Hati-hati, Nastar Bisa Jadi Jahat untuk Tubuh!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Lebaran memang menjadi momen paling membahagiakan paska Ramadan. Setelah satu bulan lamanya berpuasa, mencoba menahan hawa nafsu, juga menahan amarah di dalam bulan ini, pastinya akan sangat bahagia dalam menyambut lebaran. Lebaran juga selalu identik dengan macam-macam hidangan, baik yang manis atau yang berat.
Salah satu kue yang menjadi favorit adalah nastar. Nastar seakan menjadi makanan wajib dalam lebaran, karena dari dahulu sekali nastar sudah ada. Terlepas dari asal-usul kue manis ini. Sayangnya, banyak orang tidak tahu kandungan dari nastar ini. saat sudah dilahap, karena saking nikmatnya, jadi lupa diri.
Dilansir dari http://tirto.id, nastar mengandung banyak sekali kandungan gizi yang melimpah, hanya dalam satu buah nastar saja. Ini dia beberapa alasan kenapa nastar bisa jadi jahat untuk tubuh kamu.
1. Sebuah nastar mengandung kalori 75 kal.
Mengandung kalori 75 Kal dalam satu buah nastar, cukup lumayan dalam ukuran nastar yang kecil, bukan?
68 persen karbohidrat
Editor’s picks
Wah, ini harus dihindari oleh penikmat diet. Karbohidrat bikin cepat gendut, loh.
26 Persen Lemak
Aduh, lemak ini pasti yang kamu hindari bukan. Setelah puasa, masa jadi melar karena lebaran. No way! Lemak jenuhnya saja mencapai 0,424 gram. Lemak tak jenuh ini merupakan lemak yang jahat untuk kesehatan. Hati-hati.
20 buah nastar = 1.500 kal
Bayangkan kalau memakan lebih dari satu toples, lalu setelah itu males-malesan. Jangan harap akan tetap kurus. Karena 1.500 kal itu setengah dari kebutuhan manusia dewasa, yang itu pun jika beraktivitas normal.
Jadi, silahkan nikmati seadanya saja. Karena resiko kebanyakan makan juga berbahaya bagi tubuh kita ini. Olahraga menjadi pembakar lemak jika lupa diri saat makan. Tetap sehat setelah lebaran, semoga.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.