9 Film Blockbuster yang Dihancurkan oleh Skor "Busuk" Rotten Tomatoes

Sudah nonton salah satunya?

Studio film terkenal memang memiliki love-hate relationship dengan Rotten Tomatoes. Jika situs tersebut mengatakan kalau film itu "segar," maka mereka tidak akan berhenti menggembar-gemborkan ulasan yang hangat di situsnya.

Di sisi lain, eksekutif Hollywood sering menyalahkan Rotten Tomatoes karena penurunan penjualan tiket, terutama ketika datang ke film blockbuster. Argumennya adalah bahwa jika penonton mengetahui kalau film itu "busuk," maka mereka akan tinggal di rumah alih-alih menghabiskan uang untuk menonton film tersebut.

Jadi, apakah Rotten Tomatoes benar-benar memengaruhi penonton bioskop? Nah, sebuah penelitian oleh Pusat Teknologi Hiburan USC mengatakan tidak, tetapi studi internal oleh Paramount dan 20th Century Fox mengatakan ya, terutama ketika datang ke generasi milenial. Dengan kata lain, ini adalah topik perdebatan yang hangat.

Dari berbagai genre, berikut 9 film blockbuster yang dihancurkan oleh skor "busuk" Rotten Tomatoes.

1. Fantastic Four

https://www.youtube.com/embed/_rRoD28-WgU

Sebelum Fantastic Four sempat diputar di bioskop, 20th Century Fox telah menjadwalkan perilisan sekuelnya di bulan Juni 2017. Sayangnya, film Marvel dengan anggaran US$120 juta ini sudah hancur sejak awal perilisannya. Film ini hanya dapat meraup US$56 juta di dalam negeri dan US$111 juta secara internasional.

Jadi apa yang salah? Mungkinkah karena film ini kalah bersaing dengan Mission: Impossible - Rogue Nation? Atau mungkin itu ada hubungannya dengan skor Rotten Tomatoes-nya yang mengerikan?

Nyatanya, Fantastic Four dihajar habis-habisan oleh para kritikus. Film ini hanya memiliki tomatometer, skor khas Rotten Tomatoes, sebesar sembilan persen, menjadikannya film Marvel terburuk sepanjang masa. Secara kritis, itu lebih buruk daripada Ghost Rider, Daredevil, bahkan Howard the Duck.

Supergrup ini juga hampir tidak sepopuler Avengers atau X-Men. Jadi ketika audiens biasa melihat skor sebesar sembilan persen, mereka mungkin memutuskan untuk menonton petualangan Tom Cruise ketimbang reboot empat superhero ini.

2. Gods of Egypt

https://www.youtube.com/embed/IJBnK2wNQSo

Terlepas dari apa yang telah kalian dengar, Gods of Egypt sebenarnya cukup menyenangkan. Film ini punya ular kobra raksasa, pertempuran epik, dan Gerard Butler sebagai dewa Mesir dengan aksen Skotlandia.

Namun, ketika film ini diluncurkan pada tahun 2016, sebagian besar kritikus langsung mengirim film fantasi ini ke dunia bawah. Hasilnya, Gods of Egypt hanya memperoleh tomatometer sebesar 15 persen, dengan kritikan yang berpusat para pemainnya yang berkulit putih, akting yang hammy, dan CGI yang buruk.

Serangan kritis itu pun berhasil menjauhkan penonton dari loket tiket. Alhasil, film seharga US$140 juta ini hanya dapat meraup laba domestik sebesar US$31 juta dan US$150 juta secara internasional.

3. Live by Night

https://www.youtube.com/embed/ClcQUlXcCKw

Masih diperdebatkan apakah ulasan buruk dapat benar-benar melukai film blockbuster atau tidak. Namun ketika datang ke Academy Awards, para kritikus adalah kunci keberhasilan yang mutlak. Hal ini pun menjadi berita buruk bagi Ben Affleck dan proyeknya di tahun 2016, Live by Night.

Aktor yang berubah menjadi sutradara ini memang telah menemukan kesuksesan kritis back-to-back dengan tiga filmnya: Gone Baby Gone, The Town, dan Argo. Namun ketika Live by Night didaulat untuk menjadi kemenangan keempatnya, para kritikus langsung menempelkan sepasang sepatu semen ke posternya.

Dengan Affleck sebagai pemeran utama (dan juga pria di belakang kamera), Live by Night menceritakan kisah mafia pemabuk yang harus berurusan dengan KKK. Terlepas dari periode potensialnya, nyatanya para kritikus tetap tidak terkesan dengan film ini.

Akibatnya, Live by Night hanya mendapatkan skor sebesar 35 persen pada Rotten Tomatoes. Lebih buruknya lagi, Live by Night hanya meraup US$22 juta di seluruh dunia dibandingkan anggarannya yang sebesar US$65 juta, menjadikannya film terburuk Affleck sepanjang kariernya sebagai sutradara.

Baca Juga: 5 Film Terbaik 2019 dengan Rating Tertinggi Versi Rotten Tomatoes!

4. Baywatch

https://www.youtube.com/embed/eyKOgnaf0BU

Di atas kertas, Baywatch terdengar seperti film yang akan sukses: mereka memiliki Dwayne Johnson dan Zac Efron dalam remake R-rated dari acara TV 90-an yang populer. Secara teori, film ini seharusnya menghasilkan banyak uang, tetapi pada kenyataannya film komedi penjaga pantai ini tenggelam dalam gelombang ulasan negatif.

Memang, ada banyak faktor lain yang berperan dalam kehancuran film ini. Pada saat itu, Baywatch harus melawan Guardians of the Galaxy Vol. 2 dan film Pirates of the Caribbean kelima. Lalu, rating R membuat anak-anak keluar dari bioskop sebelum menontonnya.

Ketika dibuka pada akhir pekan Memorial Day, Baywatch hanya menghasilkan sekitar US$26 juta dari yang diproyeksikan akan meraup sebesar US$40 - 45 juta (menurut Forbes). Pada akhirnya, film ini hanya meraup keuntungan domestik sebesar US$58 juta dan US$177 juta di seluruh dunia.

5. The Dark Tower

https://www.youtube.com/embed/GjwfqXTebIY

Selama lebih dari sepuluh tahun, para penggemar Stephen King dengan sabar menunggu pertarungan antara Roland Deschain dan Randall Flagg di layar lebar. Dan pada tahun 2017, mimpi gelap mereka akhirnya menjadi kenyataan.

Dibintangi oleh Idris Elba dan Matthew McConaughey, The Dark Tower seharusnya memulai sebuah waralaba besar, tetapi film tersebut malah mendapat beberapa guncangan sebelum sampai ke bioskop. Sony Pictures perlu waktu lama untuk merilis trailer, dan film ini dihantui oleh kisah buruk di belakang layar.

Banyak kritikus yang mengecam The Dark Tower, sehingga film ini hanya menghasilkan 16 persen pada tomatometer. Variety memperkirakan film ini akan menghasilkan antara US$20 - 25 juta pada akhir pekan pembukaannya.

Nyatanya, The Dark Tower hanya memperoleh US$19,5 juta pada akhir pekan pembukaannya sebelum mengakhiri penjualan domestiknya dengan US$50 juta, lebih kecil dibandingkan anggarannya yang sebesar US$60 juta.

Dengan ulasan yang mengerikan dan hasil box office yang buruk, The Dark Tower resmi hancur dan mematahkan hati penggemar novel Stephen King di seluruh dunia.

6. Ghost in the Shell

https://www.youtube.com/embed/tRkb1X9ovI4

Dibuat berdasarkan animenya pada tahun 1995, Ghost in the Shell sudah mendapatkan kesulitan sejak mengumumkan Scarlett Johansson sebagai Mayor Motoko Kusanagi. Setelah berita itu tersebar, orang-orang menjadi geram karena studio lebih memilih aktris kulit putih sebagai polisi Jepang ketika ada banyak aktris Asia yang bisa mereka pilih.

Namun, trailer-nya sangat mengesankan dan filmnya tampak indah. Entertainment Weekly memperkirakan film ini akan meraup setidaknya US$30 juta pada akhir pekan pembukaannya. Namun ketika Kusanagi beraksi di tiga hari pertamanya, ia hanya menghasilkan US$18,6 juta.

Di dalam negeri, Ghost in the Shell hanya menghasilkan US$40 juta dibandingkan anggarannya yang sebesar US$110 juta, mendorong kepala distribusi Paramount, Kyle Davies, untuk menyalahkan para kritikus karena telah menjelek-jelekkan film tersebut.

Memang, skandal whitewashing menjadi salah satu unsur negatif film ini, tetapi itu bukan satu-satunya alasan mengapa Ghost in the Shell mendapatkan 43 persen pada Rotten Tomatoes.

Film ini gagal mempertahankan kisah aslinya, baik ketika datang ke cerita dan ide-ide filosofis yang membuat versi animenya begitu pedih. Terlepas dari kekuatan Johansson, audiens Amerika tetap enggan menontonnya, menunjukkan bahwa bahkan A-listers sekalipun tidak dapat menentang kekuatan dari situs tomat itu.

7. King Arthur: Legend of the Sword

https://www.youtube.com/embed/6rbPTQIdjmY

Disutradarai oleh Guy Ritchie dan dibintangi oleh Charlie Hunnam, King Arthur: Legend of the Sword memiliki anggaran produksi sebesar US$175 juta, tetapi hanya mendapatkan US$148 juta di seluruh dunia.

Memang, ada banyak faktor yang berperan dalam kudeta King Arthur, seperti fakta kalau ia harus bersaing dengan Guardians of the Galaxy Vol. 2, dan bahwa Jude Law adalah satu-satunya bintang nyata dalam film tersebut. Selain itu, film ini dicerca dengan ulasan buruk, sehingga diberi skor 31 persen oleh Rotten Tomatoes.

Sebaliknya, para kritikus lebih mendorong audiens untuk bergaul dengan Star-Lord alih-alih King Arthur, membunuh Warner Bros dan harapannya untuk menciptakan alam semesta sinematik King Arthur. Hal ini menegaskan kalau pena kritikus lebih tajam dari pedang Excalibur milik King Arthur.

8. The Mummy

https://www.youtube.com/embed/IjHgzkQM2Sg

Sejak The Avengers muncul, studio-studio film berusaha mati-matian untuk memulai dunia sinematik mereka sendiri. Salah satunya adalah Universal's Dark Universe. Kepala produksi Universal bahkan sudah merencanakan semuanya: akan ada film Bride of Frankenstein, Invisible Man, dan film yang menampilkan Creature from the Black Lagoon.

Film-film ini akan dibintangi nama-nama besar seperti Johnny Depp dan Javier Bardem, tetapi semuanya bergantung pada keberhasilan The Mummy. Namun alih-alih meluncurkan waralaba baru, The Mummy justru dihempaskan di box office. Bahkan Tom Cruise tidak bisa mengalahkan kutukan yang datang dari para kritikus ini.

The Mummy akhirnya hanya diberi skor 15 persen oleh Rotten Tomatoes. Awalnya, film ini diperkirakan akan meraup US$40 juta di pembukaan dalam negeri, walau nyatanya hanya mendapat US$31,6 juta.

Akhirnya, film ini hanya menghasilkan US$80 juta di Amerika Serikat dengan anggaran sebesar US$125 juta. Terima kasih atas ulasan buruknya, karena inkarnasi alam semesta sinematik yang gelap ini (mungkin) akan berakhir sebelum waktunya.

9. A Wrinkle in Time

https://www.youtube.com/embed/UhZ56rcWwRQ

Berdasarkan novel karya Madeleine L'Engle, A Wrinkle in Time memegang tempat khusus dalam sejarah perfilman, terutama karena sutradara Ava Duvernay menjadi wanita kulit hitam pertama dalam sejarah Hollywood yang memimpin film dengan anggaran lebih dari US$100 juta.

Dan dengan bintang-bintang seperti Oprah Winfrey, Chris Pine, Reese Witherspoon, dan Mindy Kaling, film ini menjadi salah satu proyek yang diperkirakan akan sukses. Oleh karena itu, Disney mengeluarkan banyak uang untuk mempromosikan film ini.

Namun begitu ulasan mulai mengalir, semakin jelas mengapa "House of Mouse" sangat ingin menjauhkan para kritikus dari film-filmnya. Terlepas dari ekspetasi yang tinggi, A Wrinkle in Time berakhir dengan skor sebesar 42 persen pada Rotten Tomatoes.

Akibatnya, film ini berantakan di bioskop. Anggaran untuk film ini diperkirakan antara US$150 - 250 juta, tetapi hanya memperoleh total US$132,6 juta di seluruh dunia, menambahkan kerutan pada filmografi Duvernay yang mengesankan.

Nah, itu tadi 9 film blockbuster yang dihancurkan oleh skor "busuk" Rotten Tomatoes. Jika kalian menyukai suatu film, terlepas dari skor atau rating yang buruk, maka tonton lah film tersebut dan abaikan penilaian para kritikus. Biarkan kalian sendiri yang menilai bagus atau buruknya film tersebut dengan mata kepala kalian sendiri.

Baca Juga: Apa yang Terjadi Seandainya Sinetron Indonesia Punya Pengulas Ala Rotten Tomatoes?

Shandy Pradana Photo Verified Writer Shandy Pradana

"I don't care that they stole my idea. I care that they don't have any of their own." - Tesla // I am a 20% historian, 30% humanist and 50% absurdist // For further reading: linktr.ee/pradshy

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya