Suka Filsafat? Ini 10 Film dengan Tema Absurdisme Terbaik untukmu

Ada yang memenangkan Oscar juga lho! 

Menurut filsafat eksistensialisme, apa yang disebut "absurd" adalah sebuah kontradiksi yang ditemukan di dalam pencarian manusia untuk menemukan makna kehidupan di dalam dunia yang tidak memilikinya.

Dalam bukunya di tahun 1942, "Le Mythe de Sisyphe" (Mitos Sisifus), Albert Camus membandingkan kondisi absurd manusia dengan hukuman yang diterima oleh Sisifus. Absurdisme secara luas dieksplorasi dalam seni dan sastra selama abad ke-20, dan itu sangat tertanam dalam gerakan eksistensialisme sampai hari ini. 

Para penulis terkemuka seperti Camus, Samuel Beckett, Fyodor Dostoyevsky, dan Franz Kafka memanfaatkannya secara luas dalam penyelidikan filosofis mereka, merenungkan berbagai subyek seperti kehidupan sosial, identitas, Tuhan dan agama, kegilaan, depresi, dan banyak lagi.

Selain dalam tulisan, banyak juga film yang menggunakan tema absurdisme. Berikut 10 film yang menggunakan satire, humor gelap, tragedi, komedi, hiperbola, dan banyak motif penceritaan lainnya untuk menjelaskan absurdisme di dalamnya.

1. The Exterminating Angel (1962) 

https://www.youtube.com/embed/ysYG7qaz29c

Film ini berlatar di Mexico City, di mana sekelompok borjuis berkumpul di sebuah rumah mewah untuk melakukan makan malam.

Setelah makan malam selesai, mereka semua mengucapkan selamat tinggal dan memutuskan untuk berpisah. Namun, ketika mereka mencoba untuk pergi dari ruang makan, entah bagaimana mereka "beku" di tempat dan tidak dapat keluar dari ruangan tersebut.

Film ini sendiri mengkritik kemunafikan dan standar ganda yang mendasari mentalitas kelas atas, yang hari ini dapat kita temukan di dalam kelas menengah juga.

2. Dr. Strangelove (1964) 

https://www.youtube.com/embed/jPU1AYTxwg4

Dr. Strangelove or: How I Learned to Stop Worrying and Love the Bomb adalah film yang sudah menggambarkan absurdisme lewat judulnya yang sangat panjang. Film ini dibuat selama Perang Dingin dan menggambarkan sifat absurd dari konflik bersenjata tersebut melalui sebuah satire yang cerdas.

Singkatnya, film ini adalah studi tentang kekerasan yang sudah menjadi sifat alami manusia. Jika Paths of Glory (1957) menunjukkan perang dengan cara yang kasar, berfokus pada implikasi moral serta menggambarkan kengerian dan penderitaan di dalam parit, maka Dr. Strangelove lebih fokus pada kekacauan orang-orang yang ada di baliknya.

Bagi mereka, perang hanya dipandang layaknya sebuah permainan strategi, yang sama abstraknya seperti permainan catur.

3. Eraserhead (1977) 

https://www.youtube.com/embed/7WAzFWu2tVw

Eraserhead adalah film layar lebar pertama David Lynch. Film ini adalah sebuah mimpi buruk skizofrenia, di mana kita akan mengikuti kehidupan Henry Spencer, seorang pria yang hidup di dunia yang penuh dengan pabrik. Diceritakan kalau Henry adalah seorang pekerja pabrik yang memiliki pacar yang sedang hamil.

Dalam lingkungan yang mengerikan, di mana semuanya tampak berantakan sementara desisan aneh terdengar di mana-mana, pacarnya melahirkan seorang anak dengan wujud mengerikan yang tidak pernah berhenti menangis.

Citra film ini kuat, keras, dan sangat membingungkan. Pendekatan surealis Lynch dan kurangnya narasi konvensional semakin memperkuat pengalaman yang sangat mengganggu ini.

Suasana mencekam di mana Henry hidup adalah cerminan dari lanskap psikologisnya sendiri. Dia terjebak dalam kehidupan yang tidak menyenangkan dan harus berurusan dengan anak mutan yang tidak dia inginkan, sambil mempercayai janji manis kalau "Di Surga nanti, semuanya akan baik-baik saja."

4. Life of Brian (1979) 

https://www.youtube.com/embed/ICDZAEHWEWQ

Dari semua film Monty Python, bisa dibilang kalau Life of Brian adalah film paling "nyentrik." Film ini adalah komedi cerdas yang menyindir kisah Kristus. Brian adalah protagonis di dalam film ini, di mana ia adalah seorang pemuda yang lahir pada hari yang sama dengan sang Mesias sehingga berulang kali dikira sebagai seorang nabi.

Dengan gaya komedi khas Monty Python, film ini menunjukkan keabsurdan dari agama yang terorganisir dan situasi putus asa yang harus kita hadapi ketika bertemu dengan kewajiban untuk memeluk sebuah agama karena takut dengan perasaan kesepian dan ketidakberartian.

Hidup mungkin menyebalkan, harapan kita mungkin tidak akan pernah terpenuhi, kita semua akan menderita, lengkap dengan kematian yang terus mengintai sejak kita dilahirkan. Namun jika kita melihat kehidupan dari sisi sebaliknya, kita mungkin akan menikmatinya untuk sementara waktu. Itulah pelajaran yang bisa diambil dari Life of Brian.

5. Brazil (1985) 

https://www.youtube.com/embed/ZKPFC8DA9_8

Dalam sebuah opera "Kafkaesque" ini, kita akan menyaksikan cobaan dan kesengsaraan Sam Lowry, seorang birokrat yang menjadi musuh negara karena salah mencetak dokumen administrasi.

Dibangun dengan struktur seperti labirin, Brazil mengambil latar dunia dystopian yang fantastis untuk membuat satire tentang kehidupan di dunia postmodern. Dalam film ini semua orang dimonitor oleh pemerintah. Sam sendiri mewakili pekerja yang tertindas, yang tampak seperti robot yang terjebak dalam sistem pekerjaan yang tidak memberinya kepuasan apa pun.

Satu-satunya tempat di mana Sam bisa berdamai dengan dirinya sendiri adalah di dunia mimpinya, di mana ia menjadi seorang pahlawan super dan menyelamatkan wanita yang ia cintai. Brazil adalah film yang berbicara tentang emansipasi individu.

Film ini seperti bertanya: bagaimana beradabnya peradaban jika hal itu hanya membuat hari-hari kita membosankan dan terus menyengsarakan kita?

Baca Juga: Horor Hingga Komedi, Ini 10 Rekomendasi Film Thailand di Netflix

6. Broken Flowers (2005) 

https://www.youtube.com/embed/c_TB7MkrGyc

Sangat menyentuh dan sangat manusiawi, Broken Flowers dibintangi oleh Bill Murray sebagai Don Johnston. Setelah ditinggal oleh pacarnya, Don menerima surat tanpa nama dari mantan kekasih yang memberi tahunya kalau ia memiliki seorang putra darinya 19 tahun sebelumnya, dan saat ini putranya sedang mencarinya.

Dengan bantuan Winston, tetangganya yang menjadi detektif amatir, ia berangkat untuk menemukan mantan anonim itu dengan mengunjungi semua wanita yang memiliki hubungan dengannya selama periode waktu tersebut.

Dalam setiap kunjungan, Don diterima dengan cara yang berbeda, terkadang dengan sukacita atau bahkan rasa jijik. Singkatnya, Broken Flowers adalah film tentang kehidupan orang-orang di sekitar kita dan kisah mereka.

Film ini akan membuat kita memikirkan mereka yang pernah menjadi bagian dari kehidupan kita dan bertanya-tanya, "Apakah mereka bahagia? Apakah mereka sengsara? Atau, apakah mereka sedang memikirkan kita?"

7. Synecdoche, New York (2008) 

https://www.youtube.com/embed/i2q8F0yRmrs

Sementara Charlie Kaufman mendapatkan ketenaran dan pujian lewat Being John Malkovich dan Eternal Sunshine of the Spotless Mind, Synecdoche, New York mungkin menjadi karya paling kompleks dalam filmografinya sejauh ini.

Film ini menceritakan Caden Cotard (Philip Seymour Hoffman), seorang sutradara teater yang membuat replika langsung Kota New York di dalam sebuah gudang.

Digambarkan sebagai pencarian utama akan kebenaran, drama yang sedang ia buat berfungsi sebagai cermin di mana Caden dapat menyaksikan penguraian hidupnya sendiri. Sementara mempelajari tema-tema eksistensialis yang mendalam, Kaufman masih bisa menyisipkan humor di sana-sini meskipun dengan selera humor yang sangat gelap.

Dengan perubahan genre yang mulus, dari komedi konyol ke drama eksistensial yang menghancurkan jiwa, Synecdoche, New York adalah sebuah film yang rumit untuk ditonton, dan kemungkinan besar akan membuat kalian mengevaluasi kembali seluruh hidup kalian setelah menontonnya.

8. Anomalisa (2015) 

https://www.youtube.com/embed/WQkHA3fHk_0

Dengan "mengutus" dua filmnya ke dalam daftar ini, Charlie Kaufman telah menunjukkan kalau dirinya adalah salah satu penulis eksistensialis terbaik. Lewat Anomalisa, ia mengeksplorasi cinta, identitas, dan kondisi manusia. Meskipun berbentuk film animasi, Anomalisa sangat manusiawi; pada kenyataannya, film ini sangat manusiawi dan menyakitkan.

Film ini melukiskan gambaran suram tentang hubungan manusia, atau lebih tepatnya bagaimana kita bisa tertarik pada seseorang walau tahu kalau mereka begitu membosankan. Hubungan gagal, cinta gagal, dan apa yang kelihatannya indah dan menjanjikan menjadi tidak menarik dan tidak memuaskan di hari berikutnya, dan tidak ada yang tahu mengapa.

Benar-benar absurd, bukan? 

9. Birdman (2014) 

https://www.youtube.com/embed/uJfLoE6hanc

Istilah menyedihkan mungkin dapat didefinisikan sebagai "menyebabkan atau membangkitkan belas kasihan, perasaan simpatik, dll." Protagonis film ini, Riggan (Michael Keaton), mungkin dapat digambarkan dengan istilah tersebut.

Dalam film ini, persona "Birdman" dari Riggan terus-menerus bertempur dengan persona artistiknya. Sementara publik lebih menyukai dirinya sebagai penghibur, dia merasa sesak oleh kehidupan itu dan akhirnya mengambil risiko gagal daripada terus menerus hidup di dalam mesin uang yang tak berperasaan (Hollywood).

Birdman adalah film yang paling ambisius yang pernah dibuat oleh sutradara pemenang Oscar, Alejandro G. Iñárritu, yang mengkritik dunia seni dan dunia hiburan arus utama. Dalam film ini, Riggan mewujudkan sisi kreatif dan artistik dari seorang seniman, yang menggambarkan perjuangan untuk melawan dunia, para kritikus, dan diri sendiri.

10. The Lobster (2015) 

https://www.youtube.com/embed/vU29VfayDMw

The Lobster adalah film tentang kegagalan cinta dalam masyarakat postmodern. Di dunia yang disajikan oleh Yorgos Lanthimos ini, hidup menjomblo adalah sebuah larangan; semua orang harus menjalin hubungan.

Jika seseorang ditinggalkan oleh pasangannya, mereka akan dibawa ke sebuah hotel, di mana mereka akan memiliki waktu selama 45 hari untuk jatuh cinta dengan salah satu tamu lainnya. Jika mereka gagal melakukannya, mereka akan berubah menjadi binatang yang sebelumnya sudah mereka pilih.

Dalam film ini, keegoisan, penipuan diri sendiri, dan ketakutan secara perlahan membunuh kita dan menjauhkan pemahaman dari perasaan cinta itu sendiri. Singkatnya, The Lobster memancing kita untuk memberontak dan melepaskan diri dari penjara emosi yang dingin itu.

Nah, itu tadi rekomendasi film dengan tema absurdisme terbaik yang bisa kamu tonton. Bagaimana, tertarik untuk menonton semuanya?

Baca Juga: 10 Rekomendasi Film Indonesia Penerima Penghargaan di Netflix

Shandy Pradana Photo Verified Writer Shandy Pradana

"I don't care that they stole my idea. I care that they don't have any of their own." - Tesla // I am a 20% historian, 30% humanist and 50% absurdist // For further reading: linktr.ee/pradshy

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Merry Wulan

Berita Terkini Lainnya