Berkat Melagukan Tesisnya, Mahasiswa Harvard Raih Cum Laude

Hebat, dengan sebuah album bisa lulus dari tugas akhir lho

Mengutip dari wikipedia.org, tesis adalah pernyataan atau teori yang didukung oleh argumen yang dikemukakan dalam karya tulis ilmiah untuk mendapatkan gelar kesarjanaan pada perguruan tinggi. Tesis juga dapat berarti sebuah karya tulis ilmiah resmi akhir seorang mahasiswa.

Tesis merupakan bukti kemampuan yang bersangkutan dalam penelitian dan pengembangan ilmu sesuai ilmu yang telah dipelajari. Namun bukan sebuah karya tulis ilmiah, mahasiswa Harvard University bernama Obasi Shaw malah bikin album untuk tugas akhirnya.

Seperti dilansir dari msn.com, Obasi Shaw, seorang mahasiswa Universitas Harvard, mengumpulkan tesis sebagai syarat kelulusannya dengan cara yang tak biasa. Alih-alih menulis laporan penelitian ilmiah, Shaw menggubah sejumlah lagu bergenre rap. Ia menghimpun lagu-lagu karyanya itu ke dalam album bertajuk “Liminal Minds”.

Nantinya, Shaw akan menjadi mahasiswa pertama di kampus tersebut yang lulus dengan tesis berupa album lagu.

The Telegraph, Sabtu (20/5/2017), melaporkan Harvard menerima tesis bukan hanya dalam bentuk tulisan ilmiah, melainkan juga karya sastra. Album “Liminal Minds” sukses mengantarkan Obasi Shaw meraih gelar kelulusan “cukup memuaskan” atau summa cum laude minus dari Harvard. Total 10 lagu di dalam “Liminal Mind” mencakup tema diskriminasi terhadap kelompok kulit hitam.

"(Bangsa Afro-Amerika) memang hidup bebas, tetapi masih merasakan dampak dari perbudakan di masa lalu. Setiap lagu di album tersebut mengeksplorasi situasi antara perbudakan dan kebebasan,” kata Shaw saat diwawancarai the Telegraph, Sabtu (20/5/2017).

Obasi Shaw merupakan warga AS kelahiran Atlanta. Sejak kecil, ia mendapatkan pendidikan yang cukup baik dari kedua orangtuanya, yang juga lulusan Harvard.

Dia mengaku, ide untuk menggubah lagu-lagu rap tersebut datang dari sosok ibunya. Sejak kanak-kanak, Shaw senang mendengarkan lagu rap dengan tema Kristiani. Ia juga mengidolakan beberapa penyanyi rap, seperti Kendrick Lemar dan Chance the Rapper.

Baginya, musik rap dapat menyuarakan perjuangan persamaan hak rasial, identitas kulit hitam, dan kebebasan beragama. Dalam sebuah lagunya yang berjudul Bukalah Kedua Matamu, Shaw mengajak pendengarnya untuk bersikap kritis terhadap penguasa dan dunia industri.

“Beberapa orang kurang mengapresiasi musik rap karena dinilainya bukanlah bentuk seni adiluhung. Namun, puisi dan rap sebenarnya sangat mirip. Sajak-sajak yang ritmis sangat mudah dijumpai dalam genre puisi klasik Inggris,” tegas Shaw.

Bagaimana menurut pembaca, lebih baik bikin album atau tesis nih?

Anis Junair Photo Verified Writer Anis Junair

Dengan raga, aku bisa menulis. Dengan jiwa, aku jadi penulis.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya