Menguras Pikiran, Rekomendasi 6 Film Non-Horor yang Wajib Kamu Tonton

Salah satunya menceritakan peristiwa di Indonesia lho!

Manusia selalu tertarik pada emosi yang kuat. Oleh karena itu, tak heran kalau beberapa film horor dapat membuat kita merasa tidak nyaman. Bahkan, beberapa di antaranya dapat mengganggu pikiran kita, sampai-sampai kesulitan untuk tidur di malam hari. Namun sepanjang sejarah sinematik, tidak semua film yang paling "mengganggu" adalah film horor.

Daftar di bawah ini akan membahas beberapa film non-horor yang justru dapat menganggu pikiran penontonnya. Berikut daftarnya!

1. A Clockwork Orange (1971) 

https://www.youtube.com/embed/vN-1Mup0UI0

Rasanya cukup sulit untuk menunjuk satu film yang dapat menggambarkan kehebatan Stanley Kubrick. Mulai dari film sci-fi epik 2001: A Space Odyssey hingga horor psikologis The Shining, atau dari film sejarah Barry Lyndon hingga drama erotis Eyes Wide Shut, semua filmnya adalah masterpiece dalam sejarah sinematik.

Namun jika kita membicarakan salah satu filmnya yang paling kontroversial, maka itu adalah A Clockwork Orange. Dibuat berdasarkan novel karya Anthony Burgess, film ini membahas tema-tema mendalam dan dewasa seperti geng, kekerasan dan kenakalan remaja, psikiatri, moralitas, keadilan, dan pendidikan ulang.

Berlatar di masa depan distopia, A Clockwork Orange berpusat pada sosok Alex DeLarge dan kelompok droogs-nya. Bersama-sama, mereka sering merampok rumah, mencuri mobil, bahkan melakukan pemerkosaan. Suatu hari, Alex tertangkap dan direhabilitasi untuk menghilangkan sisi brutal di dalam dirinya.

Namun, terapi yang ia jalani justru sangat brutal, di mana Alex dipaksa menonton film-film yang sarat akan kekejaman dan adegan seksual. Selain berhasil merepresentasikan kekerasan secara eksplisit di film ini, Kubrick juga berhasil mengangkat konsep dasar novel A Clockwork Orange, yaitu unsur moral dan etika yang berkaitan erat dengan masyarakat modern.

2. Salò, or the 120 Days of Sodom (1975) 

https://www.youtube.com/embed/VLdO-qkY1pQ

Pembuat film dan penyair asal Italia, Pier Paolo Pasolini, terbunuh pada tanggal 2 November 1975, satu hari sebelum ia menyelesaikan film terakhirnya, Salò, or the 120 Days of Sodom.

Berdasarkan buku yang ditulis oleh Marquis de Sade, film ini berlatar selama pemerintahan Republik Salò yang fasis (1943-1945), di mana empat bangsawan Italia menculik beberapa remaja lalu menyiksa mereka selama berbulan-bulan.

Film ini sangat kontroversial (bahkan sampai hari ini) karena gambaran pembunuhan, pemerkosaan, penyiksaan, kekerasan ekstrem, coprophagia, dan disorientasi seksual di dalamnya. Film ini juga dilarang tayang di banyak negara karena dianggap "cabul" dan "amoral," walau kritik itu sendiri sangat tidak logis dan tidak masuk akal.

Meskipun dapat "mengguncang" psikologis penontonnya, Salò tidak hanya merepresentasikan kebrutalan secara cuma-cuma. Film ini juga menjadi sebuah kritikan terhadap orang-orang berkuasa yang dapat melakukan semua hal yang mereka "suka," meski hal itu sangat amoral dan melawan hukum yang ada.

 3. Happiness (1998) 

https://www.youtube.com/embed/vytCd8lb-u8

Film karya Todd Solondz ini adalah campuran dari komedi gelap dan drama yang, sayangnya, ditolak oleh Sundance Film Festival karena "kecabulannya." Dalam Happiness, Solondz berhasil menyajikan skenario brilian yang tentunya dibantu oleh aktor yang berbakat seperti Philip Seymour Hoffman.

Lewat film ini, ia mampu menunjukkan kepada kita tentang kesia-siaan dan kehampaan eksistensi manusia dengan sebuah drama real-life dan beberapa ironi di dalamnya. Setelah menontonnya, kita akan sadar kalau semua orang hanya tertarik pada uang, dominasi, dan seks.

Bahkan remaja di dalam film ini, yang digambarkan menjadi satu-satunya orang yang "bahagia," justru menemukan kebahagiannya ketika berhasil melakukan ejakulasi untuk pertama kalinya.

Baca Juga: Tegang Abis, Ini 15 Rekomendasi Film Horor Korea

4. Mulholland Drive (2001)

https://www.youtube.com/embed/jbZJ487oJlY

Selain dianggap sebagai salah satu karya terbaik David Lynch, Mulholland Drive juga dianggap oleh banyak kritikus sebagai film terbaik di tahun 2000-an. Bahkan, BBC Culture memilih Mulholland Drive sebagai film terbaik di abad ke-21.

Film ini bercerita tentang seorang calon aktris yang datang ke Los Angeles untuk mencari kesuksesan, dan secara keseluruhan mengkritik latar belakang industri perfilman yang sering dipandang sebagai tempat di mana uang dan kekuasaan lebih penting daripada bakat dan tekad.

Lebih dari itu, Lynch sendiri adalah seorang "master of surrealism," di mana Mulholland Drive adalah sebuah gambaran "mimpi buruk" yang ditunjukkan lewat palet warna dan adegan-adegan yang menganggu di dalamnya. Singkatnya, Mulholland Drive adalah ​​sebuah drama neo-noir yang lebih menakutkan dari 99 persen film horor mainstream.

5. Dogtooth (2009)

https://www.youtube.com/embed/kuyFxZ5OHIM

Sebelum terkenal karena mengarahkan The Lobster, The Killing of a Sacred Deer, atau The Favourite, sutradara asal Yunani, Yorgos Lanthimos, mendapatkan pengakuan universal lewat film yang sangat indah dan brilian ini.

Kuat, mendalam, dan penuh adegan yang akan terus "menggema" di dalam kepala kalian untuk waktu yang lama, Dogtooth menjelaskan tentang segala kemungkinan buruk yang bisa terjadi dalam sebuah keluarga. Setelah menontonnya, kalian mungkin akan berkata, "Kasihan sekali ya anak-anak dalam film ini."

6. The Act of Killing (2012) 

https://www.youtube.com/embed/rcWKf4IQQeQ

Pembuat film asal Amerika, Joshua Oppenheimer, membuat dua film dokumenter tentang pembunuhan massal (genosida) di Indonesia pada tahun 1965-66; salah satu peristiwa paling tragis dan menyisakan noda merah pada sejarah Indonesia. Dua film tersebut adalah Jagal (The Act of Killing) dan Senyap (The Look of Silence).

Genosida tersebut, yang juga dikenal sebagai "Pembersihan Komunis di Indonesia" atau "Tragedi 1965," telah merenggut nyawa ratusan ribu warga sipil, simpatisan komunis, anggota PKI, para ateis, etnis Tionghoa dan kaum abangan.

Pembantaian itu sendiri didukung oleh tentara dan pemerintah Orde Baru, di mana Jagal menyorot orang-orang yang mengambil bagian dalam pembantaian tersebut. Secara detail, Oppenheimer berhasil menceritakan kebenaran tentang genosida yang dilakukan oleh orang-orang yang sama sekali tidak merasa menyesal atau bersalah setelahnya.

Sebagai sebuah film yang mengerikan tentang genosida, Jagal memungkinkan kita untuk melihat ulang beberapa kesalahan dan kekejaman yang sudah terjadi di masa lampau, lalu menjadikannya peringatan kalau peristiwa yang tidak berperikemanusiaan semacam itu tidak boleh terjadi lagi.

Nah, itu tadi 6 rekomendasi film non-horor yang wajib kamu tonton. Tak hanya seram atau "menganggu," film-film di atas juga memberikan beberapa pelajaran penting kepada kita, khususnya tentang esensi kemanusiaan.

Baca Juga: 15 Rekomendasi Film Horor Indonesia, Asli Bikin Merinding!

Shandy Pradana Photo Verified Writer Shandy Pradana

"I don't care that they stole my idea. I care that they don't have any of their own." - Tesla // I am a 20% historian, 30% humanist and 50% absurdist // For further reading: linktr.ee/pradshy

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • erwanto

Berita Terkini Lainnya