Review Bohemian Rhapsody: Kisah Queen yang Serba Tanggung

#ReviewFilm Gallileo, Gallileo, Gallileo Figaro...

Agar dapat memahami sebuah mahakarya secara utuh, kadang kamu harus memisahkan sang artis dari produk seninya. Anggapan tersebut tidak berlaku bagi Freddie Mercury dan lagu Bohemian Rhapsody.

Bohemian Rhapsody adalah lagu berdurasi hampir enam menit; dibuka dengan dentingan piano melankolis dan berakhir dengan pukulan gong megah. Melodi pop, riff gitar berat serta sentuhan opera secara magis bersahut-sahutan mewarnai dinamika lagu.

Jika kamu pernah menonton video Brian May menceritakan ulang betapa menjelimetnya proses rekaman Bohemian Rhapsody–bunyi gitar berlapis-lapis, overdub vokal dan tetek bengeknya–kamu akan mengerti kenapa Bohemian Rhapsody ini disebut “Freddie banget”: flamboyan perfeksionis.

Lain cerita jika menyaksikan film Bohemian Rhapsody produksi 20th Century Fox, kamu akan sadar kalau karya yang satu ini adalah usaha untuk menceritakan versi aman dari pasang surut salah satu band rock terbesar dalam sejarah, Queen. Mengingat Brian May dan Roger Taylor (yang asli) bertindak sebagai "konsultan kreatif" untuk film ini, maka tidak heran kalau baik dan buruk Queen tidak diceritakan secara gamblang.

https://www.youtube.com/embed/v15oIktGJOo

1. Perjalanan Queen dari awal terbentuk

Review Bohemian Rhapsody: Kisah Queen yang Serba Tanggung20th Century Fox

Kisah Bohemian Rhapsody bermula di London era 1970-an saat Farrokh Bulsara, seorang petugas bagasi di bandara Heathrow, mengganti namanya menjadi Freddie Mercury untuk mendirikan band rock bersama gitaris Brian May, drummer Roger Taylor, dan basis John Deacon.

Kesuksesan Queen mengantarkan mereka pada kontrak rekaman dengan EMI. Tak lama, seperti band rock terkenal lainnya, Queen memainkan konser-konser laris di penjuru dunia.

Ketenaran, gaya hidup flamboyan serta orientasi seksual Freddie Mercury pelan-pelan menggerogoti eksistensi Queen. Konflik utama dalam film ini (niatnya) adalah perjuangan Queen mengatasi semua efek samping dari kemasyhuran.

Baca Juga: Bikin Kagum Hingga Merinding, 5 Hal Penting Film Bohemian Rhapsody

2. Penceritaan yang serba tanggung

Review Bohemian Rhapsody: Kisah Queen yang Serba Tanggung20th Century Fox

Biopik ini seakan ragu-ragu untuk memilih fokus cerita, tentang Queen atau Freddie yang maha ikonik. Hasilnya, setiap bab penting dari perjalanan Queen (dan Freddie) di film ini tersaji namun tidak memuaskan, kentang alias kena tanggung.

Bagaimana Queen terbentuk setelah band Smile bubar? Kentang. Tidak digambarkan bagaimana John Deacon bergabung atau ketika Freddie mendesain logo Queen.

Seperti apa proses kreatif rekaman Bohemian Rhapsody? Kentang, bahkan terburu-buru untuk ukuran sebuah lagu rock hit sepanjang masa yang dipilih sebagai judul film.

Hubungan personal antara Freddie dan Mary Austin juga digambarkan seadanya. Yang kita tahu hanya fakta bahwa mereka tetap berteman baik–tanpa mengeksplorasi alasan kenapa Mary tetap peduli meski Freddie selingkuh dengan pria lain.

Namun fans tidak bisa sepenuhnya menyalahkan film ini mengingat apa yang terjadi di balik layar produksi. Fox memecat sutradara Bryan Singer di tengah-tengah produksi akibat perselisihan dengan aktor Rami Malek (Freddie Mercury). Nama Brian Singer tetap mendapat kredit sebagai sutradara, tapi produksi dan pasca-produksi film akhirnya dirampungkan oleh Dexter Fletcher.

Rami Malek pun sebenarnya bukan pilihan pertama untuk membintangi Bohemian Rhapsody karena awalnya komedian Sacha Baron Cohen yang didapuk sebagai pemeran utama pada 2010 sebelum akhirnya mundur dari proyek.

3. Tidak luar biasa namun tetap layak tonton

Review Bohemian Rhapsody: Kisah Queen yang Serba Tanggung20th Century Fox

Terlepas dari kontroversi di balik layar dan penceritaan yang serba tanggung, Bohemian Rhapsody tetaplah drama biopik yang layak tonton, baik buat penggemar Queen maupun bukan. 

Akting Rami Malek menghidupkan kembali persona Freddie Mercury yang sangat berwarna dan gemilang di depan publik namun kesepian dan naif dalam kesendiriannya. Jika saja Bohemian Rhapsody adalah film sekaliber Oscar, mungkin Rami bisa menyabet penghargaan aktor terbaik.

Penampilan aktor dan aktris pendukung juga tak kalah apik. Sama seperti lagu-lagu hit Queen yang berjejalan di sepanjang film, peran mereka membuat Bohemian Rhapsody mudah dinikmati.

Sejumlah adegan juga dieksekusi dengan cerdas dan memorable, seperti argumen sengit antara Queen dan eksekutif rekaman EMI Ray Foster (diperankan oleh Mike Myers) menghadirkan meta-joke yang bisa kamu lewatkan jika tidak jeli. Dan, tentu saja, adegan reka ulang penampilan legendaris Queen di konser Live Aid yang bikin penonton di bioskop (jika tahu lagunya) jadi ikut bernyanyi.

Untuk film ini IDN Times memberikan skor 3/5. Kamu tertarik untuk menghabiskan waktu weekend-mu menyaksikan Bohemian Rhapsody?

Baca Juga: 5 Fakta Rami Malek, Pemeran Freddie Mercury di Bohemian Rhapsody

https://www.youtube.com/embed/mP0VHJYFOAU

Topik:

  • Yogie Fadila
  • Erina Wardoyo

Berita Terkini Lainnya