6 Perbedaan Drama Korea yang Disiarkan Stasiun TV Publik dan Kabel 

Salah satunya terkait masalah sensor, nih 

Drama Korea kini sudah menjamur hingga ke platform streaming yang lebih memudahkan penonton dari luar Korea Selatan untuk tetap bisa menikmati tontonan dari situs legal. Meski begitu, drama Korea tetap ditayangkan di televisi negara asalnya dengan persaingannya yang sangat ketat.

Stasiun televisi publik maupun kabel yang berbayar pun kini berlomba-lomba memproduksi drama baru hampir setiap bulannya. Tak ayal, jika kini makin terlihat perbedaan drama-drama yang ditayangkan di stasiun TV publik dan kabel, seperti lima di antaranya berikut ini.

1. Jumlah episode yang akan ditayangkan 

6 Perbedaan Drama Korea yang Disiarkan Stasiun TV Publik dan Kabel poster drama Young Lady and Gentleman yang ditayangkan stasiun TV KBS2 (program.kbs.co.kr)

Mungkin kamu berpikir jika drama Korea standarnya memiliki paling banyak 16 episode. Padahal tidak semua stasiun televisi yang menayangkan drama mengikuti aturan atau standar tersebut, lho.

Stasiun TV publik, seperti KBS, SBS, EBS, atau MBC, biasanya mengikuti standar 16 episode. Namun, ada juga channel yang menayangkan puluhan hingga ratusan episode.

Contohnya adalah KBS2 yang saat ini masih menayangkan Young Lady and Gentleman. Punya rating yang cukup baik, drama tersebut dikemas dengan total 52 episode. Rencananya, drama yang rilis pada 25 September 2021 itu akan menamatkan ceritanya tanggal 20 Maret 2022.

Jumlah episode stasiun TV kabel atau berbayar pun berbeda dengan KBS dkk. Stasiun TV kabel, seperti tvN atau JTBC masih mengikuti standar 16 episode dan terkadang ada yang sampai 20 episode. Namun ada juga yang punya durasi singkat, seperti OCN yang beberapa dramanya hanya memiliki 10 sampai 12 episode saja.

2. Durasi tiap episodenya

6 Perbedaan Drama Korea yang Disiarkan Stasiun TV Publik dan Kabel poster drama Goodbye to Goodbye (program.imbc.com)

Durasi 60 menit nampaknya sudah jadi waktu tayang standar yang juga diketahui banyak pencinta drama Korea. Namun ingat, ini akan berbeda tergantung stasiun TV mana yang menayangkan dramanya.

Drama di stasiun TV publik normalnya punya durasi sekitar 60 menit. Meski begitu, ada juga yang durasinya lebih singkat, bahkan hingga dibagi menjadi dua sesi penayangan. Contohnya drama Goodbye to Goodbye yang tayang tahun 2018 lalu.

Drama yang menggaet Jo Bo Ah dan Lee Jun Young sebagai pasangan suami istri ini punya total 40 episode. Namun, penayangan dramanya dibagi dalam dua sesi dengan masing-masing berdurasi sekitar 30 menit saja. Jika dua sesi tersebut digabung, maka total keseluruhan drama Goodbye to Goodbye adalah 20 episode.

Sedangkan di stasiun TV kabel, mayoritas juga menerapkan durasi normal 60 menit. Namun, ada banyak drama yang justru punya durasi lebih lama, seperti 90 atau 120 menit. Salah satunya Reply 1988 yang di beberapa episode teakhirnya berdurasi sekitar 120 menit.

3. Genre yang ditonjolkan jadi ciri khas 

6 Perbedaan Drama Korea yang Disiarkan Stasiun TV Publik dan Kabel Kwon Hwa Woon dan Bang Min Ah di drama Check Out the Event yang tayang di MBC (imbc.com)

Genre punya peran penting dalam suatu drama Korea. Sebab, genre yang ditonjolkan juga bisa menjadi ciri khas dari stasiun televisi penayangnya. Tentu, antara channel publik dan kabel punya genre berbeda yang ditonjolkan.

Channel publik akan fokus pada satu genre saja dan kurang mengembangkan yang lainnya. Sedangkan stasiun TV kabel "hobi" mengembangkan beberapa genre sehingga plotnya pun terasa lebih complicated.

Tak sampai di situ, genre tadi juga dikelompokkan lagi berdasarkan stasiun TV mana yang menayangkan dramanya, lho. Contohnya genre yang ditonjolkan MBC dan OCN. MBC cenderung menampilkan romansa yang manis antar pemerannya, sedangkan OCN jago untuk urusan drama-drama berbau thriller atau misteri yang punya kesan dark.

Baca Juga: 10 Drama Korea Ini Angkat Hubungan Pelik Korea Selatan dan Korea Utara

4. Stasiun TV publik dan kabel punya fokus isu yang berbeda pula 

6 Perbedaan Drama Korea yang Disiarkan Stasiun TV Publik dan Kabel Han Joon Woo di drama Happiness (program.tving.com)

Lain halnya lagi dengan isu yang diangkat. Stasiun TV publik nampaknya tidak begitu menampilkan realita sesungguhnya yang terjadi di masyarakat. Maksudnya, jalan cerita di drama hampir bahkan sangat mustahil terjadi di kehidupan nyata.

Nah, kalau diperhatikan juga salah satu isu yang diangkat stasiun TV publik adalah kisah cinta beda kasta yang bisa kamu lihat di drama-drama, seperti Boys Before Flowers (2009), The Heirs (2013), dan Young Lady and Gentleman (2021).

Beda lagi dengan stasiun TV kabel yang gemar merilis drama dengan isu yang lekat dengan keseharian masyarakat. Meski itu sederhana, bahkan mungkin hanya segelintir orang yang pernah memikirkannya, stasiun TV kabel berhasil menyentuh hati para penontonnya lewat drama-drama berbau slice of life.

Misalnya saja seperti drama Happiness (2021) yang secara tidak langsung menyenggol masalah pandemik dan bagaimana pemerintah menanganinya. Meski fokus ceritanya ada pada wabah penyebaran virus zombi, tapi di beberapa bagian cerita, masalah COVID-19 ikut disoroti, lho. Happiness juga menggambarkan keadaan masyarakat dunia kala pandemik melanda, salah satunya panic buying.

 5. Ketentuan sensor stasiun TV kabel lebih longgar  

6 Perbedaan Drama Korea yang Disiarkan Stasiun TV Publik dan Kabel cuplikan drama Mouse (program.tving.com)

Sensor adalah masalah serius bagi urusan penayangan. Tak hanya Indonesia, hal ini juga berlaku di semua negara, termasuk Korea Selatan. 

Salah satu yang sangat diperhatikan adalah censorship rating suatu drama. Drama yang tayang di stasiun TV publik akan lebih ketat karena mereka punya audiens yang luas dan besar. Ditambah, drama yang mereka tayangkan ada kemungkinan besar bisa ditonton oleh orang-orang yang umurnya tidak sesuai dengan rating yang telah ditetapkan.

Berbanding terbalik dengan TV kabel yang hanya bisa dinikmati beberapa orang karena sifatnya berbayar. Alhasil, ada sedikit kelonggaran dalam masalah rate sensor.

Contohnya adalah drama Voice yang tayang di OCN. Adegan kekerasan tetap ditayangkan dalam drama, tapi sejumlah penonton pun mengeluhkan hal tersebut karena dinilai terlalu ekstrem.

Jika kamu berpikir tindakan OCN adalah dengan menghapus adegan tersebut, kamu salah. Sebab, OCN justru menaikkan rating usia untuk episode-episode tertentu dengan adegan kekerasan yang dinilai terlalu ekstrem. Lain cerita jika adegan tersebut akan ditayangkan di stasiun TV publik. Mungkin, dari awal adegan tersebut bahkan tidak akan lolos sensor.

6. Aktor dan aktris yang berperan dalam drama 

6 Perbedaan Drama Korea yang Disiarkan Stasiun TV Publik dan Kabel Lee Dong Wook dan Wi Ha Joon di drama Bad and Crazy (program.tving.com)

Coba perhatikan drama-drama yang tayang di channel KBS, MBC, atau SBS. Ada berapa banyak aktor atau aktris yang bisa kamu kenali wajahnya? Mungkin kamu akan menjawab hanya sebagian kecil atau bisa dihitung pakai jari. Sebab, artis-artis populer kini cukup sering bermain di drama-drama garapan stasiun TV kabel.

Padahal, dulu saat stasiun TV kabel belum sepopuler sekarang, artis-artis, seperti Lee Dong Wook, Gong Yoo, Park Shin Hye, atau Song Hye Kyo langganan wara-wiri di sejumlah drama stasiun TV publik. Hal tersebut bisa dilihat dari filmografi mereka yang kebanyakan mengisi drama-drama di channel, seperti KBS2, SBS, ataupun MBC.

Jika ditanya, apa yang membuat kamu suka drama Korea, mungkin salah satu jawabannya adalah karena plot yang punya makna atau pelajaran hidup yang bisa dipetik. Hal itu pun seakan juga menjadi ciri khas suatu drama Korea.

Di balik itu semua, tentu ada perbedaan tersendiri pada drama yang tayang di stasiun TV publik maupun kabel yang berbayar. Bukan berarti stasiun TV publik jauh lebih baik daripada kabel atau sebaliknya. Namun, tiap-tiap orang juga punya selera masing-masing mengenai drama mana yang lebih mereka sukai.

Baca Juga: 9 Drama Korea tentang Persahabatan Cewek Mirip Thirty-Nine, Seru!

Ines Melia Photo Verified Writer Ines Melia

Dengan menulis saya 'bersuara'. Dengan menulis saya merasa bebas.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira

Berita Terkini Lainnya