Film 101: Bagaimana Adegan Bawah Air Dibuat dalam Film?

Melalui serangkaian latihan dan proses syuting yang rumit

Tampil memukau di layar lebar serta sukses membuat penontonnya berdecak kagum, adegan bawah air ternyata melalui serangkaian proses syuting yang panjang dan rumit. Situasi dan kondisi yang serba terbatas membuat para pegiat film memutar otak agar dapat merekam adegan bawah air tanpa menghilangkan satu aspek dalam pembuatan film.

Dari teknik tradisional seperti trik kamera hingga penggunaan teknologi CGI, kali ini IDN Times akan membedah proses adegan bawah air dibuat dalam sebuah film.

1. Underwater housing

Film 101: Bagaimana Adegan Bawah Air Dibuat dalam Film?cuplikan film 20.000 Leagues Under the Sea (dok. Walt Disney Pictures/20.000 Leagues Under the Sea)

20.000 Leagues Under the Sea adalah film pertama yang memuat adegan bawah air di dalamnya. Dirilis pada tahun 1916, tentu kamera anti air belum ditemukan pada saat itu. Lalu bagaimana sutradara Stuart Paton dan kru merekam adegan bawah air?

Williamson bersaudara selaku kepala departemen kamera dan pencahayaan membuat tabung khusus yang dapat menyelam dengan kedalaman tertentu. Tabung tersebut berbentuk seperti periskop namun terbalik serta dilengkapi dengan bola kaca agar dapat merekam adegan di bawah laut. Pencahayaannya pun hanya mengandalkan cahaya natural dan tingkat kejernihan dari air.

Sementara itu para pemainnya menggunakan pakaian selam khusus sehingga dapat menampung oksigen lebih banyak dari pakaian selam pada umumnya. Dengan pakaian selam khusus, para pemainnya dapat bertahan di bawah air selama satu jam sebelum kembali ke permukaan dan mendapatkan tabung oksigen baru.

2. Dry for wet

Film 101: Bagaimana Adegan Bawah Air Dibuat dalam Film?cuplikan film For Your Eyes Only (dok. EON Productions/For Your Eyes Only)

Untuk memangkas waktu dan ongkos produksi, tim produksi menggunakan teknik dry to wet untuk merekam adegan bawah air. Dry to wet juga dinilai lebih efisien karena tidak mengharuskan kru serta para pemainnya untuk terjun langsung ke dalam sungai, danau, laut, atau water tank sekali pun.

Penggunaan teknik dry to wet dapat kamu temukan di film For Your Eyes Only. Adegan tersebut dilakukan di sebuah studio tertutup di mana setnya dibangun menyerupai dasar sungai. Lalu tim produksi akan mengarahkan wind machines atau mesin peniup angin ke arah wajah pemain sementara kamera diatur ke pengaturan 120 fps–frame per second–untuk menyerupai gerakan ketika berada di bawah air. Sementara untuk menciptakan gelembung udara tim produksi meletakkan akuarium di depan kamera.

Teknik dry to wet juga digunakan dalam proses pembuatan film Pirates of the Caribbean: Dead Men Tell No Tales. Tim produksi membangun set pencahayaan khusus lalu menempatkan akuarium berisi air di bawahnya. Hal tersebut dilakukan untuk menciptakan efek riak air pada set yang dibangun menyerupai dasar laut.

Baca Juga: Film 101: Apa Perbedaan Antara Soundtrack dan Score?

3. Air terbuka

Film 101: Bagaimana Adegan Bawah Air Dibuat dalam Film?cuplikan film Thirteen Lives (dok. Imagine Entertainment/Thirteen Lives)

Tidak sedikit para pembuat film merekam adegan bawah air langsung di air terbuka seperti sungai, danau, hingga laut lepas. Demi mendapatkan shot yang otentik, kru serta pemain rela mengerahkan tenaga serta waktu dengan berada di dalam air untuk durasi yang tidak sebentar.

Shot di air terbuka juga membantu sutradara dan sinematografer dalam tahap pascaproduksi. Dalam film The Shallows, sinematografer Flavio Labiano menggunakan hasil shot di air terbuka untuk sebagai pacuan untuk menentukan gradasi warna serta filter yang akan digunakan dalam film. Dengan begitu penonton tidak dapat menemukan perbedaan antara shot yang dilakukan di air terbuka serta shot yang dilakukan di dalam water tank.

4. Water tank

Film 101: Bagaimana Adegan Bawah Air Dibuat dalam Film?cuplikan film The Shallows (dok. Columbia Pictures/The Shallows)

Meskipun shot yang dihasilkan terlihat natural dan otentik, tidak ada yang bisa memprediksi situasi dan kondisi di air terbuka. Di pagi hari mungkin arus atau ombak terlihat bersahabat. Namun dalam hitungan jam situasinya bisa berbanding terbalik dan menghambat proses pengambilan gambar.

Untuk mengatasi hal tersebut, tidak sedikit para pembuat film merekam adegan bawah air dalam water tank. Dapat menampung hingga 10 ribu liter air, tim produksi memiliki kontrol penuh akan kondisi air dalam water tank. Mulai dari suhu, arus, hingga tingkat kekeruhan air.

Penggunaan water tank sendiri menyesuaikan dengan kebutuhan adegan suatu film. Untuk film yang kental dengan nuansa futuristik seperti Mission: Impossible - Rogue Nation, tim produksi hanya menambahkan beberapa properti kunci yang nantinya dijadikan sebagai patokan oleh tim VFX dalam proses editing menggunakan CGI. Sementara sisanya dilapisi dengan blue screen atau green screen.

Sementara untuk film bertema survival atau bencana alam seperti Thirteen Lives, production designer Molly Hughes membangun replika gua bawah air Tham Luang dalam water tank yang dibuat khusus. Hughes membuat replika bebatuan dan stalaktit menggunakan busa yang dilapisi oleh semen dengan sentuhan garis-garis berwarna tembaga agar terlihat lebih otentik.

5. Tuning fork dan CGI

Film 101: Bagaimana Adegan Bawah Air Dibuat dalam Film?behind the scene film Aquaman (dok. DC Studios/Aquaman)

Pesatnya perkembangan teknologi turut memberi kemudahan pada industri perfilman. Meskipun memakan ongkos yang tidak sedikit, setidaknya CGI dapat membuat adegan bawah air dalam skala dan durasi yang panjang terlihat lebih realistis dan efisien.

Sebut saja film Aquaman yang dirilis pada tahun 2018 silam. Hampir 70% set dibangun dalam blue screen dan green screen. Efek riak air dapat dibuat dengan bantuan CGI. Sementara untuk membuat adegan berenang atau mengambang di laut dalam, para pemain akan dipasang dalam alat khusus bernama tuning fork. Mampu bergerak hingga 360 derajat, tuning fork memiliki semacam lubang di mana aktor akan diikat dalam lubang khusus di satu sisi sementara di sisi lain terdapat semacam alat setir yang dikendalikan oleh kru dalam green suit

Tracking marks juga digunakan untuk mempermudah tim VFX dalam melakukan proses editing menggunakan CG. Untuk membuat gerakan rambut yang mendayu dalam air, para aktor menggunakan tracking marks di kepala dan di beberapa bagian tubuh yang lain seperti bahu, lengan, pinggang, dan kaki. 

Selain menerapkan teknik dan trik kamera di atas, para aktor dan kru yang terlibat harus melalui serangkaian persiapan terlebih dahulu. Mulai dari latihan blocking atau posisi pengambilan gambar hingga belajar menahan napas dalam waktu yang tidak sebentar, semuanya dilakukan untuk memuluskan proses pengambilan gambar di bawah air.

Baca Juga: Film 101: Mengenal Lebih Jauh Peran dan Aspek Protagonis Dalam Film

Febby Arshani Photo Verified Writer Febby Arshani

Akwoakwoakwoak

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Tania Stephanie

Berita Terkini Lainnya