Obituari Edwin Fajerial, Editor IDN Times yang Akan Selalu Kami Kenang

Selamat jalan, Pak Edwin…

Belum seratus hari kepergian keluarga kami Erina Wardoyo akhir Februari lalu, hari ini, 30 April 2021 pukul 00.50 WIB kami sudah harus kehilangan keluarga kami yang lain, Edwin Fajerial Suko Purnomo. IDN Times, lagi, dilingkupi awan mendung karena editor, teman, kakak, sahabat, serta partner kami dipanggil Tuhan dalam tenang. Pak Edwin, begitu saya biasa memanggilnya meninggal karena sakit di usia 32 tahun.

Luka yang masih basah di hati kami seakan dibuka lagi lalu ditaburi garam. Tidak ada yang menyangka bahwa cuti sakitnya selama beberapa hari belakangan akan membawa Pak Edwin pergi jauh, tidak kembali dan tidak lagi bersama kami di sini.

Pak Edwin sosok yang rendah hati. Saya kira itu merupakan salah satu sifat tersulit untuk dimiliki seseorang, tapi beliau seakan terlahir dengan itu. Beliau pernah menjadi editor saya beberapa waktu, tidak lama, namun cukup memberikan kesan hangat dalam hati saya. Kerendahan hati yang dimilikinya jadi sifat paten yang sangat kentara darinya untuk saya. Pak Edwin haus pengetahuan, menyenangkan, dan sangat sopan. Jangan lupakan semangat juangnya untuk terus berkembang – saya sangat mengagumi itu darinya.

Lewat obituari ini, kami yang belum dan semoga akan segera berdamai dengan kehilangan memberikan penghormatan terakhir untukmu, Pak. Semoga awan mendung yang mengelilingi kami pagi ini, menjadi pananda bahwa Bapak tidur dengan nyaman, tenang, dan bahagia selamanya.

Obituari Edwin Fajerial, Editor IDN Times yang Akan Selalu Kami KenangEdwin Fajerial, Editor IDN Times

Winston Utomo

Kabar duka datang menghampiri segenap keluarga besar IDN Media. Sahabat kita semua, Edwin Fajerial Suko Purnomo Adi, telah meninggal dunia pada hari ini, 30 April 2021.

Edwin lahir di Surabaya, tanggal 9 Mei 1989. Ia pertama kali bergabung di IDN Media pada 1 Oktober 2018. Kontribusi Edwin sangatlah banyak untuk IDN Media, khususnya IDN Times. Ide-ide brilian, karya tulis yang memberikan dampak positif bagi banyak orang, kreatifitas tiada henti, dan masih banyak lagi.

Namun, yang lebih penting, sosok Edwin yang rendah hati, hangat, dan ramah. Tulus dan apa adanya. Positif dan selalu melihat yang terbaik di segala situasi. Berintegritas dan berprinsip. Kami semua di IDN Media pasti akan merindukanmu, Edwin.

Uni Lubis

Edwin sosok yang selalu bersemangat menjalani penugasan beragam. Punya jejaring yang baik dan selalu siap membantu teman yang membutuhkan. Edwin juga selalu nampak ceria. Kami merasa sangat kehilangan teman baik. Semoga Edwin husnul khotimah, keluarga diberikan kekuatan dan tabah.

Umi Kalsum

Jumat pagi ini, saya benar-benar kaget mendengar kabar kepergian Edwin. Masih terngiang-ngiang suara khasnya saat rapat Selasa siang kemarin. Saya mengenal Edwin pertama kali saat 1 on 1 di awal Maret 2020 lalu. Sejak itu Edwin rajin berkonsultasi soal pekerjaan, baik saat masih fokus di kanal Hype atau pun kanal MEN. Misal, hal-hal yang menyangkut penggunaan foto dan masalah lainnya.

Dari cerita teman-teman editor Jakarta dan regional, dia juga kerap menyapa melalui WA untuk sekadar menanyakan kabar. Edwin orang baik, dia pergi di hari dan bulan baik. Insya Allah husnul khatimah. Tentu saja, kami segenap Timmy di IDN Times, maupun IDN Media, sangat kehilangan. Terima kasih atas segala kontribusi yang sudah kamu berikan. Selamat jalan Win.

Ernia Karina

Hi Mas Edwin Fajerial,

Kamu adalah Timmy yang selalu positif dan ramah yang pernah aku temui. Selama kita bekerja bareng di editorial IDN Times, rasanya sudah sering kita berselisih dan aku banyak negur kamu. Tapi sedikitpun kamu gak pernah sakit hati sama aku. Justru kamu malah berusaha buat berkawan sama aku.

Kamu sering banget hubungi aku buat diskusi ide artikel di kanal MEN. Gak cuma aku yang kehilangan, seluruh tim IDN Times bahkan Community Writer yang udah kamu bimbing semua kehilangan. Bahkan kamu lebih telaten ngurusin Community Writer ketimbang aku.

Gak tahu mesti terima kasih gimana lagi aku ke kamu, Mas Edwin. Semoga amal baikmu jadi bekal dan pahalamu di surga ya Mas Edwin. Maafkan aku belum sempat meminta maaf langsung ke kamu. Semoga Mas Edwin bahagia di sisi Allah SWT. Sugeng tindak Mas Edwin Fajerial, sampai kita berjumpa kembali.

Obituari Edwin Fajerial, Editor IDN Times yang Akan Selalu Kami KenangEdwin Fajerial, Editor IDN Times

Prila Sherly

Saat pertama kali masuk IDN, saya ingat duduk di pojok ruangan bersama Pak Faiz dan Mas Edwin. Kala itu, Mas Edwin sering mengajak ngobrol. Beliau sangat ramah dengan siapa pun, tak peduli anak baru atau anak lama. Semoga segala kebaikannya selalu diingat siapa pun. Segala kebaikan hatinya membantu duduk di surga Allah, aamiiiin. Beristirahatlah dengan damai.

Naufal Al Rahman

Halo, Mas Edwin. Gak menyangka tanggal 25 April lalu jadi perjumpaan kita yang terakhir. Waktu itu tim editorial Surabaya sedang vaksinasi bersama, tapi sayangnya kamu belum diberi kesempatan karena alasan kesehatan.

Masih ingat betul Mas Edwin chat untuk minta materi yang aku bawakan saat IWA kemarin. Gak menyangka juga itu jadi kirim pesan terakhir dengannya. Kepergian Mas Edwin terkesan begitu mendadak, membuat semua orang yang ditinggalkan tak siap.

Terima kasih Mas Edwin untuk segala kebaikan yang sudah diberi. Semoga jalanmu menuju surga-Nya selalu dilapangkan dan diterangkan. You’ll be missed!💔

 

Triadanti

Mas Edwin, tak disangka kau pergi secepat itu. Selama ini, Mas Edwin dikenal sebagai sosok murah senyum, perhatian, dan baik hati. Sangat bersemangat dalam hal pekerjaan dan berinisiatif tinggi. Saat dihadapkan pada kendala, Mas Edwin tetap berbesar hati dan berusaha 110 persen alih-alih mengeluh.

Mas Edwin, terima kasih sudah jadi teman yang tulus juga. Masih teringat ucapan-ucapan adem Mas Edwin yang memotivasi saya untuk pede, atau mengapresiasi humor garing saya di kantor. Terima kasih sudah jadi sosok yang siap membantu siapa pun kapan pun tanpa diminta.

Kami akan sangat kehilangan. Selamat jalan Mas Edwin, di bulan Ramadan hari Jumat yang cerah ini engkau dijemput kembali ke sisi Allah SWT. Damai terus di keabadian, Mas.

Febrianti Diah Kusumaningrum

Mas Edwin, meski aku tidak terlalu akrab denganmu, namun kepergianmu makin membuatku mengimani kalimat "hiduplah seakan-akan kamu mati besok."

Terima kasih, Mas Edwin. Tenang di sisi-Nya.

Abraham Herdyanto

Hei Mas Edwin. Berapa lama ya kita satu kantor? Aku gak terlalu ingat sih, hahaha. Tapi aku ingat kalau Mas Edwin sering tanya-tanya aku seputar naskah. Kadang agak siang, kadang malam, Mas Edwin mengontak buat tanya perihal naskah apa yang bagus dan kayak gimana.

Waktu WFO 2020, aku juga masih ingat di bawah C2 lantai 1 aku menyarankan beberapa naskah untuk rubrik mas Edwin. Sepertinya ide-ide naskah itu gak sempat terlaksana ya mengingat Mas Edwin sudah di 'atas sana'. Selamat jalan Mas Edwin. Semoga di atas sana juga masih menulis dan mengedit naskah ya, hahaha.

Obituari Edwin Fajerial, Editor IDN Times yang Akan Selalu Kami KenangEdwin Fajerial, Editor IDN Times

Izza Namira

Dari awal ketemu, Mas Edwin adalah orang yang ramah dan peduli banget. Beliau juga sosok pekerja keras dan gak ragu buat bantu orang lain. Semua yang kenal Mas Edwin pasti paham betul kalau beliau orang yang hangat. Semoga semua kebaikan Mas Edwin dibalas oleh Allah SWT dan mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya

Zahrotustianah

Lagi-lagi, kami kehilangan salah satu teman terbaik. Mas Edwin adalah pribadi yang ramah dan selalu ingin belajar. Teringat momen ketika almarhum menyambut kedatanganku di IDN.

Kami sempat satu tim di HYPE dan ngobrol banyak, dari soal isu sampai pengalaman gimana rasanya liputan di Jakarta. Sering kali ia pun bertanya soal topik yang sedang ramai di dunia maya. Lalu Februari lalu, ucapan ulang tahun untukku jadi pesan terakhir darinya. Selamat jalan, Mas Edwin. Damai di surga.

Erfah Nanda

Kalau bahas Mas Edwin gak akan nemu sisi buruknya. Sampai aku heran, ini editor kok baik banget. Mas Edwin sebagai bukti perjuanganku menjadi penulis, semua tawa dan tangis kutumpahkan dalam curhatannya.

Mas Edwin yang kasih aku masukan sekaligus penyemangat sambil berkata, "Kamu bisa lho, Nan". Opini-opini positif darinya selalu membuatku ingin mengubah jadi fakta, jadi kenyataan bukan lagi pendapat.

Apa Mas Edwin bosen nasehatin aku? No, ia justru bilang, "Kamu kok gak curhat lagi, Nan". Ternyata ia selalu ada untukku sampai akhir hayatnya tetap dukung aku, ingin aku jadi lebih baik.

Mas Edwin, selamat jalan, makasih atas bantuannya yang berharga, pintu surga sudah merindukanmu.

Teatrika Handiko Putri

Mas Edwin itu sosok yang super baik banget. Bener-bener baik sebaik-baiknya manusia. Beliau bahkan sering kasih semangat ke teman-temannya. Apalagi pas aku positif COVID-19, dia ngasih semangat ke aku buat cepet sembuh.

Dia juga bantu aku buat kasih tahu style pejabat-pejabat kalau hadir di acara artis. Pokoknya dia baik banget orangnya. Kaget banget denger Mas Edwin udah tidur nyenyak selama-lamanya.

Tapi aku seneng, karena Allah sayang sama Mas Edwin, Allah gak pengen Mas Edwin yang baik ini berada di dunia lama-lama. Semoga Mas Edwin amal dan ibadanya diterima dan ditempatkan di tempat terbaik di sisi Allah SWT. Amin

Yogie Fadilla

Mas Edwin orangnya baik banget, terlalu baik bahkan. Dia gak pernah berkata-kata yang buruk, selalu sopan dan humble. Orang juga murah senyum. Tiap ada kesempatan ketemu pasti dia dulu yg menyapa, ngajak ngobrol.

Sayangnya aku gak pernah merasakan satu kantor dengannya jadi interaksi kami lebih sering di ruang chat. Dia Sering WA ajak diskusi atau minta masukan karena orangnya mau improf terus. Salut sekali dengan dedikasinya.

Selamat jalan Mas...

Obituari Edwin Fajerial, Editor IDN Times yang Akan Selalu Kami KenangEdwin Fajerial, Editor IDN Times

Aulia Supintou

Halo Mas Edwin!

Terima kasih untuk semua kontribusinya selama ini. Walaupun aku gak pernah ngobrol langsung. Beberapa tulisanku sewaktu magang pernah disunting langsung oleh Mas Edwin. Apa yang aku capai saat ini, tentu tidak lepas dari suntingan Mas Edwin saat itu.

Meski tidak memberi saran secara langsung, aku bisa memperbaiki tulisanku setelah melihat suntingan Mas Edwin. Terima kasih sudah bertahan selama ini. Semoga Mas Edwin tenang di sana. Semoga doa yang baik selalu mengiringi langkah Mas di sana, Aamiin. Selamat jalan, Mas Edwin!

Nena Zakiah

Dear mas Edwin.

We didn't talk much, but I remember you as one of the kindest person I've ever met.

Mas Edwin duduk di deretan meja kerja yang sama denganku. Di jam kerja, beliau tidak banyak berbicara dan fokus mengerjakan. Sesekali chit-chat di luar jam kerja dan beliau kerap bertanya tentang pekerjaanku di kantor sebelumnya.

Anyway, ada satu hal yang tidak pernah kulupakan tentang beliau yakni ketaatannya dalam beribadah. Aku masih ingat saat beliau habis kecelakaan, beliau tetap khusyuk salat dalam keadaan duduk di ruang pingpong. Dalam kondisi apa pun, Mas Edwin tetap mengutamakan Tuhan.

A humble soul, rest easy. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan.

Faiz Nashrillah

Sejak pertama kenal saat masih sama-sama di Tempo, Edwin tak pernah berubah. Dia adalah sosok yang suka membantu. Sebisa mungkin keberadaannya harus berguna bagi orang lain. Bagi saya sumbangsihnya untuk pembentukan IDN Times Jatim luar biasa. Edwin tak banyak bicara. Dia membantu dan selebihnya bekerja dalam diam.

Bahkan, pada pertemuan terakhir kami, ia juga masih sempat menawarkan bantuan. "Kalau butuh orang buat liputan, kabari aja mas," katanya sembari pamit.

Edwin juga seorang jurnalis yang berani sekaligus gigih. Cerita kaca mobil yang pecah saat menulis berita korupsi jadi bukti sahih. Saya yakin Edwin orang terpilih. Tuhan memilihkan hari yang cantik untuk memanggilnya pulang. Jumat adalah hari di mana mana pintu surga dibuka lebar-lebar.

Sugeng tindak, Win! Swargi Langgeng...

Pinka Wima

Hai Mas Edwin,

Kemaren Selasa kita masih chattingan ngomongin kerjaan, gak nyangka kalau itu bakal jadi obrolan terakhirku sama kamu. Kamu orang yang selalu ceria, ngechat duluan buat ngomongin hal remeh temeh buat selingan biar gak stres sama kerjaan, selalu mau berdiskusi, super ramah, welcome sama siapa aja, dan selalu mau belajar.

Maaf ya mas, aku belum bisa menuhin permintaanmu bawain bakpia dari Jogja. Ternyata Juli 2020 lalu jadi pertemuan terakhir kita di kantor Surabaya.

Sugeng tindak nderek Gusti ya, Mas Edwin.

Besse Fadhilah

Mas Edwin, terima kasih karena sudah selalu menjadi sosok yang baik hati dan penuh kasih sayang buat kami semua di IDN Times dan untuk saya pribadi juga. Sangat disayangkan saya tidak diberi kesempatan untuk bertemu langsung dengan Mas Edwin. Namun, walau tak pernah berjumpa langsung, kehangatan yang diberikan oleh Mas Edwin dapat terasa melalui pesan-pesan yang dikirimkan oleh Mas Edwin.

Bagi saya, Mas Edwin bukan hanya rekan kerja saja, tapi juga kakak yang baik yang selalu menunjukkan kepedulian pada adiknya, pertanyaan seperti "Apa kabar?", doa-doa, dan petuah yang diberikan oleh Mas Edwin cukup membuat saya bahagia bisa mengenal Mas Edwin.

Insya Allah, Tuhan akan berikan tempat terbaik di sisi-Nya untuk Mas Edwin. Semoga Mas Edwin tenang dan diterangi tempat beristirahatmu dari seluruh amalan baikmu. Selamat beristirahat dengan damai, Mas Edwin.

Rochman Udin

"Mas rom mau tanya. Isu UU ITE updatenya sampai mana mas?" itulah chat terakhirku dengan Edwin pada 15 Maret lalu.

Saat itu, dia menanyakan hal-hal atau pasal yang perlu disoroti dalam UU ITE. Dia mengaku grogi akan mengisi sebuah diskusi, namun aku tidak menanyakan lebih jauh diskusi yang dimaksud.

Aku hanya menjelaskan hal-hal atau pasal yang perlu dikritisi dalam UU ITE. Ada sembilan pasal yang saya jabarkan sekilas, yang perlu disoroti, utamanya Pasal 27 ayat 3 atau yang dikenal pasal pencemaran nama baik. Pasal ini juga dikenal sebagai pasal karet, yang sering menjerat masyarakat yang kritis di medsos.

Tak hanya soal UU ITE, Edwin biasa membahas banyak hal menyangkut pekerjaan. Aku dan dia hampir setiap bulan berdiskusi masalah pekerjaan. Namun dia lebih sering menanyakan kabarku, dan teman-teman di Jakarta. Sekadar say hello dan memberiku semangat bekerja.

Itu yang membuatku takjub pada sosok Edwin yang belakangan ini aku kenal sebagai sosok yang ceria. Di tengah kesibukan kerja, dia masih sempat menyapa atau memberikan support pada orang lain. Sejauh ini, menurutku, tak ada Timmy yang memiliki perhatian lebih selain dia. Itu yang aku tahu sosok Edwin.

Selamat jalan kawan, semoga kau bahagia di sana, bersama orang-orang mulia di sisi Allah SWT. Kau sosok yang baik yang kukenal, kau pula meninggal di bulan dan hari baik, semoga meninggal dalam khusnul khatimah.

Bayu Dwityo Wicaksono

Mas Edwin adalah sosok yang sangat ceria, ramah dan perhatian. Mas Ed selalu tanya kabar teman-temannya secara langsung, dan sabar mendengarkan cerita temannya. Mas Ed itu orang yang sangat senang menerima masukan, bahkan memintanya, selain itu juga sangat menghargai pendapat dan ide.

Sebagai rekan kerja, saya sangat suka berdiskusi dengan Mas Edwin, karena pembawaannya sangat bersahabat dan selalu berlangsung objektif. Sebagai seorang teman, saya dan teman-teman lain tentunya kehilangan sosok baik yang selalu tak lupa mendoakan teman-temannya yang baik-baik. Istirahat yang tenang, Mas Edwin. Semoga berbahagia di tempat terbaik di sisi-Nya.

Ardiansyah Fajar

Innalillahi wainnailaihi rojiun.

Aku kaget banget sama kabar meninggalnya Mas Edwin, Jumat (30/4/2021) pagi ini. Aku bingung mas harus mulai dari mana nyeritain soal kamu. Yang jelas, Mas Edwin bagian penting dalam aku berproses. Dia sabar dan enggan mengeluh.

Kamu udah sembuh Mas Edwin. Semoga tenang dan khusnul khotimah. Oh iya, Manchester United tadi pagi bantai Roma. Makin seneng dong kamu mas, GGMU!

Obituari Edwin Fajerial, Editor IDN Times yang Akan Selalu Kami KenangEdwin Fajerial, Editor IDN Times

Arifin Al Alamudi

3 Desember 2018 adalah hari perkenalan saya dengan Edwin Fajerial. Itu adalah hari pertama saya bekerja di IDN Times.

Baru tiba di Surabaya, setelah induction dengan Mas Awal, saya dikenalkan dengan tim redaksi dan semua Timmy yang ada, kebetulan saat itu ada perayaan ulang tahun beberapa Timmy.

Meja bekerja saya pertama kali adalah di sebelah Edwin. Saat itu Edwin masih Editor News IDN Times Jatim. Edwin lah yang mengajarkan saya menggunakan CMS, upload foto, cloning berita dan lain-lain. Dari awal perkenalan, Edwin langsung akrab dengan saya, kebetulan sama-sama mantan grup Tribunnews. Ia banyak menanyakan kabar petinggi-petinggi Tribunnews kepada saya.

Usai bekerja, Edwin lah yang mengajak saya makan malam di kafe dekat kantor dan mengantar saya ke hotel. Itu kali pertama dan terakhir saya dibonceng naik motor Edwin.

Hari kedua bertugas, saya agak kebingungan, karena Edwin waktu itu telat ngantor karena ban motornya bocor. Saya sempat candain, "Tuh kan mungkin karena over weight itu mas, makanya bakar dikit lemaknya." Dia ngakak aja dan mengiyakan, karena menurutnya udah sering ban motornya kempes.

Hari ketiga sekaligus hari terakhir berkantor di Surabaya, saya sempat minta ajakin nongkrong sepulang kerja, tapi ajakan itu ditolak karena Edwin mau buru-buru pulang, mengingat rumahnya jauh, di sekitar Sidoarjo.

Namun sejak saat itu kami tak pernah putus komunikasi, sering sharing, sering nasehatin saya kalau salah, sering koreksi berita saya kalau ada typo. Beberapa hari pelatihan di Jakarta dan kemudian kembali ke Medan, kami terus komunikasi. Bahkan beberapa kali kontak saya untuk minta bantuan Community Writer Medan nulis tema MEN.

Selasa lalu, tiba-tiba Edwin chat nanya kabar saya, saya balik nanya kabar dia dan dia jawab sehat. Lalu kami ngobrol soal tema-tema MEN yang yang menarik untuk diulas. Termasuk bertanya tentang kasus Bobby Nasution yang berintrik dengan jurnalis Medan.

Gak ada cerita sakit, gak pernah ngeluh kerjaan, selalu bercanda kalau diajak ngobrol. Kini candaanmu hanya bisa ku kenang mas. Jasamu dulu gak akan kulupakan, semoga husnul khatimah. Serta keluarga diberi ketabahan dan kekuatan untuk melanjutkan hidup tanpamu mas. Aamiin!

Dida Tenola

“ Mas, yoopo kabarmu?”…..

“ Mas, yoopo kerjoanmu?”….

“ Sehat-sehat selalu yo mas”….

Pagi tadi, Jumat 30 April 2021, saya buka lagi percakapan WhatsApp dengan Edwin.  Isinya kurang lebih seperti di atas. Dia selalu menyapa lebih dulu, Memulai obrolan dengan sangat cair walaupun tak bertatap muka.

Belakangan saya tahu, ternyata banyak teman-teman wartawan yang sering dijapri oleh Edwin. Cukup menggambarkan betapa Edwin adalah sosok yang sangat perhatian dengan orang-orang di sekitarnya. Padahal sudah lama tidak bertemu. Edwin hanya ingin sekadar bertegur sapa, menjaga tali silaturahmi biar tak terputus.

Dan kami semua jelas terkejut dengan kepergian Edwin yang abadi. Edwin kembali ke Sang Khalik. Mangkat untuk selama-lamanya. Kabar duka ini datangnya serba mendadak.

Saya mengenal Edwin sejak kami bersekolah di satu SMP yang sama. Tapi, kami baru akrab saat jadi wartawan. Waktu itu Edwin masih di Tempo, saya di Jawa Pos. Kami sama-sama ngepos di Polda Jatim, tahun 2015 kalau tidak salah. 

Kami kemudian ketemu di IDN Media. Jadi rekan satu kantor. Edwin lebih dulu masuk satu tahun sebelum saya. Sama-sama jadi editor. Bedanya saya mengampuh hard news, Edwin lebih ke soft news, artikel-artikel hiburan yang bagi saya sangat sulit sekali ngeditnya. Tapi Edwin, gak pernah mengeluh, walaupun saya percaya artikel yang dieditnya bukan lah dunianya. 

Di kantor, meja kami berhadapan. Selama bekerja bersama, Edwin sering membantu. Edwin punya jaringan yang luas di pemerintahan. Dia sering membagikan kontak relasinya untuk dijadikan narsum berita.

Kami juga sering berdiskusi dari masalah politik yang berat sampai ke obrolan yang ringan. Beberapa kali juga ngomongin sepak bola, walaupun gak sengit-sengit amat kalau debat soal bola. Kebetulan klub jagoan kami sekarang sama-sama ampas. Edwin penggemar berat MU, saya suka Arsenal. Jadi ya sama-sama tahu diri lah, hahaha.

Rasanya masih gak percaya aja, Edwin sudah tiada. Tapi, ada kehidupan, pasti ada kematian. Hari ini Edwin “berangkat” lebih dulu, entah kapan kita semua akan menyusulnya. Yang jelas, Edwin telah memberikan kesan yang baik buat teman-temannya. Bahwa tidak ada pamrih di pertemanan. Edwin berteman dengan tulus, tanpa membeda-bedakan.

Baru Selasa lalu, Edwin mengutarakan kalau dirinya ingin berkunjung ke kantor saya yang baru. Katanya ingin jalan-jalan, bosan di rumah. Ya saya jawab “Siap” saja. Niat itu memang tak terwujud, tapi Edwin sekarang sedang melakukannya di dimensi lain. Edwin sedang jalan-jalan menuju tempat terindah di sisi Allah SWT dan sudah menemukan rumah baru yang diterangi cahaya-cahaya amal ibadah.

Wafat di hari Jumat, bertepatan dengan Ramadan. Insya Allah husnul khotimah, Men! Allahummaghfirlahu Warhamhu Wa’aafihii Wa’fuanhu.

Indra Zakaria

Hai Mas Edwin, kaget aku mas. Lama gak ketemu, kok kabarnya begini. Terakhir ketemu pas mau vaksin yo tapi sayangnya dirimu gak bisa vaksin kala itu.

Aku ngedit dan nulis ini sambil menahan tangis di dada, karena betapa kamu itu orang baik secara personal. Walau kita gak pernah akur soal kerjaan, tapi harus kuakui kamu itu orang yang baik dan tulus.

Maafkan aku yang banyak salah sama kamu ya mas. Kamu itu super duper baik dan disayang banyak orang, tapi Sang Pemberi Hidup ini lebih sayang sama kamu mas.

Beristirahatlah dalam damai Tuhan, Mas Edwin. Aku yakin seyakin-yakinnya, Surga menjadi tempat peristirahatanmu.

Topik:

  • Stella Azasya
  • Indra Zakaria

Berita Terkini Lainnya