Ini Waktunya Kaum Minoritas Bersuara di Media Digital, Apa Kamu Siap?

Bersatu kita teguh~

Dunia media yang selama ini dianggap sabagai hal yang mulai menjemukan, mudah dijual dan jadi sirkus digital. Dan ada beberapa porsi kecil dari dunia media yang benar-benar memberi manfaat. Tak hanya membahas seputar politik, namun juga personal style dan blog tentang ekspresi seseorang terhadap apa yang dilihatnya. Hal ini menunjukkan beberapa lapisan masyarakat yang selama ini tak terlihat ternyata benar-benar ada dan bisa kamu ketahui lewat media.

Rasanya memang menyenangkan untuk menggunakan media sebagai salah satu sarana untuk menghibur diri. Namun ada hal yang perlu kamu tahu, bahwa generasi Y seperti kita sudah mampu menggeser paradigma soal bagaimana kita membaca sebuah konten digital. Kebangkitan media sosial tak hanya dipengaruhi oleh generasi Y yang terobsesi pada diri mereka sendiri, jika di dunia media sosial mereka adalah #blogger, #socialmediaguru, #photographer, atau #writer.

Apa yang sering kita lihat sebenarnya adalah kumpulan orang-orang cerdas yang kadang kita lewatkan.

Kamu tahu, kita tak lagi hanya sebagai konsumen, namun juga pembuat konten. Ini adalah salah satu hal yang penting dalam perkembangan media sosial.

Ini Waktunya Kaum Minoritas Bersuara di Media Digital, Apa Kamu Siap? finda.photo

Budaya pembuat konten di media sosial merebak bagai jamur di musim hujan, dan entah kenapa semuanya terasa sama saja. Banyak hegemoni atau pemilik media dari sekitar kita sering menjadi wadah pengumpul pendapat masyarakatnya. Karena dunia media semakin influensial, banyak blogger, vlogger, dan berbagai influenser internet berlomba-lomba untuk mengeluarkan suaranya.

Dunia media kini juga mulai mengumpulkan suara dari berbagai tempat yang bahkan tak pernah kamu ketahui sebelumnya. Contohnya #BlackGirlMagic dan Michael Geraldo si penendang kucing. Media sosial memberi tempat dan senjata baru pada generasi Y untuk tidak diam.

Kita bisa mengekspresikan setiap pandangan, keprihatinan, aspirasi atau kritik kita terhadap sistem yang kita anggap salah, dan suara kita bisa menyebar sangat luas dengan kecepatan yang luar biasa.

Ini Waktunya Kaum Minoritas Bersuara di Media Digital, Apa Kamu Siap? finda.photo

Dulu, untuk menggalang dukungan dari masyarakat membutuhkan waktu yang lama. Namun teknologi zaman dulu masih bersifat searah dan dari satu sumber untuk orang banyak. Namun seiring perkembangan zaman, laman petisi daring mulai bermunculan. Petisi daring ini bisa menunjukkan bahwa keprihatinan seseorang akan mendapat dukungan dari orang banyak yang memiliki pemikiran yang sama.

Teknologi petisi daring seperti ini bisa memberikan jalan untuk menunjukkan bahwa setiap orang yang selama ini memiliki keterbatasan mengemukakan pendapat seperti mendapat media baru untuk bersuara.

Ini Waktunya Kaum Minoritas Bersuara di Media Digital, Apa Kamu Siap? finda.photo

Ketika video Michael Geraldo yang menendang kucing menyebar di Internet, sontak seluruh pecinta kucing di Indonesia geram dan mengancam Michael Geraldo untuk meminta maaf. Tak perlu menunggu lama, petisi pun dibuat dan lebih dari 10ribu netizen yang juga pecinta kucing menandatangani petisi tersebut. Dalam hitungan hari, Michael Geraldo langsung membuat permintaan maaf terbuka dan bersedia untuk melakukan pekerjaan sosial untuk menebus kesalahannya.

 

Jadi, untuk setiap pengguna Internet, terutama kamu yang merasa minoritas: suaramu lebih berharga dari sekadar suara. Hiasi suaramu dengan gaya, ideologi, dan keunikan dirimu.

Karena ceritamu juga berhak untuk didengarkan dan dibaca jutaan orang.

Baca juga: Ekspresikan Cerita Cintamu Lewat Kompetisi Menulis #CintaDalamKata IDNtimes.com!

Topik:

Berita Terkini Lainnya