7 Bocoran Sistem Pendidikan Korea Utara dari Para Pembelot Mereka
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kehidupan masyarakat di Korea Utara masih menjadi misteri bagi dunia. Banyak berita tentang ancaman peluncuran rudal balistik dan kekejaman negeri tersebut dan hampir tidak dapat ditemui berita mengenai kehidupan rakyat di sana. Bagaimana negara yang dipimpin oleh Kim Jong Un ini membuat rakyatnya memegang teguh idealisme mereka?
Melansir dari berbagai tayangan kanal YouTube, simak rangkuman sistem pendidikan Korea Utara berikut, yang dibocorkan oleh warga negara mereka yang berhasil kabur dan membelot.
1. Wajib belajar 12 tahun
Korea Utara memiliki wajib belajar sebelas tahun yang terdiri dari satu tahun taman kanak-kanak, empat tahun sekolah dasar dan enam tahun sekolah menengah. Menurut kanal YouTube CNN pada video berjudul CNN's exclusive look inside North Korea's schoo..., lama waktu wajib belajar telah menjadi 12 tahun.
Sepanjang masa sekolah, pengetahuan akan kehidupan dan ideologi dari Kim Il Sung dan Kim Jong Il, dan kesetiaan terhadap ideologi negara menjadi tujuan utama sistem pembelajaran mereka.
2. Kehidupan Kim Il Sung dan Kim Jong Il, serta revolusi mereka menjadi pelajaran pertama di sekolah
Kesetiaan rakyat Korea Utara terhadap idealisme negaranya sangatlah kental. Dilansir kanal YouTube Voice of North Korea oleh Yeonmi Park di video berjudul North Korea's Education System, disebutkan bahwa hal ini dapat terjadi. Sebab, sejak masuk sekolah anak-anak diwajibkan mempelajari sejarah kehidupan pendiri negara tersebut. Pengenalan akan revolusi yang dilakukan oleh pendiri negara mereka menjadi suatu mata pelajaran wajib di sekolah dasar.
Jika para pelajar gagal dalam mata pelajaran mengenai pendiri negara, mereka akan dikenai hukuman, tetapi tidak akan ada hukuman jika mereka gagal pada mata pelajaran lain seperti matematika dan bahasa Inggris.
3. Ada pelajaran bahasa Inggris
Melansir dari kanal YouTube TheRichest pada video berjudul 10 Things You Didn't Know About NORTH KOREAN Schools, sejak masih kecil warga negara Korea Utara telah diajarkan bahwa Amerika adalah musuh. Oleh karena itu, mereka mempelajari bahasa Inggris agar dapat mengenal musuh, yakni Amerika, dan bahasa Inggris yang mereka pelajari adalah British English.
Bahasa Inggris mulai dipelajari di tingkat sekolah menengah. Wawancara dengan seorang pembelot pada video kanal YouTube Asian Boss di segmen Stay Curious, yang berjudul What's The North Korean Education System Like? menyebutkan pembelajaran diawali dengan pengenalan alfabet, lalu membaca, kemudian belajar lagu bahasa Inggris mengenai Kim Il Sung dan Kim Jong Il dan menghafal versi bahasa Inggris dari quote kedua pendiri negara tersebut. Tidak mengherankan jika banyak mahasiswa Universitas di Korea Utara yang dapat berbicara menggunakan bahasa Inggris.
Baca Juga: Kim Jong Un Sebut KPop 'Kanker Jahat', 5 Fakta Artis Korea Utara
4. Pelajaran menggunakan senjata api
Melansir wawancara dari tayangan YouTube Asian Boss, What's The North Korean Education System Like?, siswa dan siswi Korea Utara diajar dan dilatih untuk menggunakan senjata api.
Mereka diharuskan mampu melepaskan tiga tembakan dalam sekali waktu. Pelatihan ini dimulai pada tingkat sekolah menengah kedua, setara dengan kelas sepuluh di Indonesia, dan berlangsung selama dua minggu. Hasil penilaian dari pelatihan ini akan diperhitungkan ke dalam nilai rapor.
Editor’s picks
Penilaian didasarkan pada kemampuan siswa untuk menembak tepat pada sasaran di sepuluh kesempatan. Pada setiap kesempatan mereka harus melepaskan tiga tembakan, sehingga total ada tiga puluh tembakan yang akan dinilai. Setiap tembakan bernilai satu poin, sehingga nilai yang sempurna adalah tiga puluh.
Hal ini cukup memberatkan bagi para pelajar secara fisik dan mental, sebab senjata yang digunakan adalah senjata asli. Pada hari terakhir pelatihan, yakni hari pengujian, orang tua siswa diwajibkan datang untuk melihat kemampuan sang anak.
5. Sekolah tetap masuk pada hari Sabtu
Kembali melansir video What's The North Korean Education System Like?, kegiatan sekolah pada hari Sabtu hanya berlangsung selama 2 jam di pagi hari, lalu dilanjutkan dengan sesi yang disebut 'Jumlah Kehidupan'. Karena Kim Il Sung dan Kim Jong Il dianggap sebagai dewa, quote ataupun perkataan-perkataan mereka, banyak dipajang di sekolah-sekolah dan perkantoran.
Pada sesi 'Jumlah Kehidupan', pelajar diwajibkan membaca satu quote dan menyatakan bagaimana dirinya gagal dalam menjalani hidup berdasarkan quote tersebut. Dengan kata lain, setiap siswa harus mengkritik dirinya karena tidak mampu mengikuti titah pendiri negara mereka.
Tidak hanya itu, setelah mengkritik dirinya sendiri, para siswa juga harus mengkritik teman-teman sekelas mereka sehingga tidak jarang setelah sesi tersebut berakhir, banyak anak-anak yang bertengkar.
6. Persentase masuk universitas sangat rendah
Melansir tayangan YouTube Valuetainment berjudul North Korea’s Shocking Education System, dan kanal YouTube Asian Boss 'hat's The North Korean Education System Like?, hanya 5 hingga 13 persen dari total pelajar tingkat menengah di Korea Utara yang melanjutkan pendidikan ke universitas. Mereka yang melanjutkan pendidikan ke universitas adalah anak-anak yang dicap berbakat.
Berbakat yang dimaksud bukan berdasarkan kemampuan, melainkan latar belakang keluarga. Latar belakang keluarga yang dianggap layak adalah keluarga yang memiliki koneksi dengan pemerintah, keluarga kaya raya dan keluarga yang bersih dari catatan kriminal atau pembelot. Hal ini cukup sulit karena umumnya, paling tidak terdapat satu anggota keluarga yang mencoba membelot.
Keluarga dengan catatan kriminal yang bersih juga hampir mustahil. Korea Utara rentan mengalami kelaparan sehingga untuk bertahan hidup mereka terpaksa melawan peraturan pemerintah, seperti mencuri dari pabrik pemerintah atau mencuri bensin milik pemerintah. Tindakan ini dianggap sebagai tindak kriminal tingkat tinggi. Jika tertangkap, besar kemungkinan untuk menerima hukuman berupa eksekusi.
7. Tidak diajarkan untuk memiliki cita-cita
Anak-anak di Korea Utara tidak diajarkan untuk memiliki cita-cita sebab hampir semua pekerjaan dan tindakan mereka ditentukan pemerintah. Di bangku sekolah, mereka diajarkan berulang kali tentang ideologi negara, dengan tujuan pencucian otak sehingga tidak ada kesempatan untuk menggali potensi, minat dan bakat mereka.
Pelajar laki-laki diharuskan masuk militer dan menjadi tentara, segera setelah menyelesaikan sekolah menengah. Mereka menjadi tentara selama kurang lebih 10 hingga 13 tahun, sehingga ketika mereka dibebastugaskan, usia mereka sudah menginjak 30 tahun. Setelah selesai dari tugas militer, pemerintah akan menentukan pekerjaan bagi mereka, bekerja sebagai apa dan di mana.
Tidak ada pilihan selain mengikuti apa yang telah ditentukan pemerintah. Bagi yang tidak memenuhi kualifikasi masuk militer, harus mencari pekerjaan lain sendiri. Jika mereka tidak memiliki pekerjaan, mereka akan dikirim ke penjara, di mana mereka harus bekerja sebagai buruh secara paksa.
Jika dibandingkan antara kehidupan dan sistem pendidikan Indonesia dengan Korea Utara, alangkah bersyukurnya kita terlahir sebagai warga negara Indonesia. Pendidikan yang berfokus pada pencucian otak dan tidak mengedepankan kebebasan individu meraih impian dan cita-cita mereka adalah suatu hal yang menyedihkan.
Baca Juga: 13 Negara yang Bebas dari Virus Corona, Ada Korea Utara
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.