8 Rekomendasi Film Thriller Seputar Kehidupan Seniman yang Obsesif

Mereka yang melakukan apa saja demi meraih kesempurnaan

Frasa seniman yang obsesif dan destruktif mengacu pada seniman/artis yang bersedia melakukan apa saja meskipun harus menyimpang dari norma dan merugikan diri sendiri atau orang lain demi mencapai kesempurnaan.

Sering kita jumpai, banyak seniman atau artis yang terobsesi dengan kesempurnaan, cenderung anti kritik, dan tidak punya ruang untuk toleransi kesalahan sedikitpun, sehingga hidupnya diselimuti rasa depresi, kecemasan, panik, amarah, dan emosi negatif lainnya yang berlebihan. 

Hal ini cenderung menimbulkan gangguan mental maupun fisik pada siapa pun. Obsesi dalam tingkatan tertentu juga dapat membuat seseorang mencelakai orang lain hingga taraf serius, misalnya menyiksa dan membunuh. Berikut daftar film yang memberikan gambaran kepada penonton mengenai perilaku obsesif destruktif dalam diri seseorang, khususnya seniman. 

1. The Perfection (2018)

https://www.youtube.com/embed/q57D6kF5B1k

Film ini berfokus terhadap dua prodigy musik cello yang ambisius. Mereka bertemu dan tanpa disadari, mereka memiliki masa lalu kelam yang mirip. Keduanya merupakan lulusan institusi musik kemukaan dunia, tempat yang mencetak para pemain musik terkenal skala internasional. Namun, sedikit sekali yang mengetahui rahasia gelap yang menyelemuti institusi musik tersebut.

Sepanjang film ini, penonton akan dibuat kebingungan dalam menentukan siapa protagonis dan siapa antagonis yang sebenarnya. Ada begitu banyak elemen kejutan yang sangat otentik dalam film ini. Apalagi, jika kalian tidak banyak mencaritahu sebelum menonton. 

Disclaimer: film ini mengandung adegan seksual sesama jenis, narasi pedofilia, dan body horror tanpa sensor.

2. A Brixton Tale (2021)

https://www.youtube.com/embed/2-3HygWFKaw

Kali ini film yang mengisahkan tentang seorang gadis YouTuber kaya raya bernama Leah (Lily Newmark) yang ambisius dalam membuat karyanya. Ia terobsesi dengan street culture atau budaya jalanan. Kala itu Leah sedang berfokus untuk membuat dokumenter jalanan di daerah Brixton, London Selatan.

Tak lama kemudian, Leah bertemu dengan Benji (Ola Orebiyi), yang merupakan orang asli Brixton. Benji kemudian menjadi subjek utama dalam dokumenter Leah, dari situ hubungan mereka berubah, mengaburkan batas antara realita dan imajinasi, dan yang awalnya merupakan hubungan kolaborasi berubah menjadi eksploitasi.

3. Black Bear (2020)

https://www.youtube.com/embed/D7XVArQc7z8

Film karya sutradara Lawrence Michael Levine ini bukanlah film yang dapat dinikmati secara kasual untuk mengisi waktu luang, melainkan film yang harus diresapi, dipelajari, dan didiskusikan. Black Bear terbagi menjadi dua bagian film yang masing-masingnya menggambarkan realita yang berbeda.

Film ini mengisahkan tentang mantan artis yang beralih profesi menjadi pembuat film bernama Allison (Aubrey Plaza). Allison yang tengah menghadapi kebuntuan ide untuk karyanya tersebut mencari inspirasi ke sebuah rumah pinggir danau, dekat gunung Adirondack. Disana ia disambut oleh sepasang kekasih yang tidak akur dan kerap kali bertengkar. Film dengan rating (R) ini memiliki alur tak terduga, dikemas dengan adegan 'film dalam film' dan narasi non-paralel yang menarik.

4. Nocturne (2020)

https://www.youtube.com/embed/40BsdVExfVg

Dalam persaingan industri musik, segalanya yang 'kurang dari sempurna' dianggap sebagai kegagalan. Hal inilah yang tersemat dalam benak seorang pianis muda bernama Juliet (Sydney Sweeney), yang hidup dalam bayang-bayang saudara kembarnya Vivian (Madison Iseman) yang lebih bertalenta dibandingkan Juliet. 

Pertunjukkan musik tahunan yang akan diselenggarakan oleh sekolah musiknya, membuat kecemasan Juliet semakin menjadi-jadi. Namun, saat Juliet tidak sengaja menemukan buku catatan teman sekolahnya yang baru saja meninggal dunia, dia kemudian merencanakan upaya untuk membuat pertunjukan yang akan melampaui saudara kembarnya, tanpa mengetahui kutukan yang tersemat dalam buku catatan tersebut. Atmosfer pada film ini mirip dengan film horor garapan sutradara Ari Aster berjudul Hereditary.

Baca Juga: 8 Rekomendasi Film Favorit Bertema Hukum, Belajar Lewat Film!

5. Sound of Violence (2021)

https://www.youtube.com/embed/0J3owsKWpzo

Lahir sebagai seorang tuna rungu, Alexis (Jasmin Savoy Brown) justru mendapatkan pendengarannya kembali saat keluarganya terbunuh secara brutal. Seiring berjalannya waktu, Alexis berkarier sebagai komposer musik sekaligus guru yang mengajar di sekolah musik. Alexis sangat unggul dalam kariernya. 

Alexis merasa bahwa suara orang yang tersakiti dan menderita secara fisik adalah pelipur lara baginya, ia terhibur dengan suara tersebut. Saat mengetahui bahwa pendengarannya perlahan akan hilang kembali, Alexis melakukan pembunuhan besar-besaran demi mendapatkan suara penderitaan yang ia sukai, sambil menyelesaikan karya musik masterpiece-nya lewat penderitaan orang-orang yang ia siksa. Instrumen pembunuhan yang dilakukan Alexis mirip seperti yang ada dalam film Saw.

6. The Neon Demon (2016)

https://www.youtube.com/embed/cipOTUO0CmU

Film yang mengusung tagline "Beauty isn't Everything, It's The Only Thing" (Kecantikan bukanlah segalanya, tapi satu-satunya) ini menceritakan tentang sekelompok wanita dewasa yang iri dengan kecantikan dan kebugaran seorang model muda bernama Jesse (Elle Fanning) yang baru saja pindah ke Los Angeles, dan rela melakukan upaya apa pun demi mendapatkan apa yang Jesse miliki. 

Yang paling menonjol dalam film ini adalah sinematografi dan performa memukau dari Elle Fanning. Cara dirinya menggambarkan karakter gadis lugu, dan perkembangan karakternya sangat believable, otentik, dan jauh dari kata cringe. Keanu Reeves yang berperan sebagai Hank juga menjadi aktor support yang sangat baik dalam film ini.

7. Black Swan (2010)

https://www.youtube.com/embed/5jaI1XOB-bs

Bila membicarakan tentang seniman yang obsesif, sulit rasanya jika tidak menyebutkan film thriler psikologis karya Darren Aronofsky ini. Black Swan mengisahkan perjalanan seorang balerina muda bernama Nina (Natalie Portman) yang terobsesi menciptakan penampilan yang sempurna dalam perannya pada pertunjukkan kemukaan Tchaikovsky: "Swan Lake". 

Tekanan yang dirasakan oleh Nina ditambah dengan obsesinya yang berlebihan demi mencapai kesempurnaan, membuatnya sulit membedakan antara realita dan ilusi. Memicu Nina menjadi destruktif, dan bertransformasi menjadi sosok yang berbeda.

8. Suspiria (2018)

https://www.youtube.com/embed/BY6QKRl56Ok

Film ini berfokus di Madame Blanc's Markos Tanz Company, salah satu institusi penari yang paling bergengsi di dunia. Susie Bannion (Dakota Johnson) menemukan bahwa seorang gadis yang  dikeluarkan dari institusi tersebut, baru saja terbunuh secara misterius. Tidak lama kemudian, Susie mulai mencurigai bahwa institusi tari yang ia datangi tersebut terlibat dalam pembunuhan tersebut. 

Kemudian, Sara (Mia Goth), salah satu murid pada institusi tersebut, mengakui kepada Susie bahwa, Patricia (Chloë Grace Moretz) sebelum dibunuh, sempat bercerita mengenai rahasia gelap yang menaungi institusi tari tersebut.

Suspiria (2018) merupakan remake film horror thriller Italia berjudul Suspiria (1977) karya Dario Argento. Film ini bukanlah thriller biasa yang berfokus pada misteri sebuah tempat ataupun jump scare klasik yang biasa tersemat dalam film thriller, melainkan drama mencekam dengan sentuhan body horror dan efeknya terhadap keadaan mental sang protagonis utama.

Obsesi pada level tertentu terkadang mengarah pada perbuatan yang merusak dan kurangnya pengendalian diri. Tema seputar isu ini memang menarik jika dijadikan narasi dalam sebuah film, apalagi jika ditambah dengan elemen artistik, menghasilkan karya film yang spektakuler dan unik.

Daftar film di atas merupakan beberapa dari banyaknya film bertema serupa, dan tersebar dalam beberapa genre, feel free untuk dimasukkan dalam watchlist sobat moviegoers, selamat menonton!

Baca Juga: 10 Rekomendasi Film Animasi Klasik Bikin Nostalgia, Tonton di Disney+

Tamara Puspita Ayu Photo Verified Writer Tamara Puspita Ayu

I write what i know & know what i write

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Agustin Fatimah

Berita Terkini Lainnya