Bukan Alay, 10 Bahasa Gaul Ini Sering Dipakai Para Remaja Zaman Dulu

#2000an Setiap masa memang memiliki bahasa gaul sendiri ya

Di era digital seperti sekarang ini, makin banyak saja bahasa ‘unik’ yang sering diucapkan oleh banyak remaja zaman now. Entah karena pengaruh budaya barat, pergaulan, iseng, atau hanya sekadar coba-coba, bahasa tersebut biasanya jadi tren di kalangan generasi millennials. Tapi, jauh sebelum bahasa gaul zaman now tercipta, ternyata ada beberapa bahasa gaul yang juga sering dipergunakan sebagai komunikasi sehari-hari remaja zaman old.

Saat itu, mereka belum dikatakan gaul jika tidak menguasai bahasa-bahasa seperti di bawah ini. Beberapa di antaranya mungkin terdengar aneh bagi generasi zaman now, namun dianggap keren bagi generasi zaman old.

1. Temon (Cinewine)

Bukan Alay, 10 Bahasa Gaul Ini Sering Dipakai Para Remaja Zaman DuluPixabay.com/Ghibly-Calimero

Jika sekarang remaja menyebut perempuan atau wanita dengan sebutan cewek, maka remaja zaman dulu biasa menyebut dengan istilah ‘temon’. Selain temon, beberapa lagi ada yang menyebut dengan panggilan ‘cinewine’. 

Sama-sama bermakna perempuan, baik temon atau cinewine merupakan istilah atau bahasa yang sering dipakai dalam pergaulan remaja sehari-hari. Seorang cowok, biasanya akan dianggap hebat jika sudah memiliki temon, katanya.

2. Koyok/Dolop (bohong)

Bukan Alay, 10 Bahasa Gaul Ini Sering Dipakai Para Remaja Zaman DuluPixabay.com/Engin_Akyurt

Kata ‘koyok’ biasa digunakan oleh remaja zaman dulu sebagai pengganti makna ‘bohong’. Ada beberapa yang sering menggunakan kata ‘koyok’, namun tak sedikit juga yang memakai kata ‘dolop’ ketika berinteraksi dengan sesamanya. 

Jangan bohong, jangan koyok, atau jangan dolop sama-sama memiliki pengertian positif agar orang bisa lebih berbuat jujur baik dalam ucapan dan perbuatan.

3. Sangi (pulang)

Bukan Alay, 10 Bahasa Gaul Ini Sering Dipakai Para Remaja Zaman DuluPixabay.com/MabelAmber

Bagi para pelajar di era lawas, kata ‘sangi’ merupakan kata yang paling sering dipakai ketika berada di sekolah. Kata sangi sendiri sama artinya dengan pulang. Saat sekolah, sangi adalah kata paling indah yang paling diingat saat itu. Bukan hanya digunakan di sekolah, kata sangi pun kerap dipakai ketika mejeng, kongkow, jjs, atau sejenisnya.

Baca Juga: Homonim, 8 Kata Bahasa Inggris Ini Dianggap Sama Tapi Beda Makna

4. Rudit (Tidur)

Bukan Alay, 10 Bahasa Gaul Ini Sering Dipakai Para Remaja Zaman DuluPixabay.com/cuncon

Di kalangan remaja zaman dulu, bahasa gaul itu biasanya tercipta dari satu kata yang bunyinya dibaca secara terbalik. Tidak semua kata bisa dijadikan bahasa gaul, namun hanya beberapa kata saja yang sering terucap dibalik, salah satunya ‘rudit’. 

Eits, ini bukan nama orang ya, rudit di sini artinya tidur. Tidur dibalik jadi rudit, rudit diambil dari kata tidur, begitulah kisah bolak-balik kata ala remaja gaul zaman old.

5. Celoken (Celana)

Bukan Alay, 10 Bahasa Gaul Ini Sering Dipakai Para Remaja Zaman DuluPixabay.com/Free-Photos

Sebutan celana bagi remaja era lawas adalah celokan. Celokan biasa digunakan oleh remaja di masa itu ketika sedang belanja, sedang nongkrong bareng teman, atau ketika kumpul-kumpul bersama keluarga. Bentuk celoken pendek pun ukurannya jauh di atas paha, sementara celoken panjang bagian bawahnya melebar.

6. Naracap (Pacaran)

Bukan Alay, 10 Bahasa Gaul Ini Sering Dipakai Para Remaja Zaman DuluPixabay.com/3194556

Selain rudit alias tidur, ada lagi kata gaul yang diambil dari kebalikan huruf dari kata yang dimaksud, di antaranya adalah naracap. Naracap merupakan bahasa gaul dari kata pacaran yang seringnya dipakai oleh remaja puber yang sedang mengalami debar-debar romansa. 

Tidak seperti sekarang yang bisa dengan mudahnya melakukan naracap, naracap bagi sebagian besar remaja zaman old merupakan hal yang dianggap sangat tabu. Jika sekarang remaja bisa dengan mudah gonta-ganti kekasih dalam waktu singkat, maka remaja zaman old sangat berhati-hati memilih pasangan naracap-nya.

7. Kume (Muka)

Bukan Alay, 10 Bahasa Gaul Ini Sering Dipakai Para Remaja Zaman DuluPixabay.com/RyanMcGuire

Dalam pergaulan remaja di masa lalu, terkadang istilah ‘kume’ digunakan sebagai perkenalan awal antara remaja cowok dan cewek. Kume yang sama maknanya dengan muka menjadi penilaian pertama ketika seorang cowok sedang melakukan pendekatan dengan lawan jenisnya. “Gile cing, kume-nya mirip artis, mulus banget!"

8. Makdikipe (Nyesel)

Bukan Alay, 10 Bahasa Gaul Ini Sering Dipakai Para Remaja Zaman DuluPixabay.com/darksouls1

Kebanyakan diucapkan banyak cewek, namun tak sedikit juga para cowok yang sering menggunakan kata ‘makdikipe’ sebagai ungkapan penyesalan. Ketika melakukan kesalahan atau kegiatan yang sudah terlanjur dilakukan, remaja zaman old akan menyempilkan istilah tersebut di sela-sela obrolannya.

9. Sa’ik (Asyik)

Bukan Alay, 10 Bahasa Gaul Ini Sering Dipakai Para Remaja Zaman DuluPixabay.com/StartupStockPhotos

Ada kata-kata yang diucapkan terbalik, namun ada juga kata yang diucapkan dengan menukar huruf-hurufnya secara acak. Contohnya pada kata asyik, remaja zaman dulu kerap memakai istilah ‘sa’ik’ untuk mengungkapkan kegembiraan.

10. Rebek (Repot)

Bukan Alay, 10 Bahasa Gaul Ini Sering Dipakai Para Remaja Zaman DuluPixabay.com/Free-Photos

Istilah ‘rebek’ biasa digunakan oleh remaja yang enggan ikut nongkrong bareng karena sedang repot. Entah karena ada keperluan keluarga, bersih-bersih rumah, mengerjakan PR, atau apapun, terkadang kata rebek selalu dijadikan andalan untuk tidak ikut jalan. “Gua hari ini lagi rebek banget nih, jadi gak bisa kongkow dulu ya?”

Dulu, remaja punya bahasa gaulnya sendiri. Sekarang, kamu juga memiliki bahasa gaul yang seringnya dibilang alay. Bukan tidak mungkin, di masa depan, bahasa gaul akan tercipta lagi dengan keunikannya masing-masing. 

Dunia memang akan terus berputar, masa demi masa, melahap usia, menciptakan peradaban dengan perubahan-perubahan dan bahasa baru.

Baca Juga: 10 Kata yang Sering Diucapkan Ini Ternyata Serapan dari Bahasa Belanda

Iip Afifullah Photo Verified Writer Iip Afifullah

Someone

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya