Mosque-Cathedral Cordoba: Bangunan Megah antara Dua Agama

Bukti dua agama pernah bersatu.

Belum lama ini terjadi ketegangan antara kaum muslim dan kristian di Indonesia. Kisruh yang berbau 'politik' tersebut menjadikan umat beragama di Indonesia terutama kaum yang menganut Islam dan Kristen dipertanyakan toleransinya. Berbagai pendapat mewarnai media di Indonesia, baik pendapat masyarakat, ulama, tokoh politik, para ahli, bahkan media internasional. Lantas sebegitu intolerannyakah Indonesia?

Menilik lebih jauh sebelum terjadi di Indonesia, sudah banyak perbedaan pendapat yang berujung intimidasi dari kaum mayoritas terhadap minoritas di beberapa negara. Tetapi bukan berarti sejarah melupakan bahwa pernah terjadi kedamaian antara agama yang berbeda.

Cordoba, sebuah kota yang pernah berjaya pada abad ke-10 M pernah menjadi saksi biksu bersatunya dua agama yang berbeda. Berikut adalah potret kemegahan bangunan yang mempunyai design interior menarik.

Cordoba sendiri adalah nama kota yang didirikan oleh bangsa Visigoth.

Mosque-Cathedral Cordoba: Bangunan Megah antara Dua Agamakota-islam.blogspot.co.id

Ada sebuah masjid di Cordoba yang dulunya adalah katedral.

Mosque-Cathedral Cordoba: Bangunan Megah antara Dua Agamanisamufti.blogspot.co.id

Bangunan ini pernah dipakai untuk beribadah dua agama secara berdampingan.

Mosque-Cathedral Cordoba: Bangunan Megah antara Dua Agamapatheos.com

Ditetapkan sebagai salah satu peninggalan sejarah yang paling penting oleh UNESCO.

Mosque-Cathedral Cordoba: Bangunan Megah antara Dua Agamaspainisculture.com

Walaupun saat ini Masjid Cordoba sepenuhnya dialihfungsikan sebagai katedral, namun bangunan megah tersebut pernah menjadi saksi dua umat beragama yang beribadah secara berdampingan. Berdampingan di sini maksudnya adalah mereka beribadah sesuai kepercayaan mereka masing-masing namun masih di dalam bangunan yang sama. Toleransi tersebut dapat kita jadikan inspirasi bahwa kita sebagai manusia mempunyai hak dan kewajiban. Hak kita tentu adalah mendapatkan rasa nyaman dan aman dalam berkeyakinan. Sementara kewajiban kita adalah menghormati keyakianan orang lain dengan tidak mengusiknya. 

Harapan kedepannya umat beragama di Indonesia tidak disalahgunakan sebagai 'mesin politik' yang hanya akan membuat kita saling berperang dan mencaci maki. Karena Tuhan pun nyatanya memberikan kebebasan bagi kita untuk memilih kepercayaan kita masing-masing. 

Rianna Zheid Photo Verified Writer Rianna Zheid

IG: @Riannazheid

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya