8 Logical Fallacies yang Sering Kita Temukan dalam Dunia Maya

Jangan sampai sesat pikir ketika berargumen, ya!

Berdebat di internet bukanlah hal yang buruk, bahkan bisa menjadi hal yang baik. Debat secara online bisa menjadi kesempatan untuk memahami sudut pandang orang lain dan melihat dunia dari perspektif yang berbeda. Yang diperlukan hanyalah sopan santun dan fokus pada fakta.

Itulah sebabnya daftar ini akan membahas beberapa logical fallacy (sesat pikir) yang sering muncul ketika kalian berdebat secara online atau saat membaca perdebatan di internet. Karena sejauh ini, sebagian besar argumen yang dilimpahkan di internet telah jatuh ke dalam perangkap ini.

Berikut 8 sesat pikir yang sering ditemukan dalam dunia maya.

1. Argument from authority

8 Logical Fallacies   yang Sering Kita Temukan dalam Dunia Mayaskepticalraptor.com

Argumen dari otoritas, atau argumentum ad verecundiam, adalah salah satu sesat pikir di mana seseorang menggunakan pendapat sebuah otoritas tentang suatu hal sebagai bukti untuk mendukung argumen miliknya.

Salah satu contohnya mungkin perdebatan hebat tentang bagaimana cara mengucapkan "GIF." Sejak GIF eksis, orang-orang di internet berdebat apakah pengucapannya dengan G yang keras seperti "good" atau G yang lembut seperti "heathen."

Namun pada tahun 2013, argumen itu secara resmi dinyatakan berakhir. Pencipta GIF, Steve Wilhite, langsung turun tangan sendiri dan menulis ke laman New York Times, mengumumkan bahwa setiap orang yang mengucapkan GIF dengan G keras selama ini telah salah. "Penggunaan G dalam GIF adalah 'G' yang lembut dan diucapkan 'jif'," ucapnya.

Perdebatan ini nampaknya sudah berakhir, sampai kita tahu kalau ternyata Wilhite telah jatuh ke dalam salah satu sesat pikit tertua, argumen dari otoritas. Walau nyatanya, pihak otoritas sendiri tidak setuju dengan pernyataannya.

Miriam-Webster, misalnya, yang menerima pelafalan GIF dengan huruf G keras. Memang, huruf "G" yang diikuti oleh "I" biasanya menjadi "lunak," tetapi G dalam "GIF" adalah singkatan dari "graphics," sehingga ada argumen yang valid di kedua sisi. Jadi, kalian bisa mengucapkan GIF sesuka kalian.

2. Appeal to history

8 Logical Fallacies   yang Sering Kita Temukan dalam Dunia Mayamedium.com

Banding ke sejarah atau tradisi (argumentum ad antiquitatem) adalah sesat pikir di mana sebuah pernyataan dianggap benar karena itu berkorelasi dengan beberapa tradisi atau prefensi historis.

Kekeliruan logika ini biasanya berupa berikut:

  1. X telah dilakukan sejak lama.
  2. Oleh karena itu, x adalah benar atau baik.

Mengutip dari laman Fallacy In Logic, misalnya orang-orang telah memercayai Tuhan selama ribuan tahun, jadi tampak jelas bagi kita kalau Tuhan itu benar-benar ada. Bagi para penganut teis, hal ini mungkin dianggap sebagai kebenaran yang absolut. Namun, apakah hal yang sama juga berlaku kepada para ateis atau agnostik? Tentu saja jawabannya tidak.

Jenis pemikiran yang salah ini dapat digunakan dalam upaya untuk membenarkan keyakinan yang salah atau diskriminatif, yang secara tradisional diyakini di masa lampau. Tidak heran kalau banyak orang-orang yang menyerang para ateis (baik di internet atau di dunia nyata) dengan sesat pikir ini.

3. Appeal to ignorance

8 Logical Fallacies   yang Sering Kita Temukan dalam Dunia Mayaindependentaustralia.net

Sering disebut argument from ignorance, banding ke ketidaktahuan (argumentum ad ignorantiam) juga sering ditemukan dalam debat di forum-forum internet. Pada umumnya sesat pikir ini menganggap suatu pernyataan benar karena belum terbukti salah, atau suatu pernyataan itu salah karena belum terbukti benar. 

Dalam hal ini, tidak ada contoh yang lebih baik dari banding ke ketidaktahuan selain Efek Mandela. Efek Mandela sendiri lahir ketika beberapa orang di internet menyadari kalau mereka sama-sama tidak mengetahui fakta kalau Nelson Mandela telah keluar dari penjara dan menjadi Presiden Afrika Selatan. Pada dasarnya, logika tersebut bekerja seperti ini:

  1. Saya tidak menyadari sesuatu terjadi.
  2. Tetapi cukup jelas kalau hal itu telah terjadi.
  3. Oleh karena itu, kenyataan itu salah dan saya benar.

Dalam sebuah perdebatan, argumen yang lahir dari ketidaktahuan terkadang digunakan untuk mengalihkan beban pembuktian (burden of proof). Sesat pikir ini mungkin akan bercabang menjadi serangkaian teori gila, salah satunya tentang realitas alternatif. 

Baca Juga: 7 Fakta Sejarah Sudoku, Permainan Teka-Teki yang Menuntut Logika

4. Ad hominem

8 Logical Fallacies   yang Sering Kita Temukan dalam Dunia Mayavanityfair.com

Ad hominem adalah sesat pikir paling terkenal yang sering terjadi karena kurangnya pengetahuan atau keterampilan argumentasi. Dalan kasus ad hominem, mereka mencoba mendiskreditkan argumen lawannya dengan mengkritik penampilan atau latar belakang mereka, yang tentu saja tidak ada kaitannya dengan perdebatan tersebut.

Sesat pikir ini pada dasarnya menyerang pribadi seseorang, misalnya:

  1. Kamu adalah orang yang saya benci, jadi semua yang kamu katakan pasti salah.
  2. Kamu adalah seorang yang konservatif, jadi kamu pasti salah.
  3. Kamu adalah seorang sosialis, jadi kamu pasti salah.

Kulit hitam? Salah! Suku tertentu? Salah! Orang yang membenci wanita? Salah! NAZI? Salah! Intinya semuanya salah, salah, dan salah!

Salah satu kasus yang paling terkenal mungkin terjadi pada tahun 2019, ketika para generasi milenial membuat istilah "OK Boomer" ketika sedang berdebat dengan generasi Baby Boomer. Hal itu mungkin kelihatan menyenangkan, mengingat mayoritas penghuni internet adalah milenial.

Namun hal ini justru menjadi "serangan ad hominem" terburuk dalam sejarah. Dalam kasus "OK Boomer," sesat pikir ini mengambil bentuk: "Oke, kalian sudah tua, jadi kalian pasti salah."

5. Argumentum ad populum

8 Logical Fallacies   yang Sering Kita Temukan dalam Dunia Mayaquora.com

Jika kebanyakan orang melakukannya, itu pasti benar. Nah, hal ini pada dasarnya adalah argumentum ad populum — sering juga disebut bandwagon fallacy, sebuah sesat pikir bahwa apa pun yang diikuti oleh banyak orang adalah benar. Mirisnya, logika ini digunakan dalam beberapa perdebatan paling vital dalam sejarah manusia.

Bentuk logis yang umum dari sesat pikir ini adalah:

  1. X itu populer.
  2. Hal-hal populer selalu benar.
  3. Karena itu, X adalah benar.

Hal ini sering ditemukan dalam wujud buzzer-buzzer politik di beberapa sosial media. Misalnya, mereka berkeyakinan kalau sebagian besar orang memilih sosok A sebagai pemimpin, oleh karena itu sosok A tidak bisa salah.

Dalam beberapa kasus sesat pikir ini terkait erat dengan banding ke otoritas, yang mengacu pada penggunaan pendapat tokoh yang dianggap benar sebagai bukti untuk mendukung kesimpulan tertentu. Dalam hal ini, pendapat mayoritas atau sekelompok orang tertentu yang dianggap sebagai otoritas harus selalu dianggap benar.

6. Strawman fallacy

8 Logical Fallacies   yang Sering Kita Temukan dalam Dunia Mayathoughtco.com

Di bawah ini ada berita utama dari salah satu majalah yang disegani, dan masih hangat karena baru diposting beberapa hari yang lalu: "White House: We’re Going to Have to Let Some People Die So the Stock Market Can Live."

Berita ini bukan berita abal-abal, melainkan dari Vanity Fair, salah satu media ternama di dunia Barat. Hal ini sangat wajar, mengingat fakta kalau sebuah media terkadang "mewakili" salah satu sisi spektrum politik.

Namun faktanya, berita ini adalah strawman fallacy, sebuah sesat pikir yang terjadi ketika seseorang — entah dengan atau tanpa sengaja — salah merepresentasikan posisi atau argumen lawan lalu menyerangnya seakan-akan hal itu adalah argumen lawan.

Terkadang, tajuk utama yang muncul di media-media ternama akan membuat kita berkata: "Ya itu benar!" Tapi begitulah cara kita terbiasa dengan strawman fallacy dalam suatu pemberitaan, sehingga kita sering kali langsung menerimanya secara mentah-mentah.

7. Dilema palsu

8 Logical Fallacies   yang Sering Kita Temukan dalam Dunia Mayaowl.excelsior.edu

Dilema palsu adalah sebuah sesat pikir umum di mana seseorang menawarkan pilihan yang terbatas ketika, setidaknya, pilihan lainnya ada. Dalam kasus tertentu, opsi-opsi tersebut disajikan dengan eksklusif, menampilkan salah satu opsi yang tidak diinginkan, sedangkan opsi lain dibuat terlihat seperti yang kita inginkan dan tampak rasional.

Dengan kata lain, dilema palsu sering menaruh beberapa masalah ke dalam istilah "hitam atau putih" dan sering ditandai dengan istilah "baik-ini-atau-itu." Misalnya:

  1. Aku; cintai atau tinggalkan.
  2. Jika kamu salah, aku pasti benar.
  3. Komunis atau kapitalis.
  4. "Entah kalian bersama kami (Amerika Serikat), atau kalian bersama para teroris." (George W. Bush, 2001).
  5. Jadi kamu lebih suka terjebak dalam pekerjaanmu yang membosankan selamanya daripada mengejar hasratmu?

8. Fallacy fallacy

8 Logical Fallacies   yang Sering Kita Temukan dalam Dunia Mayasenscritique.com

Mengetahui kesalahan-kesalahan dalam pikiran kalian sendiri dan dalam ide-ide yang dipaksakan orang lain kepada kalian adalah hal yang baik. Tapi ingat, hanya karena seseorang menggunakan kesalahan logika bukan berarti mereka salah.

Hal ini disebut fallacy fallacy (argumentum ad logicam), sebuah kepercayaan yang didasarkan karena seseorang menggunakan sesat pikit maka mereka sudah pasti salah. Misalnya saja, Flat Earth Society memiliki halaman wiki di mana mereka melacak setiap sesat pikir yang diarahkan terhadap mereka, dan mereka tidak selalu salah tentang hal itu. 

Orang-orang sering menggunakan banding ke otoritas terhadap mereka, seperti: "NASA mengatakan dunia itu bulat, jadi harus demikian," bersama dengan setiap sesat pikir lainnya dalam daftar ini. Namun, hal itu tidak berarti kalau dunia itu datar. Fakta bahwa kita terkadang membuat argumen yang lemah belum tentu membenarkan hal itu.

Nah, itu tadi 8 sesat pikir yang sering ditemukan saat kita melakukan debat online atau hanya membaca perdebatan di dunia maya. Alangkah baiknya untuk lebih bijak dalam mengatakan (atau dalam hal ini mengetik) sesuatu, dan sebisa mungkin menjauh dari perdebatan yang tidak berguna. 

Baca Juga: Jika Bisa Memecahkan 5 Kasus Ini, Berarti Kamu Punya Logika Tinggi!

Shandy Pradana Photo Verified Writer Shandy Pradana

"I don't care that they stole my idea. I care that they don't have any of their own." - Tesla // I am a 20% historian, 30% humanist and 50% absurdist // For further reading: linktr.ee/pradshy

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya