Hubungan Antara Fandom dan Kesehatan Mental, Ini Kata Psikolog  

Bukan lebay, fandom ternyata membantu mental lebih sehat 

Konyol. Itu mungkin citra yang sering menempel pada sekelompok orang yang tergabung dalam fandom. Histeris saat melihat sosok idola, walau hanya dalam bentuk foto, dianggap lebay. Bisa jadi yang meremehkan seperti itu belum pernah dalam posisi mengidolakan seseorang.

Stigma sosial meyakini anggota fandom hanya berisi perempuan, mungkin karena akrab dengan istilah fangirling. Padahal, laki-laki juga tergabung dalam fandom. Fandom sendiri merujuk pada sekelompok orang yang menggemari dan memberikan dukungan pada entitas populer seperti selebritas, seniman, atlet, film, buku, anime, klub olahraga, dan masih banyak lagi. Jadi, kalau ada laki-laki yang mengidolakan klub sepakbola dan atau pemainnya bisa dimasukkan ke dalam fandom. Yakin, pasti dia juga akan heboh saat bertemu dengan atlet favoritnya, gak kalah beda dengan histeris di konser KPop.

Banyak yang bilang menjadi bagian dari fandom telah membantu mereka untuk lebih sehat secara mental. Benarkah demikian? Orang di luar fandom menanggapinya dengan sinis, menyangka opini ini hanyalah sebuah pembelaan demi hobi yang dinilai nggak bermanfaat. Penelitian justru mengatakan hal yang berbeda.

1. Secara psikologis, fandom membantu menjaga kesehatan mental 

Hubungan Antara Fandom dan Kesehatan Mental, Ini Kata Psikolog  Ilustrasi bahagia (pexels.com/Cottonbro)

TeenVouge melansir pernyataan Dr. Laurel Steinberg, seorang psikoterapis dan juga profesor dalam bidang psikologi di Columbia University, terhubung dengan orang-orang yang didasari minat yang sama, nyatanya baik untuk kesehatan mental karena membantu menciptakan rasa aman seperti persaudaraan atau keluarga. Sense of belonging yang seperti ini yang membangun emosi positif. 

Dukungan sosial juga biasanya didapatkan dari kelompok pertemanan dengan satu frekuensi. Dalam kondisi yang sedang gak baik-baik saja, dukungan sosial hadir memberikan rasa percaya diri.

2. Menjadi bagian dari fandom memengaruhi kesehatan fisik

Hubungan Antara Fandom dan Kesehatan Mental, Ini Kata Psikolog  Ilustrasi konser musik (pexels.com/Harrison Heines)

Manusia pada dasarnya memiliki kebutuhan berinteraksi dengan manusia lainnya. Dan, akan lebih menyenangkan jika masing-masing terhubung melalui kesukaan yang sama. Interaksi seperti ini dengan mudah mendatangkan rasa saling mendukung dan memiliki yang merupakan ciri dari hubungan sosial yang baik. 

Korelasi fandom dan kesehatan fisik bukan dari lari-larian mengejar idola di bandara, bukan juga dari melompat-lompat di konser musik. Kehidupan sosial yang baik itu tadi mampu menekan kecemasan dan kecenderungan depresi sehingga meminimalisir risiko sakit yang membahayakan seperti penyakit jantung. Ini artinya interaksi di dalam fandom secara gak langsung menjadikan kamu panjang umur.

Baca Juga: 9 Nama Fandom Anggota NCT 127 yang Perlu Kamu Tahu

3. Menemukan teman yang sefrekuensi membantu menurunkan tingkat stres 

Hubungan Antara Fandom dan Kesehatan Mental, Ini Kata Psikolog  Ilustrasi hubungan pertemanan (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Banyak hubungan di dalam fandom justru bukan diawali dari pertemanan. Menggemari idola yang sama menjadi penjembatan mengawali perkenalan. 

Fandom menjadi wadah berbagi cerita dan selalu ada topik yang dibicarakan oleh para anggota terkait idolanya. Dari persamaan kesukaan itu terbangun pertemanan. Lambat laun, mereka memiliki teman curhat yang gak terbatas perkara idola saja.

4. Fandom bisa menjadi cara terhindar dari burnout 

Hubungan Antara Fandom dan Kesehatan Mental, Ini Kata Psikolog  Ilustrasi mengoleksi album (unsplash.com/Jamakassi)

Melakukan kegiatan yang berhubungan dengan hobi adalah salah satu cara terhindar dari burnout. Mengidolakan seseorang bisa digolongkan ke dalam hobi personal.

Ketika mengidolakan seseorang, menghabiskan waktu mencari informasi terkait dirinya adalah saluran rekreasi untuk memberi jeda dari rutinitas hidup. Itulah sebabnya bagi fandom, figur idola dianggap mampu mengobati stres.

5. Idola yang menginspirasi akan membawa kebaikan bagi fansnya 

Hubungan Antara Fandom dan Kesehatan Mental, Ini Kata Psikolog  Ilustrasi membaca buku (pexels.com/Streetwindy) ​

Sikap, perilaku, dan juga pandangan sosok idola sedikit banyak dapat menginspirasi fansnya. Pencapaian idola mengajarkan kerja keras, keteguhan, dan kesabaran. Berjuang untuk sampai di titik mereka itu gak mudah dan mereka berhasil menjalaninya. Optimisme dan harapan mereka yang membuat fandom kuat.

Nggak terbatas pada itu saja. Ada beberapa idola yang membagikan buku yang menginspirasi mereka. Sesuatu yang positif dengan mengajak orang tertarik terhadap buku karena fans pasti akan tergerak untuk mengikuti membaca.

6. Fandom bisa menjadi media berbagi

Hubungan Antara Fandom dan Kesehatan Mental, Ini Kata Psikolog  Ilustrasi berdonasi (pexel.com/Liza Summer)

Fandom sukses menjadi koordinator dalam menyalurkan bantuan buat sesama. Salah satu bentuk nyatanya adalah penggalangan dana donasi. Pada 2017 lalu, fandom dari One Direction, Camila Cabello, Shawn Mendes, Justin Bieber, Demi Lovato, dan artis pop lainnya menggalang dana untuk para korban penyerangan yang terjadi di konser Ariana Grande. Di dalam negeri sendiri, fandom BTS menginisiasi pengumpulan dana untuk banjir bandang di NTB dan juga driver ojol di tahun 2021 ini.

7. Namun, fandom juga memiliki sisi gelap 

Hubungan Antara Fandom dan Kesehatan Mental, Ini Kata Psikolog  Ilustrasi frustrasi (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Apa saja yang berlebihan bisa membawa efek yang buruk, gak terkecuali menjadi fans. Ada fans yang belum bisa membuat batasan. Fans yang seperti ini biasanya kecewa jika idolanya gak sesuai dengan ekspektasi dan imajinasinya. Ada juga yang membela berlebihan idolanya sampai menjelek-jelekan idola dari fandom yang berbeda. Jangan sampai mengidolakan seseorang justru merugikan orang lain.

Jika mengidolakan seseorang bisa membuatmu mengabaikan kewajiban keseharian, bisa dibilang itu  negatif juga. Bukannya sehat secara mental, yang ada malah kecanduan, tertekan, dan disfungsional dalam beraktivitas.

Fandom bisa diibaratkan sebagai support system. Ini adalah kekuatan dari fandom yang gak bisa diremehkan. Fandom bukanlah sesuatu yang konyol, selama pengaruhnya membawa seseorang ke arah yang lebih baik secara mental dan emosional.

Baca Juga: Dibuat untuk Fans, 6 Lagu KPop dengan Nama Fandom pada Judulnya

witianatalatas dachi Photo Writer witianatalatas dachi

Berbagi hasil kekepoan dalam bentuk tulisan

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Indiana Malia

Berita Terkini Lainnya