17 Mitos Tentang Kucing yang Masih Kita Percaya

Apa yang kamu tahu tentang kucing ternyata mitos

Kucing merupakah hewan peliharaan yang menjadi favorit banyak orang. Mereka manis, menggemaskan dan si lucu berbulu tersebut selalu berbagi tempat tidur bersama si pemilik. Mereka pun suka bertingkah lucu dan aneh hingga membuat pemiliknya gak kuasa untuk menggendongnya. Tapi dalam budaya masyarakat, ternyata masih banyak informasi salah yang beredar mengenai kucing. Kira-kira apa saja, ya?

1. Mitos bahwa kucing itu suka susu

17 Mitos Tentang Kucing yang Masih Kita Percayashutterstock.com

Hal ini banyak menjadi adegan di film-film. Kucing sering sekali diberi susu. Tapi faktanya, kucing minum susu hanya ketika mereka masih menyusui dengan ibunya. Tetapi ketika mereka disapih dari ASI mereka, mereka berhenti memproduksi semua enzim yang mereka butuhkan untuk mencernanya. Jadi itu berarti, kebanyakan kucing gak memiliki toleran laktosa. Laktosa susu biasanya terkumpul dalam sistem pencernaan kucing dan jika kucing meminumnya kucing akan memiliki masalah bau dalam tubuhnya, termasuk ketika ia membuang gas. Hal yang sama juga berlaku pada manusia.

Susu juga memiliki masalah lain, karena ia memiliki kandungan lemak dan kalori. Jika kamu memberikan kucingmu semangkuk susu setiap hari, kamu akan membuat kucingmu mengalami kegemukan.

2. Mitos kalau kumis kucing itu bisa membantu keseimbangan mereka

17 Mitos Tentang Kucing yang Masih Kita Percayaunsplash.com/Patrick Brinksma

Banyak yang percaya kalau kita gak boleh memotong kumis kucing. Karena kepercayaan populer mengatakan bahwa kumis kucing terhubung dengan keseimbangan mereka. Tapi ternyata itu mitos, lho.

Kumis kucing terbentuk dari bahan yang sama yang membentuk tanduk binatang lain, atau yang biasa disebut keratin. Kumis yang terhubung ke wajah kucing merupakan sejumlah besar saraf, dan berguna untuk merasakan perubahan udara. Jika kamu pernah memperhatikan bulu-bulu halus di atas kepala kucing atau di belakang kakinya, meskipun gak semua kucing memilikinya, itu juga disebut kumis, dan mereka bekerja dengan cara yang sama. Jadi, jika kumis kucing itu merupakan alat keseimbangan kucing itu mitos ya, tapi untuk memotong kumis kucing memang gak dianjurkan, karena itu bisa membuat mereka takut dan lemah. Itu mengapa mereka menghindar ketika ingin dipotong kumisnya.

3. Gak masalah kalau kucing jadi vegetarian

17 Mitos Tentang Kucing yang Masih Kita Percayayourcat.co.uk

Kucing membutuhkan sejumlah nutrisi untuk bertahan hidup, seperti taurin dan asam arakidonat yang berasal dari daging. Mereka juga membutuhkan banyak protein melebih hewan lain. Mereka gak bisa mendapatkan semua itu dari pola makan nabati, dan jika kekurangan semua itu mereka akan menderita masalah kulit, gangguan pendengaran, dan bahkan masalah jantung dan hati. Tentu, segelintir produsen makanan kucing vegetarian menganggap hal itu gak ada masalah. Ya, tapi itu hanya strategi penjualan saja.

Beberapa diet vegetarian memiliki versi protein buatan. Karena pada dasarnya, kucing gak dapat memproses bahan buatan seefisien mereka memproses yang alami. Itu akan melemahkan jantung mereka dan memperpendek umur mereka. Penelitian juga menemukan bahwa kucing yang dipaksa melakukan diet vegetarian yang diterapkan di rumah, diam-diam akan mencari kebutuhan nalurinya dengan memangsa hewan liar, lho.

4. Mitos yang menyatakan bahwa semua kucing liar sama

17 Mitos Tentang Kucing yang Masih Kita Percayaunsplash.com/Naveen Venkatesan

Kucing liar sering dianggap sebagai pengganggu, karena mereka suka mencuri makanan di dapur setiap orang yang pintu rumahnya terbuka dan suka merobohkan tong sampah untuk mencari secercah sisa makanan. Tapi sebetulnya, setiap kucing liar itu berbeda-beda dan inilah sebabnya.

Kucing-kucing liar yang dilahirkan dan dibesarkan di jalan, cenderung gak pernah memiliki hubungan yang baik dengan manusia, mereka biasanya takut pada manusia, dan kucing liar akan sensitif jika didekati manusia. Mereka gak memiliki sosialisasi.

Namun ada kucing liar yang di sisi lain adalah kucing peliharaan yang gak memiliki keadilan. Mereka mengenal orang, dan mereka tahu kalau manusia bisa bersikap baik padanya. Mereka mungkin sudah pernah mendapatkan sosialisasi. Mereka mungkin agak sedikit takut, tetapi manusia masih bisa mendapatkan kepercayaan mereka dan membuat mereka bisa dipelihara. Biasanya kucing liar jenis ini pernah dipelihara manusia hanya saja ditendang kembali karena sifat mereka yang selalu mencuri makanan, atau karena alasan lain.

5. Kucing mengandalkan kakinya yang kuat ketika melompat

17 Mitos Tentang Kucing yang Masih Kita Percayabest-cat-art.com

Kucing mungkin mendarat menggunakan kaki mereka sesering yang kita lihat, tetapi faktanya gak selalu begitu. Mereka bisa melakukannya karena ketika mereka melompat, rasa keseimbangan mereka sejajar dengan bagian depan tubuhnya, sementara tulang belakangnya beraksi dan secara refleks menyelaraskan bagian belakang untuk pendaratan yang aman dan sempurna.

Meskipun itu refleks, mereka masih butuh waktu untuk melakukannya. Kamu pasti pernah melihat secara langsung atau divideo ketika kucing jatuh ketika melompat dari ketinggian rendah, nah mereka biasanya gak memiliki perhitungan. Dan bahkan jika mereka mendarat dengan kaki mereka, mereka gak selalu bebas dari insiden tanpa cedera. Jika mereka jatuh dari ketinggian yang lumayan dan kaki mereka gak bisa menumpunya, maka bisa mengakibatkan hal yang mengerikan seperti patah tulang, trauma internal, dan bahkan kerusakan otak. Sekarang kita tahu bahwa kucing pun gak sempurna yang kita bayangkan.

6. Mitos bahwa kucing pada dasarnya itu soliter

17 Mitos Tentang Kucing yang Masih Kita Percayapexels.com/Mircea Iancu

Mungkin kamu sudah sering melihat ketika kucing terlihat sangat pelit dengan temannya sendiri ketika diberi makanan. Namun para peneliti mengamati bagaimana kucing berinteraksi satu sama lain, mereka menemukan bahwa kucing adalah makhluk sosial.

Kucing memang terlihat bisa bertahan hidup sendirian, karena mereka selalu berburu sendirian. Tetapi ketika mereka berkumpul dalam kelompok, ternyata mereka membentuk hubungan erat, lho. Gak hanya berkumpul, mereka berbagi tanggung jawab, bekerja sama dalam memelihara dan bahkan merawat anak kucing satu sama lain, dan mereka bahkan memiliki sahabat. Kucing yang tergabung dalam koloni liar biasanya berpasangan dan nongkrong bersama, menghabiskan banyak waktu untuk saling merawat dan saling menyapa dengan menempelkan hidung mereka. Diperkirakan bahwa semua perawatan itu bukan hanya untuk membersihkan diri, tetapi juga cara mereka untuk menyatukan aroma semua kucing menjadi bau koloni yang mengidentifikasi setiap individu sebagai bagian dari kelompok, seperti cewek-cewek yang bertukar pakaian dengan sahabatnya.

Baca Juga: 6 Inspirasi Kado untuk Taklukan Hati Si Dia yang Pecinta Kucing

7. Semua kucing berbulu putih itu tuli dan bermata biru

17 Mitos Tentang Kucing yang Masih Kita Percayapexels.com/Lucas Pezeta

Banyak yang percaya kalau kemungkinan kucing putih dengan mata yang gak biru memiliki peluang sekitar 20 persen untuk menjadi tuli, kucing putih dengan satu mata biru memiliki risiko sekitar 40 persen, dan dua mata biru memiliki antara 65 dan 85 persen. Namun belum ada penelitian tentang hal ini. Banyak yang menganggap bahwa kucing dengan mata biru cenderung tuli di sisi yang sama. Tapi jujur saja, kita bahkan gak tahu apakah mereka tuli atau tidak, karena hampir semua kucing gak pernah menengok atau menghampiri ketika kita panggil, kan.

8. Warna bulu dikaitkan dengan sifat-sifat kepribadian

17 Mitos Tentang Kucing yang Masih Kita Percayaunsplash.com/Jari Hytönen

Ada yang bilang, jika kamu ingin memiliki kucing yang setia carilah kucing berwarna oranye. Dan jika kamu ingin memiliki kucing yang misterius dan menakutkan carilah kucing hitam. Kita mungkin memercayainya, bahwa warna-warna tertentu dikaitkan dengan ciri-ciri kepribadian tertentu.

Para peneliti di UC Berkeley melihat mitos itu dan gak menemukan bukti yang mendukung teori tersebut. Namun, yang mereka temukan adalah keyakinan kuat yang tertanam dalam kesadaran kolektif, sehingga kucing berwarna terang dianggap lebih ramah, sehingga jenis itu lebih sering diadopsi. Namun faktanya gak semua kucing berbulu terang memiliki sifat yang kalem, kamu bisa membuktikannya sendiri dengan memperhatikan kepribadian kucingmu. Ingat ya, jangan menjadi rasis terhadap kucing.

9. Kucing itu buta warna, tapi mereka bisa melihat dalam gelap

17 Mitos Tentang Kucing yang Masih Kita Percayaunsplash.com/Payam Tahery

Ternyata kucing gak sepenuhnya buta warna, tetapi mereka hampir buta warna dengan hijau-merah. Mata kucing disesuaikan untuk menangkap warna biru-ungu serta warna kuning kehijauan, sehingga mereka melihat dunia sama dengan orang yang buta warna merah-hijau. Cones adalah struktur mata yang bertanggung jawab untuk penglihatan warna, itu yang membuat kita percaya tentang mitos mengenai hal ini.

Jumlah tangkai di mata kucing menandakan bahwa mereka memproses informasi lebih cepat daripada manusia, itulah sebabnya mereka bisa menangkap burung yang hinggap di jalan, misalnya. Sel-sel tangkai yang bertanggung jawab atas kecepatan menakjubkan mereka juga membantu mereka melihat dalam kegelapan (dan memberi mereka sekitar 20 derajat penglihatan ke arah tepi, dibandingkan dengan manusia), namun mereka gak dapat melihat dalam kegelapan secara total. Kucing masih harus membutuhkan sedikit cahaya untuk dapat melihat, tetapi dalam kondisi cahaya rendah dan senja, mereka bisa melihat beberapa mil ke depan.

10. Kucing itu hewan nokturnal

17 Mitos Tentang Kucing yang Masih Kita Percayaunsplash.com/Pacto Visual

Siapa pun yang memelihara kucing di rumah pasti tahu kalau dia aktif di malam hari, seperti mengamati sesuatu di dapur rumahmu, atau memandangi dinding rumah untuk melihat cicak. Bahkan hal itu mungkin terjadi begitu sering sehingga kita berpikir kalau kucing itu hewan nokturnal atau hewan yang aktif pada malam hari.

Kucing sebenarnya adalah crepuscular, yang berarti mereka cenderung caper pada jam-jam sekitar senja dan fajar. Menurut Abrams Royal Animal Clinic, jadwal aneh ini terjadi secara alami karena naluri mangsa kucing paling aktif di jam-jam itu. Gagasan bahwa kucing adalah hewan nokturnal itu mitos.

11. Kucing banyak tidur karena malas

17 Mitos Tentang Kucing yang Masih Kita Percayaunsplash.com/Aleesha Wood

Jika kamu berangkat kerja di pagi hari dan melihat kucingmu tertidur di tempat yang sama ketika kamu pulang, mungkin kamu akan menganggap kalau kucing itu pemalas. Tapi nyatanya engga, lho.

Pola tidur kucing memang lebih rumit daripada yang kita pikirkan dan memang benar, mereka tidur selama 16 jam sehari, Cat Behavior Associates menjelaskan bahwa kucing biasanya gak benar-benar tidur pulas. Sebagian besar waktu tidur kucing dihabiskan dengan indranya yang masih tetap waspada dan mendengarkan mangsa, predator, atau berbagai macam suara yang mengganggu. Jika kamu memperhatikan, kamu pasti pernah melihat kucing yang seolah-olah tertidur namun matanya selalu terbuka dan telinganya bergerak ketika mendengar sesuatu. Kucing akan segera bergerak atau bertindak ketika ada sesuatu yang menarik perhatiannya, meskipun dia terlihat memejamkan matanya. 

Dikutip dari VetStreet, ada alasan biologis mengapa kucing membutuhkan banyak waktu senggang, yakni diet. Kucing adalah pemakan daging, dan istirahat dalam waktu lama membantu sistem pencernaan mereka mencerna semua protein itu.

12. Kucing menganggap makanan lebih penting daripada manusia

17 Mitos Tentang Kucing yang Masih Kita Percayapexels.com/ freestocks.org

Sebuah penelitian dari Oregon State University yang dilansir dari Science Direct, mencoba mencari tahu apa yang disukai kucing. Mereka mengambil dua kelompok kucing, kucing peliharaan dan kucing dari tempat penampungan dan memberi mereka pilihan makanan, bersosialisasi dengan manusia, atau bermain dengan mainan. Pada akhir tes, mereka menemukan bahwa mayoritas kucing akan memilih perhatian dari manusia dibandingkan beberapa makanan yang lezat.

Mainan dan rangsangan aroma makanan bahkan gak memiliki peluang, dan meskipun ada perbedaan antara masing-masing kucing, namun gak ada perbedaan statistik antara kucing peliharaan dan kucing di penampungan. Itu menunjukkan kalau kucing menginginkan kasih sayang dari seseorang.

13. Secara alami, kucing sangat membenci air

17 Mitos Tentang Kucing yang Masih Kita Percayaunsplash.com/Frida Bredesen

Gak semua kucing secara naluriah gak suka air, lho. Animal Planet mengamati kalau kucing di alam liar menyesuaikan pandangan mereka mengenai air tergantung pada situasi lingkungannya, seperti ada atau engganya predator di dalam air, itu mengapa kebanyakan dari mereka menghindarinya. Di sisi lain, beberapa kucing justru menghabiskan begitu banyak waktunya di air.

Beberapa kucing itu seperti Van Turki, Coon Maine, dan Bengal, mereka semua cenderung memiliki daya tarik pada air yang bertentangan dengan obsesif mereka, dan banyak juga kucing yang gak takut untuk berenang. VetStreet menjelaskan jika sebagian kucing enggan dengan air karena mereka pernah memiliki pengalaman negatif dengannya. Seperti anak-anak kucing yang bermain di bak mandi tetapi harus terjatuh dan tenggelam, itu bisa menjadikannya enggan bersentuhan dengan air. Atau kucing liar yang harus diterpa hujan besar hingga membuatnya takut dengan air. Ditambah lagi sebagian dari pemilik kucing gak mau repot-repot memandikan kucing mereka, mereka menjadi gak biasa dengan air. 

14. Mengurung kucing di dalam rumah itu kejam

17 Mitos Tentang Kucing yang Masih Kita Percayapexels.com/ Buenosia Carol

Setiap orang memiliki pendapat berbeda-beda mengenai hal ini. Beberapa orang percaya bahwa kucing harus dibiarkan berkeliaran di luar, memangsa binatang lain, dan merupakan lahiriah bahwa kucing berpotensi mati dengan kematian yang mengerikan. Memelihara kucing di dalam rumah itu kejam.

Menurut ahli perilaku kucing Jane Ehrlich, kucing peliharaan harus 100 persen dijaga di dalam rumah. Ada banyak alasannya, terutama untuk menjaga mereka agar lebih aman. Dengan begitu, kucing rumahan gak berisiko ditabrak mobil, ditangkap oleh predator, terjebak di suatu tempat dan sekarat di sana, atau terpapar pada sesuatu yang akan membuat mereka sakit. Mereka juga akan lebih menyesuaikan diri, secara psikologis, karena mereka gak selalu cemas dirundung ketakutan dibandingkan kucing yang menghabiskan waktunya di luar ruangan.

Selama kucing di dalam ruangan itu memiliki akses seperti mainan, pohon kucing, tempat mereka bisa memanjat dan bersembunyi, dan lingkungan yang aman dan interaktif, mereka gak hanya saja berpotensi memiliki umur panjang, tetapi juga selalu bahagia.

15. Semua kucing dilahirkan sebagai pemburu

17 Mitos Tentang Kucing yang Masih Kita Percayafabricbook.net

Sebuah studi pada 2013 yang dilakukan oleh Smithsonian dan Fish and Wildlife Service AS, menemukan bahwa kucing menjadi penyebab kematian burung sebanyak 3,7 miliar dan 20,7 miliar tikus setiap tahunnya. Hal itu tampaknya mendukung gagasan bahwa kucing terlahir sebagai pemburu, dan mereka adalah mesin pembunuh yang paling menggemaskan. Namun nyatanya enggak.

BBC Earth menemukan kucing besar dan kecil berhasil memburu dalam persentase yang relatif kecil. Dan CatTime mengatakan ini gak berlaku pada kucing rumahan, gak semua kucing diciptakan sama. Ketika kucing pertama kali dijinakkan, mereka dibawa ke rumah untuk menjauhkan mereka dari toko makanan agar gak mencuri makanan di sana. Namun seiring berjalannya waktu, manusia mulai merawat mereka, memberi mereka makan, dan mencari keuntungan dari mereka untuk mendapatkan penghasilan, seperti memasang foto mereka di Instagram agar mendapatkan endorse. Kemampuan kucing untuk berburu tikus menurun pada kucing peliharaan, itu karena mereka gak butuh tikus sebagai makanan utama mereka.

Beda halnya dengan kucing liar yang tumbuh di jalanan yang keras, mereka masih disebut pemburu karena mereka bertahan hidup dari sana.

16. Kucing gak bisa dilatih

17 Mitos Tentang Kucing yang Masih Kita Percayapexels.com/ 祝 鹤槐

Ini merupakan kepercayaan lama bahwa kucing lebih suka melakukan apapun semau mereka dan gak suka diatur. Pelatihan di sini merupakan bentuk komunikasi agar bisa dipahami hewan. National Geographic mengatakan bahwa kucing pasti bisa dilatih, namun manusia salah dalam melakukannya. Contoh gampangnya seperti ketika kucing naik ke meja makan untuk mencari makanan, pasti kita akan memarahi dan meneriakinya agar dia gak naik ke sana.

Namun sayangnya kucing gak mendengarkan perkataan kita. Tapi fakta membuktikan hal lain, kucing sudah dilatih untuk menyadari bahwa ketika dia naik ke atas meja, dia mendapat perhatian dari kita. Manusia bisa dikatakan gak bisa memahami konteksnya. Mikel Delgado dari School of Veterinary Medicine di University of California, mengatakan ini adalah prinsip untuk mulai melatih kucing. Bersikaplah konsisten dalam mengabaikan perilaku buruk, dan pada akhirnya kucing akan menghilangkan perilaku buruknya.

17. Kucing pertama kali dijinakkan di Mesir

17 Mitos Tentang Kucing yang Masih Kita Percayaexpress.co.uk

Orang Mesir kuno dikaitakan dengan kucing. Mereka sangat mencintai kucing, menyatukan kucing dengan dewa-dewa mereka, melukis potret kucing dalam relief bangunan, membuat mumi mereka, dan mengubur kucing bersama dengan orang-orang penting di Mesir. Tetapi temuan arkeologis menunjukkan bahwa kucing sudah bergaul dengan manusia jauh sebelum mereka masuk ke hati orang Mesir.

Perkembangbiakan kucing peliharaan di Mesir mulai dibatasi sekitar 4.000 tahun yang lalu seperti yang dilansir dari Science Daily. Tetapi gambar-gambar kucing sudah ditemukan pada lukisan-lukisan Neolitikum awal, dan ketika para arkeolog di Siprus menemukan seekor kucing yang terkubur bersama manusia di situs pemakaman berusia 9.500 tahun yang lalu, membuktikan kalau kucing sudah sangat dicintai ribuan tahun yang lalu, bahkan sebelum Mesir.

Baca Juga: Awas, 9 Makanan Ini Berbahaya untuk Kucing Kesayanganmu Lho!

Amelia Solekha Photo Verified Writer Amelia Solekha

Write to communicate. https://linktr.ee/ameliasolekha

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya