Jadi Tanda Persahabatan Indonesia-Korut, Ini 5 Fakta Bunga Kimilsungia

Bunga nasional Korea Utara ini ternyata asli Indonesia, lho.

Kesuksesan drama Korea Selatan berjudul Crash Landing on You menjadi salah satu alasan mengapa banyak orang yang kini kembali ingin mencari tahu lebih banyak hal tentang Korea Utara.

Negara yang sempat menjadi bagian dari Semenanjung Korea bersama saudaranya, Korea Selatan ini memang berhasil menarik perhatian dunia berkat tampilnya Kim Jong Un dan kekuasaannya yang sangat menolak pengaruh Amerika Serikat dan Barat di negara yang dipimpinya tersebut.

Ada salah satu cerita menarik yang tentu agaknya membuat sudut pandang kalian berubah tentang Korea Utara, yakni karena Indonesia punya hubungan bilateral yang terjalin sangat baik dengan Korea Utara semenjak lama.

Salah satu bentuk hubungan diplomatis kedua negara itu tercipta dari sebuah bunga anggrek asli Indonesia yang kini menjadi bunga nasional di Korea Utara. Lalu, bagaimana bisa anggrek asal Indonesia tadi menjadi bunga nasional negara pimpinan Kim Jong Un? Berikut fakta-fakta dari kisah perjalanannya.

1. Nama asli bunga Kimilsungia

Jadi Tanda Persahabatan Indonesia-Korut, Ini 5 Fakta Bunga Kimilsungiaexploredprk.com

Anggrek ini adalah hasil penyilangan yang dilakukan oleh C.L. Bundt di sebuah laboratorium penyilangan bunga di Makassar. Direktur Kebun Raya Bogor saat itu, Sudjana Kasan meminta bantuan botanis keturunan Jerman tersebut untuk melakukan persiapan menyambut kedatangan presiden Korea Utara saat itu, Kim Il Sung ke Indonesia.

Bundt pun akhirnya mengusulkan untuk menunjukkan bunga hasil penyilangannya yang telah didaftarkanya ke Royal Horticultural Society pada tahun 1964 dengan nama Dendrobium Clara Bundt. 

2. April 1965: Soekarno dan kunjungan Kim Il Sung ke Istana Bogor

https://www.youtube.com/embed/rDknLGsMpkE

Pada tanggal 13 April 1965, presiden Korea Utara, Kim Il Sung beserta rombongannya berkunjung ke Indonesia untuk memperingati sepuluh tahun konferensi Asia-Afrika. Dalam kunjungan tersebut, Soekarno mengajak rekan sejawatnya itu untuk berkeliling Istana Bogor sembari menikmati alih-alih melihat koleksi tanaman yang ada di Kebun Raya Bogor. Alhasil, anggrek hasil penyilangan yang dilakukan oleh Bundt berhasil mencuri perhatian Kim Il Sung.

Melihat Kim sangat tertarik kepada bunga tersebut saat pertama kali melhatnya, Soekarno hendak memberikan bunga tersebut kepada Kim sebagai hadiah ulang tahun untuk pemimpin Korea Utara tersebut.

Presiden negara otoriter itu pun menolak pemberian Soekarno, namun presiden pertama RI ini terus meyakinkan Kim dan berjanji akan menyempurnakan teknik budidaya anggrek tersebut agar bisa dikembangbiakan di Korea Utara. 

Baca Juga: 7 Fakta Kondisi Korut di KDrama Crash Landing on You, Akurat Gak, Sih?

3. Kimilsungia dan janji Soekarno

Jadi Tanda Persahabatan Indonesia-Korut, Ini 5 Fakta Bunga Kimilsungiaexploredprk.com

Bunga anggrek yang berhasil mencuri perhatian pemimpin Korea Utara itu pun diberi nama Kimilsungia oleh Soekarno. Mungkin, Bung Karno belum mengetahui, jika bunga tersebut sudah memiliki nama, yakni Dendobrium Clara Bunt. Nama bunga Kimilsungia diambil dari perpaduan nama Kim Il Sung dan Indonesia.

Pasca gerakan 30 September 1965, janji Soekarno tadi belum juga sempat dibayarkan. Alhasil, Bundt kembali melakukan penyilangan lain menggunakan Dendrobium Ale ale Kai sebagai induk betina dan Dendrobium Lady Constance sebagai induk jantannya. Kedua anggrek tersebut merupakan spesies anggrek asli Indonesia. Akhirnya, pada tahun 1975 bibit baru hasil penyilangan tadi yang sudah berhasil disempurnakan baru bisa dikirim ke Korea Utara tepat 10 tahun setelah janji itu terucap.

Setelahnya, para botanis pun gencar melakukan budidaya anggrek tersebut dan bunga ini berhasil tersebar luas di hampir seluruh daratan Korea Utara pada akhir masa tahun 1970-an.

4. Indonesia dan Festival Bunga Kimilsungia di Korea Utara 

Jadi Tanda Persahabatan Indonesia-Korut, Ini 5 Fakta Bunga Kimilsungiaexploredprk.com

Bunga Kimilsungia ini nampaknya sangat berharga di mata pemerintah dan rakyat Korea Utara. Ini terlihat dari digelarnya Festival Bunga Kimilsungia yang pertama kali pada tahun 1999 di Pyongyang, Korea Utara. Festival tersebut digelar sebagai bentuk apresiasi sekaligus mengenang jasa-jasa pemimpin Korea Utara, Kim Il Sung. Festival ini pun akhirnya menjadi festival tahunan yang digelar setiap bulan April.

Tak hanya Kimilsungia, bunga Kimjongilia yang dikembangkan oleh botanis Jepang dan diserahkan kepada anak Kim Il Sung, Kim Jong Il pada 1988 juga turut serta dalam festival tersebut. Indonesia selalu mendapat tempat khusus sebagai tamu kehormatan untuk memberi sambutan pembuka pada acara festival tahunan itu.

Akhirnya, pada tahun 2011 pemerintah Korea Utara meresmikan monumen peringatan sebagai bentuk apresiasi pada peringatan 46 tahun penyerahan bunga Kimilsungia di Rumah Anggrek, Kebun Raya Bogor.

5. Kimilsungia bunga nasional Korea Utara yang berasal dari Indonesia

Jadi Tanda Persahabatan Indonesia-Korut, Ini 5 Fakta Bunga Kimilsungiaexploredprk.com

Budi daya yang luar biasa oleh pemerintah Korea Utara membuat bunga Kimilsungia berhasil menyebar luas di negeri yang kini dipimpin oleh Kim Jong Un. Tak hanya itu, kualitas bunga pun kini sudah ditingkatkan.

Hal tersebut dapat terlihat dari Kimilsungia yang bisa berbunga dua kali dalam satu tahun dan bisa menghasilkan enam hingga tujuh kuntum bunga dalam setiap tangkainya. Warna bunga yang cantik juga menambah deretan alasan, mengapa bunga ini bisa menjadi bunga nasional di negara otoriter tersebut.

Tentu, untuk sebagian orang hal ini cukup membingunkan lantaran tanaman asli Indonesia justru bisa menjadi bunga resmi nasional Korea Utara. Namun, jika kita melihat dari sisi historisnya, bunga ini berhasil membangun sejarah diplomatis antara Indonesia dengan Korea Utara pada masa pemerintahan Soekarno.

Berkat bunga ini juga, hubungan persahabatan Indonesia dan Korea Utara bisa terjalin dengan baik hingga saat ini.

Baca Juga: Drakor Dilarang Kim Jong Un, 5 KDrama Keren yang Bertema Korea Utara

Ines Melia Photo Verified Writer Ines Melia

Dengan menulis saya 'bersuara'. Dengan menulis saya merasa bebas.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya