Everything Everywhere All at Once, Gak Kalah Gokil dari MCU!

A24 gak pernah gagal kalau bikin film

Apa yang terlintas di benakmu ketika mendengar kata multisemesta? Dunia paralel dengan kemungkinkan yang tak terbatas? Versi lain diri kita yang jauh lebih sukses? Segala pertanyaan itu berhasil dirangkum oleh Daniel Kwan dan Daniel Scheinert alias Daniels, selaku sutradara, dalam Everything Everywhere All at Once (2022).

Sebenarnya, film ini telah tayang di Amerika Serikat sejak Maret lalu. Namun, Indonesia baru berkesempatan menayangkannya di bioskop pada 24 Juni kemarin. Di luar dugaan, film ini langsung mendapat antusiasme yang besar dari para penggemar film di tanah air.

Dikatakan lebih "gila" daripada film-film keluaran Marvel Studios, sebenarnya sedahsyat apa, film besutan studio A24 ini? Yuk, baca ulasan lengkapnya berikut ini.

1. Konsep multiverse yang diangkat gak kalah gokil dari film Marvel

Everything Everywhere All at Once, Gak Kalah Gokil dari MCU!Ke Huy Quan, Jamie Lee Curtis, dan Michelle Yeoh dalam film Everything Everywhere All at Once (dok. A24/Everything Everywhere All at Once)

Selama ini, penggemar film mungkin mengenal istilah multisemesta dari film atau serial keluaran Marvel Studios saja. Namun, tema tersebut mampu dieksplorasi lebih jauh oleh Daniels dalam Everything Everywhere All at Once.

Para karakter di dalam film ini memang bukan superhero layaknya Doctor Strange atau Scarlet Witch. Justru, hal tersebutlah yang memfasilitasi Daniels untuk membangun kreativitas mekanisme perpindahan antar universe-nya.

Diceritakan, Evelyn (Michelle Yeoh) diberi sebuah device yang mampu membuat kesadarannya menjelajah ke berbagai dunia alternatif. Uniknya, alat tersebut tak hanya berfungsi untuk melintas, tetapi juga "meminjam" kemampuan khusus yang dimiliki oleh versi lain Evelyn dari semesta mana pun.

Namun, untuk melakukan lompatan alias verse-jumping, Evelyn memerlukan sebuah "pelanting" yang kuat untuk mengirimnya ke semesta tujuan. Pelanting tersebut berupa tindakan absurd yang jarang dilakukannya sehari-hari.

2. Tampilkan beragam dunia alternatif yang unik

Everything Everywhere All at Once, Gak Kalah Gokil dari MCU!Harry Shum Jr. dan Michelle Yeoh dalam film Everything Everywhere All at Once (dok. A24/Everything Everywhere All at Once)

Dalam film ini, orang yang memberi Evelyn device canggih tersebut adalah Alpha Waymond (Ke Huy Quan), versi lain sang suami yang berasal dari dunia bernama Alphaverse. Ia datang untuk memperingatkan Evelyn akan kedatangan Jobu Tupaki, makhluk destruktif yang mengancam stabilitas semesta.

Siapakah Jobu Tupaki? Sosok tersebut hadir sebagai "kejutan" yang melipatgandakan keseruan dalam film ini, lho. Tak hanya Jobu Tupaki saja, penonton juga bakal dibuat terkagum-kagum oleh tampilan beragam dunia alternatif yang dijelajahi oleh Evelyn.

Dua di antaranya yang paling gokil yakni semesta tangan hot dog dan batu. Sekilas, memang terlihat menggelikan. Namun, siapa sangka justru kedua semesta tersebutlah yang mampu memberikan dampak emosional kepada penonton.

3. Hadirkan deretan koreografi yang bikin mata melek

Everything Everywhere All at Once, Gak Kalah Gokil dari MCU!Michelle Yeoh dalam film Everything Everywhere All at Once (dok. A24/Everything Everywhere All at Once)

Selain beragam semesta yang unik, kelebihan lain yang dimiliki film ini ialah unsur martial arts yang tersaji dengan ciamik. Koreografi garapan Andy dan Brian Le—mereka berdua juga turut tampil dalam sejumlah adeganmampu mengingatkan penonton akan kejayaan film-film kungfu yang dibintangi Bruce Lee hingga Stephen Chow.

Masih mengira kalau duel antara Uma Thurman dan Chiaki Kuriyama dalam Kill Bill (2003) adalah yang terbaik? Tunggu sampai kamu melihat pertarungan intens nan absurd antara Michelle Yeoh, Jamie Lee Curtis, dan Jenny Slate.

Semua pertarungan tersebut tak hanya dikemas secara cantik, tetapi juga ampuh memancing tawa penonton. Bikin tegang sekaligus ngakak, deh!

Baca Juga: 9 Fakta Michelle Yeoh, Pukau di Film Everything Everywhere All at Once

4. Ketiga pemeran utamanya suguhkan akting jempolan, Stephanie Hsu sukses curi perhatian!

Everything Everywhere All at Once, Gak Kalah Gokil dari MCU!Stephanie Hsu, Michelle Yeoh, dan Ke Huy Quan dalam film Everything Everywhere All at Once (dok. A24/Everything Everywhere All at Once)

Sebagai hiburan yang komplet, Everything Everywhere All at Once juga menampilkan ensemble cast dengan performa yang memikat. Berperan sebagai Gong Gong, aktor senior James Hong sukses menjelma jadi kakek-kakek badass.

Di sisi lain, Jamie Lee Curtis berakting menyebalkan sebagai petugas pajak bernama Deirdre Beaubeirdre. Namun, interaksinya bersama Michelle Yeoh dalam suatu adegan sukses memantik rasa haru.

Namun, bintang sesungguhnya dalam film ini adalah Michelle Yeoh, Stephanie Hsu, dan Ke Huy Quan. Ketiganya berhasil menciptakan dinamika yang menarik, khususnya hubungan antara Evelyn dengan sang putri, Joy (Stephanie Hsu).

Jika hubungan antara Evelyn dan Waymond mewakili kisah cinta sejati, maka hubungan Evelyn dan Joy merepresentasikan sebuah keikhlasan. Akting Hsu kala berkonfrontasi dengan Yeoh menjelang ending dijamin bakal mengaduk-aduk emosimu.

5. Kaji sejumlah tema yang menarik, dari eksistensialisme hingga nihilisme

https://youtube.com/embed/wxN1T1uxQ2g

Sebelum menggarap Everything Everywhere All at Once, Daniels telah lebih dulu menelurkan film bernuansa absurd lainnya, yakni Swiss Army Man (2016). Layaknya Swiss Army Man, film ini juga mengandung makna simbolis yang menjadi ciri khas duo sineas tersebut.

Alkisah, Jobu Tupaki mempunyai senjata pamungkas berupa black hole berbentuk bagel. Lubang hitam tersebut diumpamakan sebagai nihilisme alias pandangan yang meyakini bahwa segala bentuk kehidupan tak memiliki arti dan tujuan sama sekali.

Sebaliknya, cinta Waymond kepada Evelyn mewakili eksistensi manusia sebagai makhluk yang perasa. Meski terkesan berlawanan, Daniels tak berusaha menggurui penonton tentang pandangan mana yang lebih benar.

Justru, mereka berusaha menyampaikan kalau dua prinsip yang berbeda sekalipun mampu berjalan beriringan jika individu di dalamnya mau saling mengerti dan menghormati. Setuju?

Berhasil menampilkan kegilaan, kelucuan, hingga keharuan di sepanjang film, Everything Everywhere All at Once layak dinobatkan sebagai salah satu film terbaik tahun ini. Tak heran jika Russo brothers (Avengers: Endgame) tertarik untuk memproduseri film ini. Gimana, masuk ragu buat menyaksikannya gak, nih?

Baca Juga: 5 Alasan Kamu Wajib Nonton Film Everything Everywhere All at Once

Satria Wibawa Photo Verified Writer Satria Wibawa

Movies and series enthusiast. Feel free to read my reviews on Insta @satriaphile90 or Letterboxd @satriaphile. Have a wonderful day!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Naufal Al Rahman
  • Indra Zakaria

Berita Terkini Lainnya