Jalan Panjang Hagia Sophia Kembali Jadi Masjid yang Dipenuhi Polemik

Masih undang banyak pro dan kontra 

Hagia Sophia, bangunan ikonik yang terkenal akan arsitekturnya di Istanbul, Turki, belum lama ini dikembalikan statusnya menjadi masjid setelah sebelumnya hampir satu abad dijadikan museum. Keputusan pengubahan status yang tiba-tiba ini tentu mendapat sorotan internasional, khususnya Uni Eropa. Banyak yang menyayangkan keputusan Presiden Erdogan ini, bahkan tanpa ragu banyak pihak secara terang-terangan menyampaikan ketidaksetujuannya.

Ramai diberitakan dan menuai beragam komentar, beginilah perjalanan dan tanggapan dunia soal kembalinya status bangunan yang memiliki perpaduan arsitektur islam dan kristen yang dikenal akan kemegahannya ini.

1. Sejarah panjang Hagia Sophia

Jalan Panjang Hagia Sophia Kembali Jadi Masjid yang Dipenuhi Polemikunsplash.com/meric

Di awal pembangunannya pada masa Kekaisaran Bizantium tahun 537 M, bangunan ini merupakan katedral ortodoks yang menghadap ke pelabuhan Golden Horn sampai kemudian diubah menjadi katedral katholik. Pada tahun 1453, Konstantinopel berhasil ditaklukkan oleh Utsmani di bawah kepemimpinan Sultan Mehmed II dan Hagia Sophia pun diubah menjadi masjid saat dikuasai Turki Ottoman. Berbagai lambang kristen di dalamnya pun ditutup dengan kain hitam.

Hagia Sophia bertahan menjadi masjid sampai tahun 1931 dan ditutup pemerintah Turki yang kemudian dibuka kembali sebagai museum 4 tahun setelahnya atas perintah Mustafa Kemal Atatürk. Berbagai lambang kristen yang ditutup selama lima abad pun ditampakkan lagi. Keputusan ini sekaligus untuk meredam ketegangan antara kelompok islam dan kristen. Penggunaan Hagia Sophia sebagai tempat ibadah dilarang keras oleh pemerintah Turki yang berhaluan sekuler. Di tahun 2006, pemerintah Turki pun mengizinkan alokasi khusus untuk sebuah ruangan doa Kristen dan Muslim bagi staf museum.

2. Dikembalikan statusnya sebagai masjid

Jalan Panjang Hagia Sophia Kembali Jadi Masjid yang Dipenuhi Polemikunsplash.com/rumanamin

Pada Jumat, 10 Juli 2020, Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan mengumumkan bahwa Hagia Sophia akan dikembalikan statusnya sebagai masjid. Keputusan ini disampaikan setelah pengadilan tinggi memutuskan konversi bangunan menjadi museum adalah ilegal. Dikutip dari Al Jazeera, Erdogan membuat pengumuman hanya satu jam setelah putusan tersebut diturunkan.

Vakum menjadi masjid selama 85 tahun, azan pertama yang dikumandangkan tak lama usai statusnya ditetapkan kembali menjadi masjid disambut antusias oleh warga Turki. Banyak dari mereka bersorak dan mengabadikannya dari luar bangunan. Rencananya salat pertama akan digelar dua minggu usai keputusan tepatnya pada Jumat, 24 Juli 2020 dan mosaik kekristenan yang ada di dalamnya akan ditutupi oleh tirai atau laser. Namun, kecuali di waktu salat, ikon kekristenan tersebut akan kembali dibuka dan Hagia Sophia akan tetap dibuka untuk umum di luar waktu salat.

Baca Juga: 5 Fakta tentang Hagia Sophia: Katedral, Masjid, dan Museum di Turki

3. Respons berbagai negara atas keputusan mengejutkan pemerintah Turki ini

Jalan Panjang Hagia Sophia Kembali Jadi Masjid yang Dipenuhi Polemikunsplash.com/pfgrizi

Langkah yang diambil pemerintah Turki ini mengundang kekecewaan dari dalam maupun luar negeri. Meski kebanyakan masyarakat Turki memeluk Islam, tapi nyatanya sebagian dari mereka ada yang tidak setuju dengan keputusan ini, salah satunya Orhan Pamuk. Dikembalikannya Hagia Sophia menjadi tempat peribadahan suatu agama justru menghilangkan kebanggaannya atas negara yang selama ini dikenal sekuler, memisahkan urusan agama dan politik.

Keputusan itu tak pelak juga memicu kecaman dari Amerika Serikat, Yunani, dan negara-negara barat lain serta para pemimpin kristen ortodoks. Bahkan Paus Fransiskus pun merasa "sedih" karenanya. Pihak UNESCO juga mengatakan Komite Warisan Dunia akan meninjau kembali status Hagia Sophia.

Meski begitu, negara yang menghargai dan menerima dengan bahagia akan perubahan status tersebut tak kalah banyaknya. Terutama negara beraliran islam. Melihat polemik internasional yang terjadi, Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia Din Syamsuddin pun memberikan komentarnya dengan menyarankan pilihan yang mungkin dapat menyikapi polemik ini. Yaitu mengembalikan Hagia Sophia menjadi katedral dengan syarat Al Hambra, yang ada di Spanyol, kembali difungsikan menjadi masjid mengingat hal ini bukan lagi masalah setuju atau tidak melainkan melibatkan dunia internasional.

4. Tanggapan pemerintah Turki 

Jalan Panjang Hagia Sophia Kembali Jadi Masjid yang Dipenuhi Polemikunsplash.com/rumanamin

Meski menuai banyak protes, rupanya pemerintah Turki tetap pada keputusannya karena perubahan status tersebut merupakan bagian dari kedaulatan nasional. Meski masuk dalam daftar warisan dunia UNESCO, tapi penggunaannya tetap menjadi hak negara terkait. Apalagi keputusan tersebut diambil secara demokratis dan berdasarkan hukum yang harus dihormati. Sama halnya seperti hak prerogatif Spanyol yang juga menyangkut Al Hambra.

Erdogan menyatakan bahwa kritik terhadap status Hagia Sophia adalah dalih permusuhan terhadap negaranya dan Islam. Dia juga menambahkan bahwa negaranya bertekad melestarikan situs bersejarah ini sebagai warisan budaya. Jadi, pihak yang ada di luar tak perlu merasa khawatir.

Di situs bersejarah yang menjadi daya tarik wisatawan ini, rupanya salah satu film fenomenal Indonesia pernah melakukan pengambilan gambar di sana. Tidak lain adalah film "99 Cahaya di Langit Eropa" yang diperankan oleh Acha Septriasa dan Abimana Aryasatya pada tahun 2013 silam.

Baca Juga: Selain Hagia Sophia, 5 Bangunan Gereja Ini Juga Berubah Menjadi Masjid

Putri Anggraeni Photo Verified Writer Putri Anggraeni

Find me on instagram: @ptriaggr

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya