6 Cara Film "Kim Ji Young, Born 1982" Sindir Patriarki & Mindset Kuno

Sindiran elegan tapi memuaskan

Film Korea Kim Ji Young, Born 1982 yang mengadaptasi novel populer karya Jo Nam Joo mendapat begitu banyak review positif dari para penikmat film karena keberhasilannya dalam menampilkan dampak budaya patriarki dari sudut pandang seorang ibu rumah tangga.

Dengan tema cerita yang dekat dengan kehidupan di sekitar dan didukung oleh akting ciamik dari para pemainnya, Kim Ji Young, Born 1982 mampu menyuguhkan sejumlah sindiran halus terhadap budaya patriarki serta mindset kuno yang dinilai banyak merugikan kaum perempuan.

Bertabur adegan yang menguras air mata, inilah enam cara elegan Kim Ji Young, Born 1982 dalam menampilkan kerasnya perjuangan seorang perempuan melawan budaya yang kerap memandangnya sebelah mata.

1. "Perempuan dengan karier sukses = ibu rumah tangga yang gagal, begitu pun sebaliknya"

6 Cara Film Kim Ji Young, Born 1982 Sindir Patriarki & Mindset Kunodonga.com

Ketua Tim Kim (Park Sung Yeon) adalah sosok perempuan yang dikagumi Kim Ji Young (Jung Yoo Mi). Meski sudah menikah dan memiliki anak, Ketua Tim tetap mampu membagi waktunya untuk bekerja dan keluarga. Namun Ketua Tim justru mendapat perlakuan diskriminasi dalam sebuah rapat besar. Seorang senior mencemooh Ketua Tim yang tetap menjadi wanita karier meski sudah berkeluarga, bahkan melabelinya sebagai ibu yang gagal.

Mirisnya, cemooh hampir sama didapat oleh Kim Ji Young ketika ia sudah berhenti bekerja dan fokus mengurus rumah tangga. Ketika sedang mengajak anaknya jalan-jalan ke sebuah taman, tiga orang karyawan berbicara di belakangnya, mengatakan kehidupan ibu rumah tangga sangat mudah karena hanya berdiam diri di rumah dan menunggu gaji dari suami.

Kedua adegan ini seolah mengisyaratkan betapa serba salahnya hidup sebagai seorang perempuan. Ketika memutuskan untuk bekerja meski sudah berkeluarga, ia akan dilabeli sebagai ibu yang gagal, tetapi ketika memutuskan untuk berhenti bekerja dan fokus di rumah, ia disebut 'hanya menikmati gaji suami'.

2. "Laki-laki tak boleh membuang ilmu dari pendidikan tinggi, sedangkan perempuan boleh"

6 Cara Film Kim Ji Young, Born 1982 Sindir Patriarki & Mindset Kunonewsmin.co.kr

Di tengah dilema dan kekosongan hati yang ia rasakan selama sibuk mengurus rumah, Kim Ji Young akhirnya menemukan semangatnya untuk kembali bekerja. Keputusannya ini juga didukung oleh sang suami, Jung Dae Hyun (Gong Yoo) yang rela berhenti bekerja untuk sementara demi bertukar tugas dengan Ji Young.

Namun keputusan ini ditentang keras oleh ibunda dari Dae Hyun. Ibu dari Dae Hyun memprotes keputusan Kim Ji Young yang ia nilai bertindak egois. Ia tidak setuju jika Dae Hyun berhenti bekerja sebab itu bisa menghancurkan karier yang telah susah payah dibangun serta pendidikan tinggi yang sudah susah payah digapai.

Kenyataannya, ibu dari Dae Hyun tidak memikirkan bahwa kondisi yang sama juga pernah dicapai oleh Ji Young. Sebelum menikah, Ji Young berhasil menyelesaikan pendidikan tinggi dan memulai karier yang menjanjikan. Namun pada akhirnya Ji Young harus merelakan kedua pencapaian tersebut demi tugas sebagai ibu rumah tangga.

Baca Juga: Kisah Kontroversial 'Kim Ji-young, Born 1982' adalah Realita di Korsel

3. "Anak laki-laki lebih spesial karena nantinya akan memikul tanggung jawab"

6 Cara Film Kim Ji Young, Born 1982 Sindir Patriarki & Mindset Kunonaver.com

Sepanjang film berlangsung, Kim Ji Young, Born 1982 banyak menyuguhkan adegan yang menunjukkan betapa sebagian besar orangtua selalu lebih menyayangi dan memperhatikan anak laki-laki daripada perempuan. Alasannya sederhana, karena anak laki-laki dianggap lebih mendatangkan keuntungan bagi keluarga karena kelak akan memikul tanggung jawab yang besar.

Dalam sebuah pertemuan keluarga di rumah orangtua Kim Ji Young, seorang bibi yang datang terlihat jauh lebih menyayangi adik dari Ji Young, Ji Suk, daripada Ji Young maupun kakak perempuannya, Eun Young. Hal serupa dilakukan oleh ayah dari Ji Young. Ia lebih sering membelikan hadiah serta memanjakan sang putra daripada kedua putrinya.

4. "Pelecehan seksual juga terjadi karena kesalahan korban"

6 Cara Film Kim Ji Young, Born 1982 Sindir Patriarki & Mindset Kunohankyung.com

Dilema dan kelelahan mental yang dialami oleh Ji Young pada usia dewasa tidak hanya disebabkan oleh tekanan batin yang ia dapat selama menjalankan profesi sebagai ibu rumah tangga. Rentetan trauma masa muda juga masih membekas dalam benak Kim Ji Young, hingga seringkali ingatan mengenai trauma tersebut mengganggu konsentrasinya.

Dalam salah satu adegan flashback, Kim Ji Young remaja hampir saja menjadi korban pelecehan seksual. Beruntung, seorang ibu yang ia temui di dalam bus berhasil menyelamatkan Ji Young. Tak lama kemudian, ayah dari Ji Young juga datang ke lokasi.

Namun reaksi yang tak diharapkan justru keluar dari mulut sang ayah setelah Ji Young menceritakan perbuatan cabul yang hampir dilakukan rekannya di sekolah. Alih-alih melindungi sang putri, ayah Ji Young justru mengkritik tindakan Ji Young yang suka tersenyum kepada orang lain dan mengenakan rok seragam sekolah yang terlalu pendek. Menurut sang ayah, Ji Young hampir menjadi korban karena kesalahannya sendiri.

5. "Perempuan usia 30 tahun belum menikah, apa yang ditunggu?"

6 Cara Film Kim Ji Young, Born 1982 Sindir Patriarki & Mindset Kunoetoday.co.kr

Masih ingat dengan adegan ketika kakak dari Ji Young, Eun Young dihujani pertanyaan 'kapan menikah?' oleh bibinya? Tidak hanya dihujani pertanyaan, Eun Young bahkan langsung disindir sebagai contoh perempuan yang aneh karena tidak memiliki minat untuk menikah meski usianya sudah menginjak kepala tiga.

Anggapan bahwa wanita harus menikah sebelum usia 30 tahun pasti sering kita dengar di sekitar kita. Wanita seolah dengan mudah dicap sebagai 'perawan tua' jika masih melajang hingga berusia 30 tahun ke atas.

Padahal menikah adalah keputusan pribadi. Jika seseorang sudah merasa bahagia meski masih melajang di usia 30 atau lebih, kita sama sekali tidak memiliki hak untuk merusak kebahagiaannya dengan memberikan cap 'perempuan aneh' atau 'perawan tua', bukan? Sebab memaksakan seseorang untuk menikah belum tentu akan mendatangkan kebahagiaan pada dirinya. 

6. Basa-basi yang memang sudah terlalu basi

6 Cara Film Kim Ji Young, Born 1982 Sindir Patriarki & Mindset Kunosportalkorea.com

Dalam film Kim Ji Young, Born 1982, ada sebuah adegan ketika Kim Ji Young merasa frustasi menghadapi pertanyaan orang-orang mengenai kapan ia akan memiliki momongan. Ia merasa terganggu dengan pertanyaan sama yang berulang kali diucapkan, padahal ia dan suami sudah memiliki rencana sendiri untuk memiliki momongan.

"Kapan nikah?", "Kapan punya anak?", "Kapan punya anak kedua?", "Kapan akan bekerja lagi?", rentetan basa-basi seperti ini seolah tidak akan ada ujungnya. Apa pun pencapaian yang sudah kita raih, orang di sekitar kita akan menuntut kita untuk meraih pencapaian berikutnya. Pertanyaan seperti itu mungkin diutarakan dalam konteks basa-basi, tapi kalau sudah terlalu sering diucapkan, bukankah memang sudah terlalu basi?

Jika kita melihat dari sudut pandang orang yang ditanya, seseorang yang sering ditanya 'Kapan menikah?" bisa saja di dalam hatinya juga sudah mendambakan untuk segera memiliki pasangan hidup. Sepasang suami-istri yang sering ditanya, "Kapan punya momongan?" pasti juga sudah berusaha sekeras mungkin untuk memiliki momongan, namun apa daya karunia tersebut belum juga datang. Di tengah kesulitan mereka dalam mewujudkan harapan masing-masing, pertanyaan sama yang datang terus-menerus hanya akan menambah beban di pikiran.

https://www.youtube.com/embed/uUqsGBspxU4

Itulah pesan yang ingin disampaikan dari film Korea Kim Ji Young, Born 1982. Tak hanya hiburan semata, namun ada banyak pesan tersirat yang harus kita renungkan. Kamu sudah nonton? Bagikan pendapatmu di kolom komentar.

Baca Juga: Review Film Kim Ji Young, Born 1982: Dilema Perempuan dan Patriarkisme

Topik:

  • Erina Wardoyo

Berita Terkini Lainnya