5 Persamaan Sekte di In the Name of God: A Holy Betrayal, Mencuci Otak

Mulai dari kekerasan hingga pencucian otak pengikutnya

In the Name of God: A Holy Betrayal (2023) menyuguhkan kisah nyata di balik empat sekte agama yang cukup terkenal di Korea Selatan. Setiap sekte memang memiliki keyakinan dan ciri khas masing-masing.

Meski begitu, ada beberapa persamaan yang dianggap merugikan bagi para pengikut keempat sekte tersebut. Ini dia 5 persamaan sekte di In the Name of God: A Holy Betrayal (2023)!

Peringatan: Artikel ini mengandung spoiler!

1. Punya satu pimpinan atau pendeta yang di-Tuhan-kan

5 Persamaan Sekte di In the Name of God: A Holy Betrayal, Mencuci OtakStill cut In the Name of God: A Holy Betrayal (dok. Netflix/In the Name of God: A Holy Betrayal)

Keempat sekte di In the Name of God: A Holy Betrayal (2023) pasti memiliki satu pemimpin. Biasanya pemimpin tersebut juga menjadi pendeta agung di gereja mereka.

Pemimpin sekte JMS adalah Jeong Myeong Seok. Sedangkan Park Soon Ja adalah pemimpin dari Lima Samudra. Kim Ki Soon adalah sosok yang di-Tuhan-kan di Taman Bayi. Terakhir, Lee Jae Rock adalah pendeta di Gereja Pusat Manmin.

2. Pemimpin sekte kerap melakukan pelecehan kepada pengikutnya

5 Persamaan Sekte di In the Name of God: A Holy Betrayal, Mencuci OtakStill cut In the Name of God: A Holy Betrayal (dok. Netflix/In the Name of God: A Holy Betrayal)

Pelecehan seksual juga tidak lepas dari hal merugikan yang dialami para pengikut di keempat sekte tersebut. Jeong Myeong Seok bahkan berhubungan intim dengan pengikut perempuannya setiap malam.

Kim Ki Soon juga selalu mengumpulkan para pemuda menawan untuk dilecehkan. Lee Jae Rock dilaporkan setelah melakukan pelecehan seksual kepada pengikutnya yang masih muda.

Belum bisa dipastikan apakah Park Soon Ja juga melakukan hal serupa kepada pengikutnya. Tetapi menurut laporan tim forensik, ditemukan air mani di dalam area intim Park Soon Ja saat diautopsi.

Jika ditemukan air mani, maka kemungkinan besar Park Soon Ja sempat melakukan hubungan intim dalam kurun waktu tiga sampai empat hari. Sedangkan waktu kematian Park Soon Ja sesuai dengan perkiraan waktu di atas.

Baca Juga: Imbas In the Name of God: A Holy Betrayal, Produser Dapat Ancaman!

3. Melakukan kekerasan yang bisa berujung kematian

5 Persamaan Sekte di In the Name of God: A Holy Betrayal, Mencuci OtakStill cut In the Name of God: A Holy Betrayal (dok. Netflix/In the Name of God: A Holy Betrayal)

Jeong Myeong Seok memang tidak melakukan kekerasan kepada pengikutnya di JMS. Hanya saja, JMS akan melakukan penyerangan kepada pengikutnya yang ingin keluar. Mereka juga pernah menyerang orang tua Kim Do Hyeong, aktivis yang membuat laman anti JMS.

Tidak ada sumber yang mengatakan Park Soon Ja melakukan kekerasan terhadap pengikutnya. Tetapi, bunuh diri massal yang dialami pengikut Lima Samudra bisa dikategorikan sebagai kekerasan.

Kim Ki Soon bahkan tidak segan-segan menyiksa pengikutnya yang dianggap kerasukan. Bahkan anggota keluarga dari pengikut tersebut juga dipaksa untuk ikut menyiksa hingga meninggal dunia.

Lee Jae Rock memang tidak pernah melakukan kekerasan terhadap pengikutnya. Hanya saja, ia mendorong pengikut Gereja Pusat Manmin untuk memboikot kantor MBC.

4. Meraup uang persembahan dari pengikutnya

5 Persamaan Sekte di In the Name of God: A Holy Betrayal, Mencuci OtakStill cut In the Name of God: A Holy Betrayal (dok. Netflix/In the Name of God: A Holy Betrayal)

JMS tidak pernah secara terang-terangan meminta uang persembahan dari pengikutnya. Hanya saja Jeong Myeong Seok memang cenderung menyasar anak-anak muda dari kampus bergengsi.

Sedangkan di balik kasus bunuh diri massal Lima Samudra, ternyata Park Soon Ja menggelapkan dana sebesar 460 juta won. Sayangnya, keberadaan uang tersebut hingga akhir tidak jelas berada di mana.

Kim Ki Soon selalu memaksa pengikutnya untuk membayar uang persembahan. Jika mereka dari keluarga kurang berada, maka harus bekerja siang malam demi membangun Taman Bayi.

Terakhir, bagi pengikut Gereja Pusat Manmin yang ingin bertemu Lee Jae Rock, mereka harus memberikan uang persembahan minimal 1 juta won. Semakin besar uang yang diberikan, maka kesempatan bertemu Lee Jae Rock semakin tinggi.

5. Selalu mencuci otak para pengikutnya

5 Persamaan Sekte di In the Name of God: A Holy Betrayal, Mencuci OtakStill cut In the Name of God: A Holy Betrayal (dok. Netflix/In the Name of God: A Holy Betrayal)

Bagi orang-orang yang tidak ikut dalam sekte agama, pasti berpikir kenapa para pengikutnya bisa menuruti semua kemauan pemimpin mereka. Jawabannya karena mereka sudah dicuci otak.

Beberapa sekte juga sengaja menyasar anak-anak muda yang masih labil. Selain itu, beberapa pengikut bergabung karena sudah turun temurun sejak orang tua mereka.

Setelah mereka sadar dan keluar dari sekte terkait, para pengikut itu baru sadar jika mereka sudah dicuci otak. Bahkan tak jarang mereka melayangkan gugatan atas kerugian dan tindak kriminal yang mereka rasakan.

Agama dan keyakinan setiap orang adalah pilihan masing-masing. Bagaimana pendapatmu setelah menonton In the Name of God: A Holy Betrayal (2023)?

Baca Juga: Rangkuman Seri Dokumenter In the Name of God: A Holy Betrayal, Pusing!

Topik:

  • Triadanti

Berita Terkini Lainnya