Komunitas Undisputed Poetry, Ekspresikan Isi Hati Lewat Puisi

Pecinta puisi mana suaranyaaa..

Dalam rangka Hari Puisi Sedunia tanggal 21 Maret, saya menghadiri sebuah acara di mana semua pecinta puisi berkumpul. Mereka membacakan karyanya masing-masing di depan orang banyak. Di sanalah akhirnya saya bertemu dengan Rissa, salah satu anggota komunitas Undisputed Poetry yang sudah selesai membacakan puisi buatannya.

Rissa mengungkapkan, komunitasnya ini merupakan komunitas spoken word, yaitu bentuk puisi yang awalnya dipopulerkan oleh negara-negara English speaking. Puisi tersebut tidak hanya berakhir di atas kertas, tetapi harus diperkatakan, sehingga bahasa yang digunakan adalah yang bisa dimengerti dan bahasa sehari-hari.

Kepada IDN Times, Rissa menceritakan lebih detil tentang wadah tempatnya berkarya dalam puisi tersebut.

Komunitas Undisputed Poetry, Ekspresikan Isi Hati Lewat Puisi

Bisa dijelaskan tentang Undisputed Poetry ini komunitas seperti apa?

Kami merupakan komunitas puisi yang menggunakan kata-kata yang mudah dipahami. Kami lebih menekankan pada metafora dan repetisi. Bukan pakai bahasa yang terlalu sulit karena memang tujuan kami adalah supaya orang lebih mengerti soal argumen yang kami sampaikan dalam puisi. Dan di sini apapun bisa jadi spoken word, mulai dari botol shampoo, catcalling, sampai idola pun bisa jadi spoken word.

Komunitas Undisputed Poetry, Ekspresikan Isi Hati Lewat Puisi

Kenapa terpikir untuk mendirikan komunitas spoken word ini?

Karena sebetulnya komunitas ini di Indonesia masih jarang. Adanya baru di empat kota saja, yaitu Bali, Jakarta, Yogyakarta dan Surabaya. Jadi waktu itu yang mengawali pertama kali adalah komunitas spoken word di Jakarta. Dulu teman-teman kalau mau perform puisi harus ke Jakarta. Padahal, di sini (Surabaya) juga banyak yang tertarik, makanya kami bikin.

Selain itu, karena aku melihat di Surabaya itu belum ada komunitas puisi yang platform-nya itu lebih serius tentang penyampaian puisi. Kebanyakan komunitas itu bikin open mic dengan bacain puisi orang. Sedangkan di kami sendiri lebih serius karena kami punya rules.

Peraturannya seperti apa?

  • Yang perform harus membacakan puisi sendiri
  • Gak boleh ada property, selain kertas atau hp untuk baca
  • Kalau lagi ada yang perform, gak boleh berisik karena kami benar-benar ingin mengapresiasi performer. Kalau memang ada yang setuju dengan puisinya, kami biasanya menggunakan finger snap.

Undisputed Poetry ada sejak kapan?

Kami baru mulai awal tahun 2019 ini.

Kegiatan open mic-nya setiap kapan?

Kami bikin dua bulan sekali.

Baca Juga: Hand Meet Hand: Mulai Lakukan dari Hati dan Tangan akan Mendukung

Komunitas Undisputed Poetry, Ekspresikan Isi Hati Lewat Puisi

Member-nya ada berapa?

Kami tidak ada keanggotaan. Jadi, lebih ke siapa yang mau datang ke open mic kami, ya kami welcome, jadi gak ada membership. Kami lebih ke buka open mic, adain acara, wadah buat temen-temen yang mau bacain puisinya, bebas dan gratis.

Kalau misal mau ikutan open mic, kualifikasinya bagaimana?

Asal bacain puisi sendiri, boleh. Sisanya bebas, gak ada batas usia atau buat kelompok tertentu aja gitu enggak. Kualifikasinya satu, yang penting dia gak bacain puisi milik orang lain.

Lalu kamu sendiri, apa yang kamu dapatkan dari membuat komunitas ini?

Sebenarnya, tujuan utama aku adalah untuk regenerasi. Karena di Indonesia masih sedikit banget poets yang bawain spoken words. Lebih ke mencari bakat-bakat di luar sana yang belum mendapatkan wadahnya. Terus juga menciptakan save space. Jadi siapa pun yang punya pikiran, kegalauan apapun, kemarahan, kesenangan, atau kesedihan apapun, datang ke sini dan bacakan semua perasaan itu lewat puisi, kami akan apresiasi itu.

Komunitas Undisputed Poetry, Ekspresikan Isi Hati Lewat Puisi

Selain open mic, apa ada kegiatan lain yang kamu lakukan?

Kami bikin workshop juga. Lebih ke bagaimana cara nulis, bagaimana membawakan puisinya di depan orang, jadi one on one-nya aja, belum ke yang lebih spesifik. Pengenalan dasar soal puisi. Dari workshop itu aku coba minta mereka untuk bikin puisi sendiri dan hasilnya bagus.

Apakah workshop itu kamu buat secara reguler?

Kalau workshop belum, tapi yang sudah pasti itu open mic.

Harapannya untuk komunitas ini?

Aku pengennya ini lebih beragam. Jadi teman-teman yang datang itu bisa dari manapun dan usia berapa pun. Pengen lebih banyak dikenal, bisa kolaborasi sama komunitas puisi yang lain juga. Dan buat yang belum pernah bacain atau bikin puisi, bisa lebih berani mengekspresikan dirinya lewat puisi.

Buat kamu sendiri puisi itu apa?

Buat aku puisi itu kejujuran. Jadi apa yang aku tulis itu apa yang aku rasakan. Dan juga tempat aman, tempat di mana aku bisa cerita apa aja, mencurahkan apa aja dan bahkan mencari tahu tentang apa aja, ya itu lewat puisi.

Ada tagline khusus?

The poet is not the poet, the poet is poetry.

Jadi kita gak bisa judging bahwa orang yang bacain puisi adalah puisi yang dibacakannya. The poet-nya adalah puisi itu sendiri.

Komunitas Undisputed Poetry, Ekspresikan Isi Hati Lewat Puisi

Undisputed Poetry adalah sebuah komunitas spoken word bagi kamu anak muda Surabaya yang memiliki minat khusus di bidang puisi. Jika kamu ingin mengenal lebih jauh tentang Undisputed Poetry atau bahkan bergabung dengan mereka, kamu bisa langsung menghubungi ke instagram @undisputedpoetry.

Nah, buat kamu yang juga memiliki komunitas dan berpikir bahwa komunitasmu layak dikenal oleh masyarakat luas dan mampu menginspirasi, IDN Times dengan senang hati akan me-review komunitasmu. Mudah saja, kamu bisa langsung email ke alamat stella.azasya@idntimes.com, ya!

Sampai bertemu di komunitas selanjutnya!

Komunitas Undisputed Poetry, Ekspresikan Isi Hati Lewat Puisi

Baca Juga: Sehari Bersama LLC Salatiga: Bantu Anak Bisa Belajar Meski Gak Dibayar

Topik:

  • Edwin Fajerial

Berita Terkini Lainnya