10 Fakta Unik tentang Sejarah Penemuan Green Screen untuk Film
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Green screen atau yang sering dikenal sebagai Chroma-Key, digunakan di banyak film dan sudah bukan hal yang baru lagi, green screen untuk membuat monster, sihir, adegan menarik, dan lokasi syuting yang eksotis.
Namun, teknik layar hijau yang digunakan saat ini hanyalah teknologi terbaru dalam garis panjang kemajuan teknologi yang usianya hampir setua perkembangan dari awal film itu sendiri.
Bagaimana sejarah awal penciptaan green screen?
1. Green screen diciptakan Larry Butler pada tahun 1940-an untuk membantu pembuatan adegan dalam filmnya The Thief of Bagdad
2. Larry menyadari bahwa menggunakan satu warna sebagai latar belakang dapat membantu sutradara mengisolasi pemain dari latar belakang dan membuat special effects lebih mudah dibuat
3. Tak heran, film The Thief of Bagdad pun memenangkan penghargaan Academy Awards yang ke 13 dalam kategori Best Cinematography dan Best Special Effects
4. Meski istilah yang lebih dikenal adalah green screen, tapi awalnya warna latar belakang aslinya adalah biru
Baca Juga: 10 Sutradara Underrated di Balik Film-Film Brilian Peraih Awards
5. Warna biru dipilih karena cukup berbeda dengan warna kulit pemain film sehingga foreground dan background lebih mudah dipisahkan
Editor’s picks
6. Karena tak ada software yang bisa bekerja dengan green screen, editor menggunakan printer optik dan matte yang digambar manual dengan tangan
7. Kenapa warnanya hijau? Sederhananya, karena warna kulit manusia tidak ada yang hijau
8. Agar efeknya berfungsi, latar belakang harus menggunakan warna yang tidak digunakan di tempat lain dalam rekaman – dan hijau tak seperti warna kulit manusia yang alami
9. Blue screen juga punya prinsip yang sama. Karena hijau dan biru jauh dari oranye-merah pada lingkaran spektrum warna, keduanya cocok dipakai di Chroma-Key
10. Chroma-key tak cuma untuk latar belakang; tapi bisa untuk objek karakter animasi yang rumit, seperti naga di Game of Thrones
Selama beberapa dekade, teknologi Chroma-Key menjadi lebih sensitif dan canggih. Deteksi pinggiran yang ditingkatkan dan kemampuan untuk memisahkan bahkan rambut tiap helai di kepala pemain film membuat efek spektakuler menjadi lebih mulus dan realistis dari sebelumnya.
Pada saat yang sama, teknologi digital juga menjadi lebih murah dan lebih mudah diakses, dan chroma key kini dapat dijangkau oleh siapa saja yang memiliki smartphone atau tablet.
Perangkat lunak dan aplikasi seperti Photoshop, After Effects, dan iMovie memungkinkan bahkan fotografer amatir atau editor video untuk dengan mudah mengubah dan memanipulasi gambar layar hijau mereka sendiri — atau gambar milik orang lain.
Baca Juga: 7 Film Anime yang Visualnya Tak Kalah Indah dari Film Ghibli
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.