Curahan Hati Kamu yang Pernah Diprosprek MLM sama Teman Sendiri
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Manusia memang punya kewajiban untuk mencari rezeki agar minimal bisa menghidupi dirinya sendiri. Dari berbagai macam cara mencari rezeki, mungkin kamu tak asing dengan bisnis MLM (Multi-level Marketing). Bisnis ini seringkali dipandang sebelah mata karena terkesan memaksa.
Nah, kamu yang pernah di"prospek" atau jadi sasaran bisnis MLM pasti paham beberapa hal berikut ini.
1. Aku bahagia ketika mendadak kau menelepon dan mengajak bertemu.
Kita lama tak bersua, tenggelam dalam rutinitas yang menjemukan. Bahagianya ketika kamu, sahabatku yang menelepon tanpa diminta. Bertanya kabar dan mengajak bertemu. Aku bayangkan betapa bahagianya bisa bernostalgia setelah lelah karena tertumpuk beban pekerjaan.
2. Aku pilih baju santai seperti hari yang lalu, tetapi kenapa kau begitu rapi sekali?
3. Kau percayai janji-janji supervisor-mu, meski tanpa bukti kongkrit. Dan kau hendak menularkannya padaku?
Apa pun perkataanku, tak bisa menembus gendang telingamu. Kamu memasangi perisai di sekujur tubuhmu, dan dikunci oleh janji-janji kehidupan mewah oleh supervisor-mu.
Padahal yang hendak kukatakan adalah tak ada kekayaan instan. Kalau pun ada, itu tak akan bertahan lama. Nasihat itu tulus kukatakan padamu, namun terpental sebelum masuk ke otakmu.
4. Apa yang di depan matamu hanya downline, poin, untung dan hidup mewah segera.
Editor’s picks
Kepalamu bagai menggunakan kacamata kuda yang hanya bisa melihat apa yang ada di depan mata. Di depan matamu sekarang hanya ada downline, poin, untung dan hidup mewah segera. Tujuanmu sekarang hanya itu.
Baca Juga: Selama Bisa Mandiri dan Sukses, Salahkah Lulusan Sarjana Bekerja Kasar?
5. Aku menghargaimu dengan usaha itu, tapi jangan kau lecehkan saat aku tak mau bergabung.
6. Kau ajak aku ke restoran, tapi tak ada makanan. Hanya presentasi lagi, lagi dan lagi.
Pertemuan pertama kutolak, kau masih belum menyerah. Kau datangkan aku di tempat berbeda dengan alasan ingin bertemu kembali. Namun tetap saja presentasi bisnis menjemukan kau tampilkan ulang.
7. Katamu hidup mewah dan bahagia sudah di depan mata. Tapi kenyataannya?
Lalu kenapa atasanmu masih memakai motor butut, rumah ngontrak, telepon selular keluaran tahun jebot, dan barang-barang lusuh lainnya? Tak bisakah kau jujur bahwa usahamu adalah sebuah bentuk "penipuan"?
8. Tak ada lagi spontanitas dalam hidupmu. Hanya ada jual, jual dan jual.
Kau begitu monoton. Pesona dahsyatmu telah hilang. Kau gadaikan semuanya demi bisnis yang penuh tipuan dan belum tentu menghasilkan.
Baca Juga: Apakah Kamu Percaya Pada Sembilan Pamali Mengerikan Berikut?