Review Film Bumi Manusia: Pribumi Pertama yang Lawan Pengadilan Eropa

#ReviewFilm Akting Iqbaal bikin pangling!

Salah satu karya Pramoedya Ananta Toer paling legendaris dan mendunia yakni Bumi Manusia telah difilmkan dan disutradarai oleh Hanung Bramantyo. Film ini diperankan oleh Iqbaal Ramadhan, Mawar Eva de Jongh, Ine Febriyanti, Ayu Laksmi dan Donny Damara.

Bercerita soal perjuangan Minke sebagai pribumi yang jatuh hati pada perempuan indo, film ini bakal tayang 15 Agustus 2019. IDN Times berkesempatan untuk menyaksikan terlebih dahulu premier film Bumi Manusia dan berikut reviewnya.

1. Minke, siswa HBS yang berani dan berwawasan luas serta kunjungannya ke rumah Annelies Mellema

Review Film Bumi Manusia: Pribumi Pertama yang Lawan Pengadilan EropaIDN Times/Charles Tan

Minke (Iqbaal Ramadhan) adalah siswa HBS, pribumi yang berwawasan luas, cermat, suka menulis, memerhatikan segala sesuatu dan berani diajak oleh temannya, Suurhorf pergi ke rumah keluarga Mellema. Di situlah pertemuannya dengan Annelies Mellema (Mawar Eva de Jongh) yang langsung membuatnya jatuh hati. Pertemuan pertama mereka sangat canggung, membekas dan apa adanya. Dengan berani Minke menjatuhkan hatinya begitu saja pada Annelies.

2. Nyai Ontosoroh itu sebenarnya siapa?

Review Film Bumi Manusia: Pribumi Pertama yang Lawan Pengadilan EropaIDN Times/Charles Tan

Belum selesai rasa kagumnya terhadap kecantikan Annelies, Minke dibuat kagum dengan Nyai Ontosoroh, Ibu Annelies, yang merupakan seorang gundik. Nyai Ontosoroh sangat berbeda dari kebanyakan Nyai pada umumnya. Dia terpelajar, mengerti tata krama, tahu berbagai bahasa, cakap dan bisa diandalkan. Minke sampai terheran dan penasaran untuk mengenal keluarga Mellema lebih jauh lagi.

Baca Juga: Gala Premiere Hari Ini, Perburuan dan Bumi Manusia Tayang 15 Agustus

3. Annelies yang tidak bisa lepas dari Minke

Review Film Bumi Manusia: Pribumi Pertama yang Lawan Pengadilan EropaIDN Times/Charles Tan

Pertemuan singkat dan manis dengan pemuda HBS nyatanya mampu membuat Annelies tak bisa tak memikirkan Minke. Dengan kepolosannya, dirinya langsung jatuh hati dengan pria pribumi tersebut. Annelies bukan seperti wanita indo kebanyakan, dirinya terpukau dengan kecerdasan dan keberanian Minke.

4. Kematian Herman Mellema

Review Film Bumi Manusia: Pribumi Pertama yang Lawan Pengadilan Eropa

Konflik mulai muncul ketika ayah Annelies secara misterius meninggal dunia. Di sinilah posisi Minke mulai dipertanyakan, dituduh, bahkan dianggap ada hubungannya dengan kematian Herman. Ditemani Nyai Ontosoroh dan Annelies, Minke berusaha membuktikan dirinya tak ada kaitannya dengan hal tersebut.

5. “Kita sudah melawan sekuat-kuatnya, sehormat-hormatnya”

Review Film Bumi Manusia: Pribumi Pertama yang Lawan Pengadilan EropaIDN Times/Charles Tan

Berbagai perlawanan dilakukan Minke dan Nyai Ontosoroh. Keluar masuk pengadilan, berurusan dengan pengacara, sampai menulis berbagai artikel untuk menyuarakan pendapatnya pun dilakukan Minke. Sebagai pribumi, dirinya dan Nyai berusaha sekuat tenaga melawan para Belanda keji yang mencoba menindas dan merebut kebahagiaan mereka.

https://www.youtube.com/embed/2BYJaVz_wpM

Buat kamu yang sudah baca bukunya, dipastikan gak akan kecewa saat nonton film ini di bioskop. Berdurasi 3 jam, Bumi Manusia dijamin akan membuatmu ketagihan untuk nonton lagi dan lagi dan bahkan ingin juga segera baca kelanjutannya tetralogi Buru lainnya yakni Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah dan Rumah Kaca.

Terlihat sekali Hanung Bramantyo dan seluruh personel yang terlibat bekerja keras dalam film ini. Merupakan film kolosal yang melibatkan begitu banyak orang, Bumi Manusia mampu disajikan secara rapi, minim kesalahan dan pastinya, membekas di ingatan.
Mulai dari Iqbaal, sebagai Minke, yang mampu membuktikan kemampuan aktingnya jauh lebih matang dan berkarakter serta menghidupkan sosok Minke yang selama ini hanya bisa kita angan-angankan saja saat membaca bukunya.

Mawar Eva de Jongh, sebagai Annelies, yang mendalami peran dengan sosok innocent, lugu, manja, polosnya yang begitu natural. Adegan terakhir film ini merupakan ujung tombak keberhasilan Mawar sebagai Annelies.

Hans de Kraker, sebagai Jean Marais, si pemilik semua kata-kata mutiara di Bumi Manusia, secara mengejutkan bisa membawakan sosok Jean yang bijak dengan baik. Representasi yang hampir mendekati gambaran pada buku, seniman sejati, kaki yang hanya tinggal satu, cinta sejati yang pergi, semua pas!

Pram tidaklah kekurangan bahan sehingga menggunakan pemeran pembantu sebagai pajangan dalam bukunya, itu juga yang dilakukan Hanung dalam film ini. Dia tidak melupakan detail itu, bahwa semua nama yang muncul di Bumi Manusia memiliki nyawa penting yang ceritanya pantas disampaikan. Sebut saja Darsam, Mardiah, Suurhorf, Robert dan Herman Mellema, bahkan May Marais, memiliki arti penting dalam setiap jalan cerita.

Apalagi Ine Febriyanti, yang menjadi primadona sesungguhnya dari keseluruhan film Bumi Manusia. Tatapannya, cara bicaranya, perilakunya, bahkan gesturnya mampu membuat kita sebagai pembaca sekali lagi dibuat terkagum oleh Nyai Ontosoroh. Pemilihan pemain yang tepat dan cerdas!

Karena buku Bumi Manusia merupakan buku dengan bobot yang cukup berat dengan semua alur cerita dan pemain yang sama pentingnya, tentunya bisa dimaklumi kalau filmnya tidak bisa merangkum keseluruhan cerita satu demi satu. Sebagai contoh, sosok Magda Peters yang juga termasuk salah satu tokoh penting di buku, ternyata tidak terlalu ditonjolkan di filmnya.

Tak ingin spoiler tapi ingin kamu segera nonton filmnya, mari kita akhiri review singkat ini dengan memberikan skor 4.5/5 untuk Bumi Manusia. Jangan lupa nonton di bioskop pokoknya!

Baca Juga: 15 Potret Kemeriahan Gala Premier Bumi Manusia & Perburuan di Surabaya

Topik:

  • Erina Wardoyo

Berita Terkini Lainnya