6 Film Indonesia tentang Keluarga Disfungsional yang Layak Direnungi

Katanya, harta yang paling berharga itu adalah keluarga

Rumah sebagai tempat pulang paling aman dan nyaman adalah keluarga.Sebab, di sana seseorang tumbuh rasa cinta, tanpa harus dipaksa dan tumbuh rasa cinta tanpa memandang apa-apa.

Keluarga juga merupakan orang yang mau melakukan apa pun untuk orang terkasihnya. Biasaya, orangtua adalah orang yang paling berperan banyak dalam hal kebahagiaan keluarga. 

Namun, ternyata tidak semua keluarga bisa menjadi tempat pulang paling aman dan nyaman bagi para anggotanya. Sebab, biasanya ada saja orang tua atau anggota keluarga lainnya yang tidak menjalankan "tugasnya" sebagai anggota keluarga. Maka terjadilah disfungsional keluarga. 

Hal itu juga yang coba digambarkan oleh enam film Indonesia di bawah ini. Angkat tema keluarga, cerita di film-film ini juga bisa dijadikan pelajaran berharga, lho.

1. Gara Gara Warisan

https://www.youtube.com/embed/bgrJaKR9w-A

Gara Gara Warisan adalah film keluarga yang tayang pada tahun 2022. Film ini berkisah tentang seorang keluarga laki-laki tua yang mempunyai tiga orang anak dan satu orang istri. Istri yang menemani pun adalah pengganti istri pertamanya yang sudah meninggal dunia.

Masalah yang paling terlihat dalam film yang dibintangi oleh Oka Antara ini adalah rasa pilih kasih yang terjadi antara ketiga anak. Tidak hanya itu, membatasi anak untuk mempunyai cita-cita sendiri, buruknya komunikasi, hingga terlalu membiarkan anak terakhirnya melakukan kesalahan yang terbilang fatal.

Akhirnya, masalah demi masalah bermunculan. Seperti anak-anaknya menjadi jarang pulang, jarang berkunjung ke rumah orangtua, hingga harus berhubungan dengan pihak kepolisian.

2. Ngeri-Ngeri Sedap

https://www.youtube.com/embed/io5YgKdEON8

Masih dari film yang tayang pada tahun 2022, kali ini datang dari Ngeri-Ngeri Sedap. Film ini berkisah tentang kepala keluarga dari suku Batak yang sangat keras dan tidak pernah mau mengalah kepada anggota keluarga lainnya.

Pak Domu (Arswendi Nasution) ingin semua anaknya mempunyai cita-cita berdasarkan keinginannya sendiri. Padahal mereka mempunyai cita-cita masing-masing yang berbeda dari apa yang diinginkan Pak Domu.

Pak Domu bahkan melarang anaknya untuk menikahi orang sunda, menyuruh anak terakhirnya untuk mengurus keluarga, tidak suka dengan pekerjaan anaknya sebagai pelawak, hingga mengatur-atur jodoh dari anak gadisnya. Sebab sudah dewasa, anak-anak Pak Domu pun berontak dan memlih untuk meninggalkan ayahnya di rumah agar bisa berpikir lebih terbuka.

3. Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini

https://www.youtube.com/embed/TcHh986XvI4

Mendapatkan jumlah penonton lebih dari 2 juta, Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini layak untuk dimasukan kedalam film tentang keluarga disfungsional. Sebab komunikasi yang tidak baik, keterbukaan yang kurang, kebebasan berpendapat yang sulit, hingga rasa kasih sayang yang tidak sama, menjadi beberapa faktor disfungsionalnya keluarga di film ini.

Semua anggota keluarga di film NKCTHI mempunyai masalah dan beban yang disebabkan oleh tindakan yang salah dari sang ayah. Sebut saja ibu dan anak pertama yang harus menyimpan rahasia sangat besar, anak kedua yang kurang diperhatikan, hingga si bungsu yang terlalu dikekang. Tentunya masalah-masalah ini membuat mereka menganggap, bahwa keluarga bukan tempat pulang paling nyaman.

4. Ali & Ratu Ratu Queens

https://www.youtube.com/embed/gl6to9XVpw8

Berbeda dari film-film sebelumnya. Ali & Ratu Ratu Queens berkisah tentang seorang anak yang tidak mengetahui siapa ibu kandungnya. Sebab, ia sudah ditinggalkan sang ayah saat masih kecil.

Setelah remaja, Ali (Iqbaal Ramadhan) memutuskan untuk mencari ibu kandungnya ke New York, Amerika Serikat. Sesampainya disana, Ali malah kesulitan mengetahui keberadaan sang ibu yang diperankan oleh Marissa Anita.

Marissa Anita sendiri ternyata sudah mempunyai keluarga baru di New York. Kehadiran Ali pun menjadi pertemuan yang tidak diinginkan oleh Marissa Anita.

Pasalnya, ia menganggap jika dirinya sudah bahagia dengan keluarga barunya. Alhasil, Ali merasa sakit hati dan merasa kalau peran keluarga sangatlah tidak ada dalam kehidupannya.

5. Kapan Pindah Rumah

https://www.youtube.com/embed/zLFy7DTGKwY

Kapan Pindah Rumah memang tidak menceritakan ibu atau keluarga yang kasar, pilih kasih, atau meninggalkan anak-anaknya. Malah seorang ibu yang diperankan oleh Cut Mini ini mempunyai rasa kasing sayang yang sangat besar kepada anak-anaknya dan tidak ada rasa pilih kasih sama sekali. Namun, mengapa bisa disebut sebagai keluarga disfungsional?

Peran seorang ibu memang harus selalu menjaga anak-anaknya. Namun, jika sudah dewasa bahkan menikah, sudah seharusnya mereka mempunyai kehidupan dengan keluarganya sendiri.

Hal inilah yang tidak ada dalam diri Arum (Cut Mini). Dia melarang anak-naknya untuk pindah rumah, meskipun sudah berkeluarga.

6. Film Me vs Mami

https://www.youtube.com/embed/yc6ALmsEqHI

Masih diperankan oleh Cut Mini. Dalam film Me vs Mami, Cut Mini berperan menjadi seorang ibu yang tidak akur dengan anak semata wayangnya. Sifat egois, tidak mau saling mengalah, dan sama-sama keras kepala menjadi tiga hal yang membuat hubungan ibu dan anak ini tidak harmonis.

Ketidak harmonisan mereka juga membuat banyak orang menjadi kesal. Hingga suatu hari setelah perjalanan yang cukup panjang, mereka sadar kalau hubungan antara ibu dan anak haruslah baik. Ibu jadi tempat pulang untuk anaknya. Sementara anak akan menjadi tempat mencurahkan kasih sayang dari sang ibu.

Membangun sebuah keluarga yang harmonis memanglah tidak mudah. Banyak ilmu dan banyak pengalaman yang harus dimiliki, agar semuanya bisa berjalan baik. Hal itu pun dapat kamu pelajari dari enam film di atas.

Sandi Nugraha Photo Verified Writer Sandi Nugraha

Bismillahirrahmanirrahim

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ines Sela Melia

Berita Terkini Lainnya