Korea Selatan Memberikan Insentif Kepada Penduduk yang Melahirkan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jika ketidakstabilan angka pertumbuhan dunia sangat tinggi, berbeda dengan Korea Selatan. Negeri gingseng tersebut malah kesulitan untuk memiliki generasi penerus. Dilansir dari nextshark.com, angka kelahiran kota tersebut sangatlah tidak seimbang dengan angka kematian. Dapat dikatakan jika Korea Selatan sedang darurat reproduksi. Kenapa?
Menunda pernikahan dan memiliki anak lazim terjadi di negara tersebut.
Banyak pasangan muda-mudi di Korea Selatan tidak ingin melangsungkan pernikahan secara cepat. Dengan kata lain, mereka lebih suka menunda pernikahan. Alasannya? Tentu saja ekonomi. Untuk masyarakat di negeri drama tersebut, mencari pekerjaan cukuplah sulit. Bahkan, sebuah sumber dari pemerintahan Negara tersebut mengatakan jika populasi masyarakat Korea Selatan yang berumur antara 19-29 tahun banyak yang tidak memiliki pekerjaan, yakni sekitar 8,9% dari penduduk Negara tersebut.
Selain isu pekerjaan, masih ada beberapa lainnya.
Editor’s picks
Faktor ekonomi memang selalu menjadi masalah yang pelik bagi setiap orang, tak terkecuali masyarakat Korea Selatan. Selain masalah tersebut, banyak dari warga Korsel enggan untuk menikah karena belum siap dan bahkan ada juga yang telah menikah tapi menunda memiliki momongan karena alasan-alasan tertentu.
Dampak dari program KB pada tahun 1970-an.
Masalah pelik yang dialami Korea Selatan dikarenakan program KB pada medio 1970an hingga 1980an. Kini, Korea Selatan siap mengubah hal tersebut dengan memberikan insentif yang cukup menggiurkan bagi para wanita yang memiliki anak. Semakin banyak anak yang mereka miliki, pemerintah Korea Selatan siap memberikan biaya yang cukup menggiurkan.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.