12 Penulis Perempuan Kontemporer Terbaik, Punya Ciri Khas
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Butuh referensi bacaan baru untuk teman menanti atau bepergian? Dua belas penulis perempuan kontemporer mancanegara berikut bisa masuk pertimbangan. Punya gaya penulisan yang khas dan sudah memenangkan banyak penghargaan bergengsi, buku-bukunya tak perlu diragukan lagi kualitasnya. Silakan pilih mana yang paling menarik hati, yuk!
1. Sally Rooney
Buku Sally Rooney cocok untuk penggemar kisah drama romansa masa kini. Di tiga novelnya yang sudah terbit Sally selalu berhasil menangkap dinamika kehidupan pemuda-pemudi usia 20-30an di era modern. Baik dari sisi pekerjaan, hubungan asmara, hingga kesehatan mental.
Silakan pilih antara Normal People, Conversation With Friends, atau yang terbaru Beautiful World, Where Are You
2. Chimamanda Ngozi Adichie
Chimamanda adalah penulis asal Nigeria yang selalu menyelipkan pesan feminisme dalam karya-karyanya. Baik non-fiksi maupun novel sudah ia terbitkan. Untuk berkenalan dengan Chimamanda, kamu bisa mencoba buku esai pendeknya yang berjudul We Should All be Feminists. Lalu, tak lupa coba baca pula novel terlarisnya yang berjudul Americanah.
3. Elif Shafak
Kalau suka literatur Turki macam tulisan Orhan Pamuk, jangan lewatkan pula karya-karya Elif Shafak. Penulis perempuan kontemporer ini hobi menciptakan lakon-lakon perempuan kuat dan unik di novelnya. Elif tak ragu membahas hal-hal dan tradisi yang mungkin gak pernah kita tahu ada di Turki, bahkan kadang menyelipkan sentuhan surealis di novelnya.
4. Valeria Luiselli
Kalau Elif Shafak mencoba mengulik Turki dan Timur Tengah, Valeria Luiselli dikenal karena kecenderungannya mengulik kehidupan imigran dan pencari suaka asal Amerika Latin di Amerika Serikat.
Buku-bukunya seperti Lost Children Archive dan The Story of My Teeth memang fiksi, tetapi melalui proses wawancara dan riset yang gak gampang. Tak heran kalau keduanya menuai pujian.
5. Ann Patchett
Karier kepenulisan Ann Patchett dimulai menjadi kontributor untuk majalah Seventeen hingga The New York Times. Ann kemudian menemukan momennya saat novel keempatnya, Bel Canto masuk nominasi penghargaan bergengsi National Book Critics Circle Award di AS. Novel terbarunya, The Dutch House juga masuk dalam daftar calon penerima Pulitzer Prize 2020.
Ann Patchett dikenal dengan gaya kepenulisannya yang detail, puitis, dan kaya deskripsi psikologi. Meski panjang, kamu tak bakal bosan membaca alur yang dibuat Ann.
6. Bae Suah
Bae Suah adalah salah satu penulis prominen asal Korea Selatan. Ia sudah menerbitkan beberapa novel dan menerjemahkan belasan karya terkenal ke dalam Bahasa Korea. Sama dengan Ann Patchett, Bae Suah juga pandai mendeskripsikan emosi dan ekspresi karakternya dengan sangat detail.
Bedanya, secara kepenulisan, Bae lebih terus terang dan sering menggunakan kalimat-kalimat singkat. Novel-novelnya penuh dengan teka-teki dan biasanya alurnya maju mundur. Salah satu yang paling menantang adalah Untold Night and Day yang meski jumlah halamannya kurang dari 200, bisa bikin pusing pembacanya.
Editor’s picks
7. Sayaka Murata
Masih dari Asia, kamu wajib mencoba novel karangan Sayaka Murata. Seakan mengamini kecenderungan feminis di kalangan penulis perempuan Jepang, Sayaka juga banyak menyisipikan kritik pedas pada partriarki di buku-bukunya. Buktikan langsung dengan mencicip Convenience Store Woman dan Earthlings, deh.
8. Zadie Smith
Zadie Smith meraih popularitas setelah novelnya White Teeth menuai pujian. Zadie dikenal dengan kemampuannya menyinggung isu ras dan pertentangan kelas dengan cukup akurat. Novel-novelnya biasanya beralur cepat dan multikarakter. Selain novel debutnya, On Beauty dan Swing Time sangat direkomendasikan untuk dibaca.
9. Louise Erdrich
Louise Erdrich juga punya spesialisasi yang unik. Novel-novelnya selalu menggunakan karakter penduduk asli Amerika Serikat. Ia sendiri memiliki keturunan indigenous dari sang ibu dan mulai tertarik melakukan riset tentang penduduk asli Amerika di bangku kuliah. Usai menyelesaikan program master, ia mulai menulis novel.
Novel terbarunya, The Night Watchman bahkan berhasil menyabet penghargaan Pulitzer Prize for Fiction 2021.
10. Elena Ferrante
Meski tak jelas apakah Elena Ferrante benar-benar seorang perempuan atau bukan, yang jelas ia berhasil menjadi salah satu penulis feminis paling berpengaruh di era kontemporer ini. Elena Ferrante debut di tahun 90an dan sudah menerbitkan belasan novel. Beberapa yang paling dikenal adalah tetralogi My Brilliant Friend dan yang bakal segera tayang versi filmnya, The Lost Daughter. Ia juga baru saja menerbitkan karya terbarunya, The Lying Life of Adults.
11. Gillian Flynn
Gillian Flynn adalah penutur cerita yang handal di bidangnya. Ia bahkan suka menyisipkan plot twist yang bikin pembaca ternganga di akhir novelnya. Sama seperti kebanyakan penulis lainnya, ia memulai kariernya sebagai jurnalis dan kontributor di majalah hiburan.
Buku-bukunya cocok untuk penggemar kisah-kisah kriminal dan investigasi pembunuhan. Silakan coba Gone Girl, Sharp Objects, dan Dark Places.
12. E. Lockhart
Mirip dengan Gillian Flynn, E. Lockhart adalah penyusun plot twist yang ulung. Novel-novelnya banyak menggunakan karakter remaja dengan gaya bahasa yang cukup mudah dipahami. Maklum, ia memang menyasar pasar young adult. Beberapa novelnya yang layak dibaca adalah We Were Liars dan Genuine Fraud.
Menarik semua, ya, tapi tetap lihat budget sebelum borong buku-buku mereka.
Baca Juga: 7 Penulis Buku Fenomenal asal Rusia Selain Leo Tolstoy
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.