Mengenal Pesta Sekura, Tradisi Unik untuk Menyambut Idulfitri

Penuh makna di balik kemeriahannya

Idulfitri menjadi momen berharga bagi mayoritas masyarakat Indonesia yang memeluk agama Islam. Banyak cara untuk menyambut datangnya hari raya tersebut, seperti kembali ke kampung halaman supaya dapat berkumpul bersama keluarga hingga menggelar pesta.

Setiap daerah memiliki tradisi berbeda untuk menyambut Idulfitri, termasuk Lampung. Tradisi setempat yang masih lestari hingga kini adalah pesta sekura. Tradisi tahunan tersebut digelar sebagai wujud kegembiraan masyarakat setelah berpuasa selama bulan Ramadan.

1. Sekura, pesta menggunakan topeng dan busana mencolok

Mengenal Pesta Sekura, Tradisi Unik untuk Menyambut Idulfitrisekura kamak (instagram.com/arthadinata_ar)

Sekura berasal dari kata sekukha yang berarti 'penutup wajah'. Sesuai dengan artinya, pesta sekura mengenakan topeng untuk menutup wajah. Dapat menggunakan topeng, kacamata, kain maupun polesan warna pada wajah. Kemudian, dipadukan dengan busana yang eye cathcing.

Kisah yang turun temurun di masyarakat Lampung, budaya sekura lahir saat adanya perang saudara. Sekura atau topeng digunakan untuk menutup wajah supaya tidak dikenali dan menghilangkan keraguaan ketika hendak menghabisi lawan.

Ada pula yang menyatakan bawah tradisi tersebut merupakan asimilasi budaya Hindu dan Islam. Versi satu ini berkaitan dengan kisah suku Tumi di Gunung Pesagi dan kedatangan Ratu Ngegalang Paksi, penyebar agama Islam. Suku Tumi menggunakan topeng sebagai sarana pemujaan terhadap dewa.

Sedangkan, para penyebar Islam tidak menghapus tradisi tersebut, tetapi mengubah maknanya dan karakternya. Dari ekspresi menyeramkan atau mewakili roh halus menjadi karakter buruk manusia, seperti nafsu amarah, rakus, dan jahat.

2. Sebagai ajang mempererat silaturahmi dan melestarikan budaya

Mengenal Pesta Sekura, Tradisi Unik untuk Menyambut Idulfitripesta sekura (instagram.com/ekafendiaspara_alliwa)

Kini sekura menjadi tradisi turun temurun yang terus dilestarikan. Kemeriahan pesta sekura menjadi ajang untuk mempererat tali silaturrahmi. Terlebih lagi bagi masyarakat Lampung Barat yang menjadikannya sebagai identitas budaya mereka. Perhelatan pesta sekura menjadi salah satu cara melestarikan budaya.

Pesta sekura menjadi perhelatan rutin di Lampung Barat ketika menyambut Hari Raya Idulfitri. Peserta wajib berbalut topeng dengan berbagai karakter dan ekspresi. Tidak lupa membawa berbagai makanan yang disantap bersama dengan peserta lainnya. Hal ini membuat suasana makin hangat dan akrab.

Baca Juga: 5 Tradisi Budaya di Indonesia Menyambut Hari Raya Idulfitri

3. Digelar untuk menyambut Hari Raya Idulfitri dan hari besar lainnya

Mengenal Pesta Sekura, Tradisi Unik untuk Menyambut Idulfitripesta sekura (instagram.com/ekafendiaspara_alliwa)

Sudah tahu belum, kalau pesta sekura telah terdaftar dalam warisan tak benda yang diakui UNESCO pada 2015 silam? Tradisi tersebut menjadi hak paten Lampung Barat. Meski, beberapa daerah lain di sekitar Lampung Barat juga menjadikannya tradisi untuk menyambut Idulfitri.

Tradisi tersebut juga diselenggarakan saat Iduladha dan perayaan lain, seperti Lampung Krakatau Festival. Peserta yang mengenakan kostum menarik dan unik akan melakukan arak-arakan dan berkeliling ke desa-desa. Pesta sekura makin meriah dengan atraksi tradisional lainnnya, seperti panjat pinang, pencak silat, berpantun, dan masih banyak lagi.

Tidak ketinggalan, ketika berkeliling, ada yang membawa atau mendapatkan makanan. Kemudian, mereka akan menyantapnya bersama dengan sesama peserta sekura.

4. Berasal dari dua jenis, kini sekura makin beragam

Mengenal Pesta Sekura, Tradisi Unik untuk Menyambut Idulfitrisekura betik (instagram.com/arthadinata_ar)

Awalnya, sekura dibagi menjadi dua jenis yang mudah dikenali, yakni sekura betik dan sekura kamak atau sekura bukhak. Sekura betik merupakan penutup wajah dengan kostum yang indah dan bersih. Biasanya mengenakan kain panjang lengkap dengan penutup kepala dan kacamata.

Sebaliknya, sekura kamak merupakan penutup wajah dengan karakter urakan dan kostum kotor. Peserta biasanya mengenakan topeng dari kayu. Bentuk topengnya tidak simetris, sedangkan kostumnya unik, lucu, hingga menyeramkan.

Makin ke sini, kostum yang dikenakan untuk perayaan sekura makin beragam. Peserta bebas berekspresi dan menentukan karakter sesuai keinginannya. Namun, tetap sopan dan eye catching supaya tampak meriah. Berkembang pula sekura pudak upi (seperti bayi), sekura tuha (seperti orang tua), sekura kebayan (seperti pengantin), dan masih banyak lagi.

5. Pesta sekura yang meriah nan bermakna

Mengenal Pesta Sekura, Tradisi Unik untuk Menyambut Idulfitripesta sekura (instagram.com/endangguntorocanggu)

Di balik kemeriahan tradisi sekura, ternyata memiliki beragam makna. Seperti penggunaan topeng yang mewakili watak manusia, ada sifat baik dan buruk. Oleh karena itu, manusia perlu mengendalikan sifat buruk dengan kebaikan.

Peserta dapat mengekspresikan rasa takut tanpa perlu ragu lagi. Hal ini menunjukkan kebebasan tanpa khawatir dengan ancaman. Rasa takut terhadap sesuatu selalu dimiliki oleh setiap manusia, tergantung cara menghadapinya.

Setiap lapisan masyarakat terlibat dalam pesta sekura yang meriah. Peserta dapat mengekspresikan karakter sesuai dengan keinginannya. Sedangkan, tuan rumah juga menyambut dengan ramah serta menyediakan makanan untuk peserta sekura yang datang, sehingga status sosial bukan lagi hal yang penting.

Makna dan nilai spiritualisme juga terkandung dalam sekura. Kostum warna-warni menunjukkan ekspresi kegembiraan sekaligus mewakili rupa manusia dalam menjalani kehidupan. Manusia dapat menjadi pribadi baik atau buruk, tetapi hanya Tuhan yang tahu.

Kebersamaan, gotong royong, saling tolong menolong, serta kegigihan tampak pada puncak pesta. Peserta akan melakukan panjat pinang sampai puncak tertinggi. Ini juga menjadi simbol menuju Tuhan.

Nah, sekarang kamu sudah tahu tentang pesta sekura, bukan? Ternyata tidak hanya menunjukkan suka cita setelah melalui bulan Ramadan dan menyambut Idulfitri. Tradisi tersebut juga menggambarkan kebersamaan dan menyambung tali silaturrahmi.

Baca Juga: 5 Tradisi Unik Orang Madura saat Menyambut Lebaran

Fatma Roisatin Nadhiroh Photo Verified Writer Fatma Roisatin Nadhiroh

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Gagah N. Putra

Berita Terkini Lainnya