Eraser Challenge: Lebih Bahaya dari Skip Challenge

Setelah kasus skip challenge mereda, kini hadir tantangan baru yaitu eraser challenge. Di Amerika, challenge ini sudah populer semenjak 2012. Pada saat itu, seorang siswa terkena penyakit Toxic shock syndrome yang berasal dari kuman penghapus. Akhir akhir ini challenge itu kembali nge-trend.
Apa itu eraser challenge?
Tantangan ini mengharuskan remaja menggosok kulit mereka menggunakan penghapus dengan cepat. Ketika sedang menggosok, remaja tersebut akan membaca abjad dengan cepat sampai mereka merasa kesakitan bahkan terluka. Tujuannya, untuk melihat berapa lama mereka bertahan dari rasa sakit.
Perbedaan Eraser Challenge 2012 dan sekarang
Editor’s picks
Perbedaanya ialah, para peserta harus mengupload ke sosial media smabil membandingkan dengan kontestan lain. Semakin parah luka dari tantangan tersebut, itulah yang dianggap menang. Kemudian, dia harus menantang peserta lain dalam caption yang ia sebar dalam sosial media.
Motivasi Para Peserta
Trauma fisik yang diakibatkan tantangan ini sangat fatal. Bahkan banyak para peserta yang merasa menyesal dan membuat tagar #regret dalam media sosial mereka. Faktor utama mereka melakukan hal ini adalah untuk pamer dan merasa mereka paling hebat.
Bahaya di balik eraser challenge
Selain luka fisik, para pelaku tantangan ini akan juga mendapatkan luka mental. Pelaku tantangan ini akan mendapatkan luka bakar bahkan infeksi kulit. Infeksi ini berasal dari panas bahan kimia yang berasal dari penghapus tersebut. Jika luka tersebut tidak terlalu parah masih bisa diberi antibiotik. Namun, ada beberapa kasus yang dapat mengancam kehidupan jika luka tersebut menyebar.
Oleh karena itu, peran orang tua sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak. Mereka harus dapat mendidik anak mereka agar mengerti perbedaan mana yang baik dan mana yang buruk.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.