Iwan Tirta Private Collection Luncurkan Koleksi Baru Condrosengkolo
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Nama Iwan Tirta memang sudah tidak asing lagi di dunia fesyen Indonesia. Beliau adalah sang maestro batik yang berasal dari Blora, Jawa Tengah. Busana rancangan Iwan Tirta pernah dikenakan oleh para kepala negara pada saat pertemuan APEC tahun 1994. Bahkan mantan presiden Afrika Selatan, Nelson Mandela juga pernah mengenakan batik rancangan Iwan Tirta lho.
Meski sudah tiada, warisan batik Iwan Tirta tetap bisa dinikmati hingga sekarang. Kemarin, Iwan Tirta baru saja meluncurkan koleksi terbarunya dalam acara Ciputra World Fashion Week 2017. Peluncuran ini diwakili oleh creative director Iwan Tirta Private Collection, Era Sukamto. Lalu seperti apa sih tampilan dari Iwan Tirta Private Collection ini? Yuk intip!
Koleksi kali ini diberi nama Condrosengkolo.
Koleksi ini sebelumnya sudah pernah diperlihatkan April lalu di Jakarta.
Condrosengkolo memiliki artian sebuah kisah mengenai keselarasan antara manusia dan semesta.
Proses pembuatan Condrosengkolo membutuhkan waktu 2,5 tahun, gak heran jika hasilnya begitu memukau.
Dalam runway, Condrosengkolo dibagi menjadi empat elemen yaitu Akasa, Dahana-tirta, Bawono dan Martuta.
Elemen Akasa sendiri berarti langit.
Koleksinya pun bernuansa biru yang menyimbolkan elemen langit berhias rasi bintang.
Dahana-tirta memiliki arti air dan api.
Editor’s picks
Baca Juga: 5 Coat Merah Dalam Fashion Week 2018 Ini Trendi Banget
Koleksi ini diberi motif naga dan gajah sebagai simbol kesimbangan.
Simbol bumi dengan gradasi coklat diwakili oleh elemen Bawono.
Elemen Bawono sendiri artinya tanah yang disuguhkan dengan gaun sleeveless nan elegan.
Elemen terakhir dalam runway yaitu elemen Maruto yang berarti angin.
Gaun dengan warna-warna cerah ditampilkan sebagai simbol udara.
Paula Verhoeven, lifestyle icon Ciputra World Surabaya tahun ini, juga sukses membawakan dress merah dari elemen Maruto yang diselimuti motif merak menawan.
Koleksi Condrosengkolo ini dikemas begitu apik sehingga aksen budaya Jawa kuno terasa begitu kental.
Era Sukamto menjelaskan bahwa nama Condrosengkolo diambil dari codex setiap batik. Condro itu artinya bulan, sedangkan sengkolo artinya hitungan. Tidak heran jika dalam pembuatan karya ini, Era benar-benar memperhatikan perhitungan dari segala aspek.
Melalui motif kuno, karya-karya Iwan Tirta selalu mengacu pada nilai-nilai luhur. Sehingga kentalnya budaya akan begitu terasa jika mengenakannya. Filosofi-filosofi yang disampaikan Iwan Tirta pun akan tetap melekat dalam karyanya.
Baca Juga: Unik! Desainer Pakai Boneka Sebagai Model Runway