12 Bukti Kalau Mahasiswa Sastra Indonesia Nggak Kalah Sama Mahasiswa Lain

Terkadang kebanyakan orang berpikir kalau jurusan sastra Indonesia itu nggak bergengsi, kalah dengan jurusan-jurusan lain seperti teknik, ekonomi atau kedokteran. Jadi, banyak orang yang memandang sebelah mata mahasiswa jurusan sastra Indonesia. Padahal mahasiswa sastra justru memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan mahasiswa jurusan lain. Setelah tahu kelebihan ini mungkin kamu akan merubah pemikiran kamu tentang mahasiswa sastra Indonesia.

1. Mereka punya kecintaan yang tinggi pada bangsa sendiri.

Sumber Gambar: sindonews.com

Tentu saja mereka cinta banget sama bangsa sendiri, soalnya mereka mempelajari bahasa bangsa sendiri sampai seluk beluknya. Jadi mereka paham banget bagaimana berharganya sebuah bahasa bangsa sendiri.

2. Mereka pecinta buku, membaca banyak karya sastra.

Mahasiswa sastra Indonesia diwajibkan untuk membaca banyak buku, dari karya sastra klasik sampai modern. Setiap semester mereka diberikan daftar buku yang harus dibaca. Daftar ini bisa mencapai puluhan buku. Hal inilah yang memupuk kecintaan mereka pada buku. Kamu bisa tanya apa aja tentang karya sastra sama mereka. 

3. Mereka memiliki kemampuan menulis yang mumpuni.

Tidak hanya hobi membaca tetapi juga jadi hobi menulis. Mahasiswa sastra Indonesia punya materi kuliah creative writing, disini kemampuan menulis mereka diasah. Menulis puisi, cerpen, novel, ataupun drama adalah hal yang biasa mereka lakukan. Inspirasi menulis mereka bisa datang darimana saja, termasuk kamu #cieee.

4. Mereka berpikir sudah terbiasa berpikir kritis.

Mereka dituntut untuk berpikir kritis terhadap sesuatu. Misalnya mereka harus bisa kritis terhadap suatu karya sastra kemudian menginterpretasikan dan menelaah karya tersebut.

5. Mereka tidak takut untuk mengkritik.

Karena pikiran kritis mereka, mahasiswa jurusan sastra Indonesia jadi tidak takut untuk mengkritik. Memberikan ulasan atau kritikan terhadap suatu karya sastra adalah hal yang lumrah bagi mereka. Berdasarkan hal ini juga membuat mereka tidak takut untuk menerima kritikan juga terhadap karya mereka buat.

6. Mereka puitis dan romantis.

Mereka bisa menuliskan puisi-puisi romantis untuk kamu. Puisi-puisinya dijamin bisa bikin kamu klepek-klepek deh.

7. Mereka punya kemampuan untuk mengerti tidak hanya hal yang tersurat tapi juga hal yang tersirat.

Kebiasaan mereka membaca karya sastra baik novel ataupun puisi membuat mereka memiliki kemampuan untuk mengerti hal-hal yang tersirat. Mereka bisa melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda yang bahkan tidak terlintas dipikiran orang lain.

8. Mereka juga punya kemampuan untuk berakting.

Mahasiswa sastra Indonesia diam-diam punya kemampuan acting lho. Pasalnya ketika kuliah mereka mendapatkan mata kuliah yang mengharuskan membuat naskah drama kemudian mempraktikkannya. Mahasiswa sastra Indonesia juga biasa tergabung dalam kelompok-kelompok teater kampus.

9. Mereka memiliki pergaulan dan pengetahuan yang luas.

Pergaulan mereka juga luas lho. Interaksi mereka dengan banyak penulis, dengan banyak buku, para pelaku seni membuat pergaulan dan pengetahuan mereka luas. Pergaulan yang luas juga disebabkan karena kemampuan komunikasi mereka yang baik.

10. Mereka punya sifat sopan santun tingkat tinggi.

Berbicara sesuai dengan EYD adalah kebiasaan mereka. Apalagi kalau sedang berhadapan dengan dosen atau orang yang lebih tua. Dari sini kelihatan kalau mereka sopan banget.

11. Tidak hanya belajar bahasa Indonesia, tetapi juga bahasa negara lain.

Mahasiswa sastra Indonesia tidak melulu belajar bahasa Indonesia. Di beberapa universitas mahasiswa sastra Indonesia juga diwajibkan untuk mengambil mata kuliah bahasa asing lainnya. Kebayang kan kemampuan bahasa yang dimiliki mahasiswa sastra Indonesia.

12. Punya kesempatan bekerja yang juga luas.

Peluang karir mahasiswa sastra Indonesia juga luas, tidak hanya jadi penulis, penyair atau pengamat sastra tetapi juga bisa bekerja di bidang media, jadi dosen, penerjemah, ataupun konsultan bahasa dan sastra.

Masih ragu sama mahasiswa sastra Indonesia? Nggak lagi deh.