Pencak, Cerita Sejarah Pelestarian Seni Bela Diri Asli Indonesia

Belajar pencak silat, apa ruginya?

Pencak silat adalah salah satu seni bela diri asli Indonesia. Pencak silat adalah nama dari gabungan seni bela diri yang berkembang di nusantara. Pencak silat tidak hanya sebuah bela diri, namun di dalamnya terdapat unsur seni, olahraga, dan ajaran kerohanian. Kerohanian diajarkan agar semakin tinggi ilmu yang diperoleh maka seseorang yang mempunyai kemampuan silat akan lebih waspada dan berhati-hati, serta tidak menyalahgunakan ilmu bela dirinya untuk menyakiti orang lain.

Sejarah perkembangan silat dimulai pada waktu zaman kerajaan, di mana masyarakat mempelajari ilmu beladiri guna menjaga dan mempertahankan anggota kelompoknya dari tantangan serta ancaman dari alam juga musuh. Gerakan pencak silat banyak meniru gerakan binatang karena manusia mempelajari ilmu silat dari alam secara langsung seperti gerakan harimau, kera, dan burung. Senjata yang digunakan pun juga merupakan senjata tradisional untuk bertahan hidup dan berburu seperti parang, tombak, dan sabit.

Pencak dan silat sebenarnya mempunyai deskripsi masing-masing. Silat adalah gerakan ilmu bela diri dengan kuda-kuda serta pukulan, tangkisan, jatuhan, kuncian, dan lain-lain. Maka dari itu dikenal istilah bersilat yang artinya mengambil sikap kuda-kuda khas silat yang siap untuk menyerang maupun diserang.

Di lain sisi, pencak adalah seni mirip tarian dengan menggunakan gamelan yang berkembang pada saat zaman penjajahan Belanda. Pada intinya seni pencak adalah tarian yang berasal dari gerakan-gerakan silat. Pada waktu itu, Belanda melarang masyarakat mempelajari ilmu bela diri karena takut digunakan untuk melawan Belanda. Maka dari itu, untuk tetap melestarikan dan mempelajari silat, digunakanlah seni pencak untuk mengelabuhi Belanda.

Pencak silat sebagai ilmu bela diri asli Indonesia wajib dilestarikan oleh generasi muda. Para sesepuh dan pendekar pencak silat banyak yang sudah tidak bisa lagi memberikan ilmu melalui praktik secara langsung karena keterbatasan umur. Untuk itu, pencak silat perlu penerus dari golongan muda mengingat pencak silat juga merupakan warisan budaya asli Indonesia yang jangan sampai diklaim dan diakui oleh negara lain.

Perkembangan pencak silat sebagai olahraga dan seni bela diri telah banyak berkembang di luar negeri. Banyak acara pertandingan silat yang berskala internasional. Wadah organisasi pencak silat dunia adalah PERSILAT yang membawahi lebih dari seribu perguruan si seluruh dunia.

Kenyataan ini berbanding terbalik dengan perkembangan silat dalam negeri. Masyarakat banyak yang lebih memilih mempelajari bela diri asing yang sebenarnya belum tentu lebih baik dari pencak silat. Bukan bermaskud untuk melarang mempelajari seni bela diri luar negeri, namun alagkah lebih baik jika mempelajari seni bela diri silat terlebih dahulu. Silat bukanlah bela diri yang ketinggalan zaman. Selayaknya bela diri lain, silat juga mengikuti perkembangan dan tuntutan zaman namun tidak menghilangkan teknik dan gerakan aslinya.

Kita yang mengaku sebagai Bangsa Indonesia wajib untuk menjaga seluruh budaya Indonesia, termasuk pencak silat. Pelajarilah dan lestarikanlah pencak silat seperti yang dulu dilakukan masyarakat saat zaman penjajahan Belanda.

Belajar pencak silat, apa ruginya?

Sam Photo Writer Sam

Simpanlah kepedihanmu sekarang, ceritakan nanti setelah kau sukses.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya