Destinasi Favorit Dunia, Ini 5 Latar Belakang Bali Jadi Daerah Wisata

Ternyata ada pengaruh dari Belanda lho

Mungkin kita sudah mengetahui kepamoran Bali yang melebihi Indonesia itu sendiri di mata para turis dan wisatawan asing. Selain itu, banyak artis mancanegara yang menghabiskan liburan atau merayakan hari istimewa mereka di Pulau Bali.

Lalu sejak kapan dan bagaimanakah Bali mulai dikenal dunia luar, terutama dalam pariwisatanya? Apa saja yang menarik dari Bali sehingga para wisatawan asing mengunjungi Bali? 

Berikut ini 5 poin latar belakang Bali jadi daerah wisata sebagaimana diinformasikan oleh Michel Picard dalam bukunya yang berjudul Bali; Pariwisata Budaya dan Budaya Pariwisata.

1. Keadaan alam Pulau Bali yang menjadi "surga pariwisata"

Destinasi Favorit Dunia, Ini 5 Latar Belakang Bali Jadi Daerah Wisatatheentertainerme.com

Pulau Bali merupakan salah satu dari 27 propinsi yang ada di Negara Kesatuan Republik Indonesia, terletak di antara Pulau Jawa dan Lombok. Tepatnya pada 8 derajat garis lintang selatan dengan ukurannya yang hanya 0,3 persen dari seluruh luas daratan Republik Indonesia.

Keadaan geografis Pulau Bali terletak paling barat di antara pulau-pulau Nusa Tenggara. Pulau Bali termasuk termasuk dalam salah satu mata rantai pegunungan vulkanis yang menghubungkan daratan Asia Tenggara dengan Australia.

Pulau Bali itu sendiri dibentuk oleh gunung berapinya berjajar melengkung dari barat ke timur membelah pulau. Gunung Agung merupakan gunung tertinggi di bagian timur dengan ketinggian 3000 meter lebih di atas permukaan laut. Sungai-sungainya bersumber pada danau-danau vulkanisnya mengukir jurang dalam dan menghasilkan pemandangan yang paling mempesona di Nusantara.

Pada bagian utara Pulau Bali terdapat lereng-lereng gunung yang terjal sementara pada bagian selatan lerengnya landai dan membentuk suatu dataran subur yang membentang jauh ke arah Samudera Hindia. Belahan utara Pulau Bali selalu terbuka terhadap pengaruh-pengaruh luar sementara pada belahan selatannya merupakan tempat sebagian besar penduduk bermukim dan pusatnya kebudayaan Bali.

Desa di Bali tidak hanya merupakan kesatuan sosio-politik atau teritorial, namun lebih tepatnya dikatakan sebagai perkumpulan keagamaan, mempersatukan semua penduduk yang terkait secara kolektif dengan ketiga pura desa atau kahyangan Tiga. 

Warga desa mengadakan rapat berkala di bawah bimbingan seorang ketua yang berfungsi sebagai penjaga adat yang merupakan realitas dari religius, karena mengacu pada tatanan sosial yang didirikan oleh leluhur-leluhur sesuai dengan prinsip-prinsip tatanan kosmis yang tetap.

Selain permukiman, di bagian selatan Bali terletak pantai-pantai utama berpasir putih serta berpasir abu-abu atau bertebing karang yang agak terjal.

2. Museum hidup budaya Hindu-Jawa

Destinasi Favorit Dunia, Ini 5 Latar Belakang Bali Jadi Daerah Wisataksmtour.com

Pulau Bali itu sendiri memiliki reputasi sebagai "Surga pariwisata" yang dibangun atas wacana orientalis yang ingin melihat Bali sebagai museum hidup budaya Hindu-Jawa. Pengaruh budaya Hindu-Jawa ini mewujudkan citra pariwisata Pulau Bali itu sendiri. Masyarakat Bali telah terpengaruh secara mendalam oleh kebudayaan India dan Kebudayaan Jawa, begitu pula dengan sedikit dari kebudayaan Cina.

Berdasarkan peninggalan purbakala dan prasasti yang ditemukan menunjukkan bahwa suatu Dinasti Bali Hindu telah berkuasa pada akhir milenium pertama. Pada abad ke-14, beberapa babad kerajaan melaporkan bahwa Bali ditaklukkan oleh bala tentara kerajaan Majapahit dari Jawa, dan berdiri kraton Gelgel di bagian tenggara pulau.

Penaklukan Bali oleh Majapahit menumbuhkan anggapan bahwa kaum bangsawan setempat menggunakan peristiwa tersebut sebagai pengesahan atas status diri mereka sebagai keturunan bangsawan Jawa yang berkuasa di Bali.

Kejatuhan Majapahit pada awal abad ke-16 sebagaimana dikisahkan legenda terjadi migrasi besar-besaran di kalangan bangsawan, pendeta, sastrawan dan seniman ke Bali untuk menghindari desakan agama Islam yang tak terbendung di pulau Jawa.

Orang-orang Bali Memandang diri mereka sebagai pewaris kebudayaan Hindu yang telah ditinggalkan oleh para tetangga mereka di pulau Jawa. Jati diri orang Bali terdapat pada agama mereka yang perwujudannya bertujuan melanggengkan serentetan ikatan-ikatan melalui suatu jaringan pura yang erat.

Sebagaimana julukannya sebagai pulau seribu pura, dari pura keluarga, klan, pura desa dan kerajaan, pura gunung dan danau, hutan dan sumber air serta berbagai pura lainnya yang ada di Bali. Pura-pura tersebut dihidupkan kembali dengan diadakannya upacara-upacara secara berkala.

Upacara-upacara yang diselenggarakan orang-orang Bali dalam menghidupkan pura tersebut merupakan sarana orang Bali mempertunjukkan bakat kesenian mereka dalam bentuk arak-arakan, persembahan sajen, musik dan tarian hingga terkenal ke dunia Barat.

Baca Juga: 6 Resep Masker Tradisional Bali Menurut Lontar Indrani Sastra

3. Penaklukan Bali oleh Belanda dan "Balinisasi"

Destinasi Favorit Dunia, Ini 5 Latar Belakang Bali Jadi Daerah Wisatawww.tatkala.co

Dibandingkan dengan pulau-pulau lain di Nusantara yang dikenal dengan daerah penghasil rempah-rempah dan hasil perkebunan lainnya, Pulau Bali lebih dikenal dengan perdagangan budak sebagai kegiatan ekonomi utama pulaunya.

Setelah perang puputan serta ekspansi terotorial yang sistematis, Bali menjadi salah satu daerah Nusantara yang terakhir ditaklukan oleh Belanda. Upaya Belanda menghapuskan kekejaman intervensinya atas penaklukan berdarah di Bali dari ingatan orang-orang ialah dengan menampilkan gambaran positif kebijaksanaan kolonialnya di Bali.

Kebijaksanaannya itu ialah suatu pencitraan yang didasarkan pada pelestarian budaya di Bali beserta promosi pulau Bali melalui pariwisatanya.

Alih-alih melindungi ciri khas kebudayaan Hindu-Jawa yang merupakan kebudayaan Bali, Belanda memulihkan apa yang disangka oleh masyarakat Bali mrupakan keadaan aslinya. Selain melindungi Bali dari pengaruh luar, para orientalis dan pejabat Belanda mengajarkan bagaimana menjadi orang Bali yang sebenarnya melalui kebijakan Baliseering atau Balinisasi pada 1920an.

Tujuannya ialah meningkatkan kesadaran kaum muda atas kekayaan warisan budayanya melalui pendidikan yang menekankan pelajaran bahasa, sastra dan kesenian tradisional sambil menekankan wujud modernisme.

Beberapa karya agung budaya Bali didaftar dan dikumpulkan untuk diperlihatkan kepada para sarjana dan pengunjung serta mencegah penjualannya sebagai souvenir kepada turis asing. Belanda pun meyakinkan orang-orang Bali bahwa mereka betul-betuk seniman. Balinisasi menggairahkan perhatian masyarakat Bali terhadap warisan budayanya.

4. Pembangunan sarana wisata di Bali masa kolonial Belanda

Destinasi Favorit Dunia, Ini 5 Latar Belakang Bali Jadi Daerah Wisatanaratasgaroet.net

Setelah kejatuhan raja Bali terakhir di hadapan tentara kolonial Belanda tahun 1908 pariwisata nusantara mengawali langkahnya. Beberapa perwakilan berbagai bank, perusahaan asuransi perkeretaapian serta KPM, sebuah maskapai pelayaran kerajaan yang memonopoli jalur-jalur pelayaran antar pulau, mendirikan suatu asosiasi di Batavia yang mengatur lalu lintas pariwisata di Hindia Belanda, bernama Vereeniging Toeristenverkeer in Netherlandsch Indie (VTV). 

Pada tahun itu juga VTV sebagai asosiasi yang disubsidi oleh pemerintah kolonial membuka Official Tourist Bureau yang bertugas merintis kerjasama dengan para biro perjalanan terbesar pada jaman itu dan membuka kantor perwakilan di Pulau Jawa dan luar negeri.

Walaupun pada awalnya ruang gerak biro pariwisata hanya terbatas di Pulau Jawa, sejak 1914 telah berkembang hingga ke Bali. Para wisatawan mulai berdatangan di Bali secara khusus pada 1924 setelah KPM memprakarsai pelayaran mingguan antara Singapura, Batavia, Semarang, Surabaya hingga ke Buleleng.

Wisatawan-wisatawan pertama yang tiba di Bali dari Amerika Utara atau Eropa menganggap bahwa Bali merupakan pulau Pasifik terakhir atau ujung dari benua Asia karena perjalanannya menyebrangi Samudra Pasifik, menyusuri pantai-pantai Asia sesuai dengan rutenya.

Kebanyakan pengunjung tinggal selama 3 hari, pada jumat pagi dan pulang pada minggu Malam. Kegiatan-kegiatan yang dianjurkan dilakukan oleh wisatawan di Bali dapat ditemukan dalam penerbitan-penerbitan Official Tourist Bureau.

Para pengunjung menyewa mobil dan pemandu wiasata melalui bantuan Biro Pariwisata, menyusuri jalanan pantai menuju Bubunan di Barat, kemudian ke pesanggrahan Munduk, melanjutkan kunjungan daerah sekitar dengan berkuda ke Danau Tabanan dan menginap di Bali Hotel.

Pada hari sabtu pengunjung dapat memilih kunjungan ke Museum Bali atau melihat Goa Gajah sebelum perjalanan berlanjut ke Tampaksiring, ke Pejeng melihat 'bulan' di 'makam-makam kerajaan' serta di mata air suci tirta empul kemudian ke Gianyar dan Klungkung untuk melihat tempat pengadilan serta ke Kusamba untuk melihat gua kelelawar sebelum kembali ke Denpasar.

Pada hari Minggu, para wisatawan mengunjungi Pura Kehen di Bali, kemudian ke Penelokan melihat pemandangan kaldera Gunung Batur, makan siang di pesanggrahan Kintamani, kembali ke Singaraja untuk melihat pura-pura Kubutambahan dan Sangsit dan berakhir sore hari menaiki kapal di Pelabuhan Buleleng.

5. Peran pemukim asing di Bali pada masa kolonial

Destinasi Favorit Dunia, Ini 5 Latar Belakang Bali Jadi Daerah Wisatatatkala.co

Kebanyakan seniman dan cendikiawan, kemudian petualang dan pengusaha asing yang menetap di Bali pada masa antara Perang Dunia berperan penting dalam sebagai perantara antara Bali dan wisatawan asing lainnya. Mereka mengesahkan dan menyebarkan citra Bali sebagai pulau sorgawi di dunia Barat, utamanya mengidentifikasikan masyarakat Bali dengan budayanya pada kegiatan seni dan agama.

Para pemukim asing tersebut layaknya pelopor dan penjamin budaya pariwisata elit jaman kolonial. Mereka turut mempopulerkan desa-desa tempat mereka bermukim, seperti Ubud, Kuta dan Sanur yang kemudian menjadi pusat kegiatan pariwisata di pulau Bali.

Selain itu, para pemukim asing tersebut mendorong dalam menentukan proses pembaharuan kesenian Bali, utamanya pada ekspresi seni yang terancam punah. Mereka melakukannya dengan menyebarluaskan teknik serta kode estetis yang belum dikenal oleh masyarakat setempat, kemudian mendorong seniman lokal untuk menghasilkan bentuk-bentuk seni yang sesuai dengan selera peminat asing serta dapat diperjualbelikan di pasaran pariwisata.

Citra Bali sebagai pulau sorgawi dibawa pulang oleh para wisatawan asing melalui kisah-kisah perjalanan, lukisan, foto serta film. Selain sebagai pulau surgawi, pulau Bali pun memiliki beberapa judul lainnya seperti Pulau Dada Telanjang, Pulau Para Seniman serta Pulau Dewata dan Setan.

Baca Juga: 5 Fakta Mengagumkan Jatiluwih, Desa di Bali yang Syahdu dan Menawan

Yulia Erni Photo Verified Writer Yulia Erni

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya