosikan film yang efektif dan efisien. Terlebih, jika film yang kamu buat mendapatkan penghargaan di festival.

“Ketika kamu kemudian diapresiasi misalnya dapat penghargaan itu ya kayak bensin untuk menambah penonton,” ujar Anggi. 

Menurut sutradara dari film Science of Fiction itu, hal tersebut tentu menjadi cara yang efektif bagi kamu yang ingin mempromosikan filmmu tapi tidak punya sumber dana yang melimpah. 

“Kita kadang tidak punya uang yang banyak untuk membuat sebuah moda publikasi, dibandingkan PH besar yang sudah mengalokasikan dana promosi yang besar. Film Science of Fiction ketika sudah jadi, menang di festival, dan diulas oleh beberapa media itu kan juga jadi amunisi publikasi,” ujarnya.

5. Menjadi sutradara harus punya “suara”

Pentingnya Festival Film Bagi Edwin, Yosep Anggi Noen dan Joko AnwarJoko Anwar saat berada di lokasi pembuatan film Perempuan Tanah Jahanam. (Dok. Instagram @Jokoanwar)

Terlepas dari peran penting festival film bagi filmmaker, ketiga sutradara tersebut juga sepakat bahwa yang menjadi faktor paling penting keberhasilan sutradara adalah adanya “suara” atau pernyataan sikap sebagai manusia terhadap suatu isu di dalam film yang dibuat. 

“Jadi suara ini yang membuat kita unik di antara sutradara lain. Karena orang ingin tau lebih lanjut tentang apa yang lagi yang dia ingin suarakan. Itu sesuatu yang pure dan sudah ada dalam diri kita, gak mungkin seorang manusia itu gak punya kegelisahan,” ungkap Joko.

Menurut Edwin, hal itu bisa diterapkan di berbagai genre film apapun bahkan film ber-genre komedi romantis sekalipun.  

“Misalnya kita ingin membuat film romantic comedy, kita sudah punya ekspektasi filmnya akan seperti apa. Tapi perlu ditambah lagi dengan statement dari sutradaranya. Ini yang kemudian membuat film tersebut menjadi sesuatu yang bisa lebih dipahami dan unik lagi,” ucap Edwin. (WEB)

Baca Juga: 10 Finalis Short Film Competition oleh Sundance Film Festival: Asia

Topik:

  • Ridho Fauzan

Berita Terkini Lainnya