Film Srimulat: Hil yang Mustahal, Karya Biopik yang Memang Apik

2. Iringan musik yang membawa nuansa ke era tahun 80an

Pemain Srimulat diatas panggung (instagram.com/fajarnugrs)

Di pembuka film, penonton akan disuguhkan dengan iringan musik panggung pementasan Srimulat yang membawa penonton hanyut ke era tahun 80-an. Suara backsound musik itu berasal dari Roberto Delgado yang berjudul Whisky dan Soda. Suara backsound musik tersebut yang kerap kali disiarkan di TVRI pada saat Srimulat akan tayang di televisi.

Serta Asmuni (Teuku Rifnu Wikana) yang menyanyikan tembang lagu Jawa, membuat haru penonton dengan perjalanan kisah para pelawak legendaris Srimulat yang ingin meraih cita-citanya sebagai pelawak terkenal di ibu kota yaitu Jakarta.

Baca Juga: 5 Nilai Kehidupan dari Film Srimulat: Hil yang Mustahal, Inspiratif! 

3. Setting tempat yang menakjubkan

Film Srimulat: Hil yang Mustahal. (instagram.com/ibnujamil)

Pada saat menonton film Srimulat: Hil yang Mustahal babak pertama, kita disuguhkan dengan setting tempat yang begitu apik. Seperti dalam setting tempat panggung di Solo yang aslinya di taman Balekambang lalu dipindahkan ke taman Sriwedari Surakarta. Beberapa setting tempat loket kasir, pasar dan pengambilan gambar jalan ibu kota Jakarta yang diambil dari tahun 80-an. 

Lalu kendaraan mobil yang dipakai oleh grup pelawak Srimulat untuk pergi ke ibu kota, sepeda yang digunakan oleh Gepeng (Bio One) yang memboncengi Basuki (Elang El Gibran Rosadi) di awal pembukaan film, serta mata uang dan juga barang elektronik seperti radio dan tv disetting ulang ke tahun 80-an.

Faktanya, menurut Ananta Harshawarhana selaku director art dari film Srimulat: Hil Yang Mustahal. Untuk menemukan setting tempat yang masih bernuansa tahun 1981, sudah jarang sekali. Hanya ada tinggal beberapa peninggalan-peninggalan saja. Sehingga peninggalan-peninggalan tersebut hanya dapat diperbaharui kembali. 

4. Karakter tokoh yang membuat jatuh cinta

Para cast pemain Srimulat. (instagram.com/naimmaljufri)

Nah, setiap karakter yang ada dalam film Srimulat: Hil Yang Mustahal memiliki keunikan nya tersendiri. Penonton akan diajak ke dalam pencarian mereka untuk menemukan identitas baru dari setiap anggota Srimulat. 

Gaya bicara dari masing-masing pemain pun begitu khas dan para pemain mesti diacungi jempol dengan peran yang mereka mainkan. Sehingga penonton hanya menonton sosok yang berbeda dari setiap pemeran. 

Meskipun generasi Z, kurang mengenal sosok pelawak Srimulat, mereka akan tetap diajak berkenalan melalui film Srimulat: Hil Yang Mustahal babak pertama tahun 2022.

5. Alur cerita yang segar dan menyenangkan

Para pemeran Srimulat. (instagram.com/fajarnugrs)

Pada saat film Srimulat: Hil Yang Mustahal dimulai, kita sudah disuguhkan dengan humor yang mampu menarik penonton untuk tertawa. Terutama pada saat Gepeng (Bio One) yang berusaha untuk menunjukkan bakatnya menjadi seorang pelawak melalui celetukannya, ketika dia sedang mengiringi pementasan panggung Srimulat. 

Adapun dialog bahasa Jawa yang begitu melekat, tidak hendak membuat penonton kebingungan, karena terjemahan bahasa indonesia sudah disediakan dan tetap menghadirkan gelak tawa pada setiap adegannya. 

Selain nilai humor yang ditunjukan, adapun kisah haru yang membuat penonton dibawa menitikkan air mata tentang kisah perjuangan pemain yang ingin menggapai impiannya menjadi seorang pelawak terkenal. Serta kisah persahabatan yang begitu erat, sehingga penonton tidak sadar bahwa film sudah berada di puncak akhir. 

Nah, kesimpulannya dari beberapa ulasan di atas yaitu film genre komedi yang pastinya wajib sekali untuk ditonton, terutama untuk generasi muda yang ingin berkenalan dengan anggota Srimulat melalui film Srimulat: Hil Yang Mustahal. Penasaran kan bagaimana cerita lengkapnya dari Gepeng (Bio One) dan kawan-kawan? Makanya nonton film Srimulat: Hil Yang Mustahal di bioskop, yuk segera!

Baca Juga: Film Srimulat: Hil yang Mustahal, Saatnya Indonesia Tertawa