The Super Mario Bros. Movie, Fan Service yang Dibuat dengan Hati

Fans full senyum, bukan penggemar pun bakalan terhibur!

Setelah tahun lalu sukses menghibur para pencinta film animasi lewat Minions: The Rise of Gru (2022), tahun ini Illumination kembali lewat judul terbarunya, The Super Mario Bros. Movie (2023). Diangkat dari game Nintendo yang populer, film ini menggandeng sejumlah aktor kondang, seperti Chris Pratt, Anya Taylor-Joy, dan Jack Black, sebagai pengisi suara para karakter kesayangan penggemar.

Meski disambut antusias oleh seluruh masyarakat, The Super Mario Bros. Movie nyatanya tak mampu memenangkan hati para kritikus. Mendapat predikat rotten alias tomat busuk dengan perolehan skor 53 persen di Rotten Tomatoes, film yang tayang sejak Rabu (5/4/2023) di bioskop Indonesia ini dikritik karena terasa sebagai fan service alih-alih film dengan "cerita".

Lantas, apakah hal tersebut menjadikan The Super Mario Bros. Movie sebagai film yang menghambur-hamburkan uang para penonton non-fannya? Untuk menepis keraguanmu, ada baiknya jika kamu menyimak review film The Super Mario Bros. Movie di bawah ini sebelum menyaksikannya. Psst, ternyata apa yang dikatakan para kritikus tersebut gak seratus persen akurat, lho!

1. Bukan Princess Peach, kali ini Mario harus menyelamatkan Luigi

The Super Mario Bros. Movie, Fan Service yang Dibuat dengan Hatiadegan dalam film The Super Mario Bros. Movie (dok. Illumination/The Super Mario Bros. Movie)

Bagi kamu yang beranjak dewasa dengan Super Mario Bros., tentu paham alur cerita game-nya tak jauh-jauh dari usaha Mario (dan Luigi, dalam mode multiplayer) untuk menyelamatkan Princess Peach dan membebaskan Mushroom Kingdom dari cengkraman King Koopa alias Bowser.

The Super Mario Bros. Movie masih menampilkan ancaman Bowser terhadap Mushroom Kingdom sebagai fokus ceritanya. Hanya saja, alih-alih menyelamatkan Princess Peach (Anya Taylor-Joy) dan Mushroom Kingdom, motivasi terbesar Mario (Chris Pratt) justru menyelamatkan adiknya, Luigi (Charlie Day), yang tersesat di Dark Lands dan menjadi tawanan Bowser (Jack Black).

Alkisah, setelah mencuri Super Star milik Penguin King (Khary Payton), Bowser berniat menghancurkan seluruh kerajaan dan menikahi Princess Peach. Memiliki tujuan yang sama untuk menghentikan Bowser, Princess Peach dan Mario—turut menemani mereka yakni Toad (Keegan-Michael Key)—melakukan perjalanan ke Jungle Kingdom guna membujuk sang raja, Cranky Kong (Fred Armisen), untuk meminjamkan pasukannya.

Rupanya, Cranky Kong mengajukan syarat yang tak mudah. Ia mau membantu selama Mario bisa mengalahkan anaknya, Donkey Kong (Seth Rogen), dalam sebuah pertandingan. Mampukah Mario mengalahkan Donkey Kong? Dan yang terpenting, bisakah ia membebaskan Luigi?

2. Bertabur referensi dari sejumlah game Mario yang legendaris, siap bernostalgia?

The Super Mario Bros. Movie, Fan Service yang Dibuat dengan Hatiadegan dalam film The Super Mario Bros. Movie (dok. Illumination/The Super Mario Bros. Movie)

Bukan The Super Mario Bros. Movie namanya kalau tak menampilkan sejumlah referensi dari seri game-nya. Mulai dari perpaduan visual antara game Wrecking Crew dan Super Mario Bros. versi orisinal, kemunculan item-item penting, seperti Coins, Super Mushrooms, dan Ice Flowers, hingga crossover antara Mario vs. Donkey Kong dan Super Mario Bros. 3 (lengkap dengan Tanooki Suit yang menggemaskan!), semuanya disajikan secara menarik.

Fan service yang terdapat dalam The Super Mario Bros. Movie tak hanya dalam bentuk visual saja, tapi juga banyolan yang ditulis oleh Matthew Fogel (Minions: The Rise of Gru), selaku penulis naskah. Salah satu yang menggelitik adalah "Sorry Mario, but your princess is in another castle" yang merupakan plesetan dari "Thank you Mario, but our princess is in another castle" (slogan di game orisinalnya).

Namun, seperti yang terlihat di trailer, kehadiran Mario Kart dan Rainbow Road adalah salah satu highlight dalam The Super Mario Bros. Movie. Disajikan dengan penuh tenaga oleh Aaron Horvath dan Michael Jelenic (Teen Titans Go!), selaku sutradara, adegan tersebut tak hanya mengimajinasi ulang game Mario Kart 8, tetapi juga terlihat seperti versi colorful dari Mad Max: Fury Road (2015)!

3. Naskah buatan Matthew Fogel berikan modifikasi pada sejumlah karakter

The Super Mario Bros. Movie, Fan Service yang Dibuat dengan Hatiadegan dalam film The Super Mario Bros. Movie (dok. Illumination/The Super Mario Bros. Movie)

Seperti yang telah disinggung di poin pertama, keputusan The Super Mario Bros. Movie untuk mengubah motivasi Mario adalah sebuah keberanian yang besar. Namun, alih-alih mengkhianati esensi gamenya, naskah buatan Matthew Fogel justru memberikan kedalaman pada sejumlah karakter favorit penggemar.

Salah satunya adalah Princess Peach. Jika di dalam game karakter ini dikenal sebagai damsel in distress (baca: putri yang perlu diselamatkan), maka Princess Peach dalam The Super Mario Bros. Movie adalah seorang putri yang tangguh dan pemberani. Sekadar informasi, penggambaran dirinya di film ini lebih mengarah kepada karakternya dalam game berjudul Super Princess Peach.

Selain itu, Fogel juga memperkuat unsur keluarga dalam alur cerita The Super Mario Bros. Movie. Bagaimana Mario dianggap remeh oleh ayahnya dan hubungan persaudaraannya yang kuat dengan Luigi, menjadi bukti bahwa film ini bukan hanya sekadar fan service, tapi juga memperhatikan sisi penceritaan.

Baca Juga: Sinopsis The Super Mario Bros. Movies, Misi Menyelamatkan Luigi

4. Penjiwaan para pengisi suara yang oke, Jack Black gak ada obat!

The Super Mario Bros. Movie, Fan Service yang Dibuat dengan Hatiadegan dalam film The Super Mario Bros. Movie (dok. Illumination/The Super Mario Bros. Movie)

Keseruan yang tersaji dalam The Super Mario Bros. Movie takkan lengkap tanpa totalitas para aktor pengisi suaranya. Chris Pratt, yang pernah menghidupkan sejumlah karakter utama yang kikuk namun dapat diandalkan, seperti Emmet Brickowski (The Lego Movie), Peter Quill alias Star-Lord (seri film Guardians of the Galaxy), dan Barley Lightfoot (Onward), tentu tak kesulitan menyuarakan Mario.

Hal tersebut juga berlaku bagi Anya Taylor-Joy, Charlie Day, Keegan-Michael Key, Seth Rogen, dan Fred Armisen yang sudah lekat dengan ciri khas masing-masing karakter dalam The Super Mario Bros. Movie (contoh: Anya Taylor-Joy yang kerap memainkan peran-peran badass dan Seth Rogen yang jago membawakan karakter menyebalkan tapi sebenarnya setia kawan).

Namun, Jack Black sebagai Bowser adalah hal yang spesial. Aktor yang kerap membawakan berbagai peran ikonik tersebut tak hanya mampu menampilkan sisi Bowser yang mengintimidasi, tapi juga sisi hopeless romantic dari sang villain. Bahkan, sang aktor juga memamerkan musikalitasnya lewat sebuah balada menggugah berjudul "Peaches."

5. Berdurasi 92 menit, efektif atau malah kurang?

The Super Mario Bros. Movie, Fan Service yang Dibuat dengan Hatiadegan dalam film The Super Mario Bros. Movie (dok. Illumination/The Super Mario Bros. Movie)

Sejak era Despicable Me (2010) sampai sekarang, Illumination jarang memproduksi film animasi yang berdurasi lebih dari 100 menit. Dua judul yang mendobrak tradisi ini adalah Sing (2016) dan sekuelnya, Sing 2 (2021), yang masing-masing berdurasi 107 dan 110 menit.

The Super Mario Bros. Movie pun hanya berdurasi lima menit lebih panjang dari film animasi besutan Illumination tahun lalu, Minions: The Rise of Gru (2022), yakni 92 menit. Di satu sisi, durasi ini memang efektif menjaga agar fokus cerita tak melebar ke mana-mana. Namun, di sisi lain, ada banyak sekali potensi (dalam hal ini worldbuilding) yang bisa dikembangkan mengingat universe dalam game-nya sendiri sangat luas.

Namun, melihat post-credit scene kedua yang mengisyaratkan kemunculan salah satu karakter sidekick favorit penggemar dalam sekuelnya (atau spin-off-nya, mungkin?) kelak, rasanya tak berlebihan jika menyebut film ini sebagai franchise masa depan Illumination selain Despicable Me, The Secret Life of Pets, dan Sing. Kamu bisa menebak, gak, karakter siapa yang dimaksud?

Sebagai penggemar Super Mario Bros., penulis pribadi merasa puas dengan apa yang disajikan Illumination dalam The Super Mario Bros. Movie. Namun, meskipun kamu bukan penggemarnya, penulis yakin kamu juga akan bisa menikmati hiburan yang ditawarkan dalam film ini, lho. Jadi, jangan ragu untuk mengajak teman dan keluargamu menonton The Super Mario Bros. Movie di bioskop, ya!

Baca Juga: 10 Film Animasi yang Dibintangi Artis The Super Mario Bros. Movie

Satria Wibawa Photo Verified Writer Satria Wibawa

Movies and series enthusiast. Feel free to read my reviews on Insta @satriaphile90 or Letterboxd @satriaphile. Have a wonderful day!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Naufal Al Rahman

Berita Terkini Lainnya