Hasil Riset: Gen Z Rela Bekerja Lebih Keras asal Kompensasinya Adil

Kerja lembur tak masalah selama kompensasinya adil

Jakarta, IDN Times - Total populasi Gen Z (generasi kelahiran 1997 dan 2012) di Indonesia kini mencapai 74.93 juta orang. Jumlah tersebut mencapai angka 27.94 persen dari total populasi. Angka tersebut resmi membuat Gen Z sebagai generasi terbanyak di Indonesia. Artinya Gen Z memegang peranan penting untuk masa depan Indonesia.

Untuk lebih memahami Gen Z, IDN Research Institute menggandeng Populix menggelar riset yang melibatkan 1.000 responden yang tersebar di 12 kota. Riset tersebut dilaksanakan pada 27 Januari-7 Maret 2022. Margin of error riset ini sebesar < 5 persen. 

Hasil riset tersebut tertuang dalam sebuah report berjudul 'Indonesia Gen Z Report 2022'. Report ini dirilis bersamaan dengan acara Indonesia Millennials and Gen Z Summit yang digelar di The Tribrata Dharmawangsa, Jakarta Selatan, pada 29-30 September 2022.

Salah satu fokus riset tersebut adalah mengenai tema karir. Nah kira-kira seperti apa ya pandangan Gen Z terhadap karir?

1. Gen Z rela bekerja lebih keras demi karir yang lebih cemerlang

Hasil Riset: Gen Z Rela Bekerja Lebih Keras asal Kompensasinya Adililustrasi kerja lembur (Pexels/cottonbro)

Anggapan umum yang ada di masyarakat adalah Gen Z lembek dan cepat menyerah dalam urusan pekerjaan. Anggapan tersebut sering kita dengar terucap dari kalangan generasi sebelumnya, baik itu milenial atau baby boomer. Namun hasil riset IDN Research Institute bersama dengan Populix memunculkan fakta yang berbeda.

67% Gen Z mengatakan bahwa mereka tidak keberatan bekerja lebih lama asal mereka mendapat kompensasi yang sepadan. Hanya 11% yang menolak untuk bekerja lebih lama atau lembur. Data tersebut menunjukkan bahwa Gen Z sebenarnya juga merupakan pekerja keras. Selama mereka menerima kompensasi yang adil, mereka tidak segan untuk bekerja lembur dan lebih keras untuk perusahaan.

Masalahnya, data dari Badan Pusat Statistik yang terbit pada Agustus 2021 menunjukkan bahwa Gen Z bekerja lebih lama dengan upah lebih rendah dibandingkan dengan mereka generasi milenial.

2. Gaji yang ditawarkan jadi salah faktor Gen Z menerima tawaran pekerjaan

Hasil Riset: Gen Z Rela Bekerja Lebih Keras asal Kompensasinya AdilIndonesia Gen Z Report (IMGS 2022)

Dalam menerima tawaran pekerjaan, tentu banyak faktor yang harus dipertimbangkan. Mulai dari jarak kantor dengan rumah, benefit yang ditawarkan, hingga jenjang karier.

Bagi Gen Z, jenjang karier bukan pertimbangan nomor satu. Pertimbangan utama masih jatuh pada gaji yang ditawarkan dengan 80% Gen Z memilihnya sebagai pertimbangan utama. Hampir 2 dari 3 Gen Z (64%) menganggap jenjang karier sebagai hal yang penting faktor ketika mereka mencari atau memilih pekerjaan.

dm-player

Sementara ketertarikan terhadap pekerjaan berada di urutan ketiga dengan 60%, disusul dengan jam kerja (58%), lokasi (53%), kecocokan dengan pendidikan (49%) dan lingkungan kerja (47%).

3. Mayoritas Gen Z memandang Work Life Balance itu penting

Hasil Riset: Gen Z Rela Bekerja Lebih Keras asal Kompensasinya Adililustrasi work life balance (Pexels/Александар Цветановић)

Work Life Balance jadi salah satu hal yang dikejar oleh Gen Z. Sebanyak 69% Gen Z mengatakan bahwa mereka harus memiliki kehidupan kerja yang seimbang. Hanya 5% yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut. 

Artinya Gen Z memandang bahwa kehidupan pribadi dan urusan pekerjaan harus bisa berjalan beriringan. Hal ini tentu jadi tantangan tersendiri bagi perusahaan untuk membuat kebijakan yang bisa mengakomodir hal tersebut.

4. Work From Home masih jadi pilihan

Hasil Riset: Gen Z Rela Bekerja Lebih Keras asal Kompensasinya Adililustrasi wfh (Pexels/Vlada Karpovich)

Pandemi dan teknologi mengubah cara hidup kita. Salah satunya ya tentang bagaimana cara kita bekerja. Pandemi mengajarkan kita bahwa ternyata work from home atau bekerja dari rumah adalah opsi yang bisa dipertimbangkan. 

Sebanyak 36% Gen Z mengatakan bahwa mereka lebih suka bekerja dari rumah. Tentu hal tersebut bisa dipahami. Gen Z tumbuh sebagai digital native yang bisa mengerjakan pekerjaannya dari mana saja. Kalau bisa mengerjakannya di rumah tanpa kena macet, kenapa tidak?

Namun ternyata ada 33% tidak setuju dengan penyataan tersebut. Seperti kebanyakan Gen Z masih memulai karier mereka, banyak yang merasa work from office penting agar mereka bisa mempelajari lebih lanjut tentang pekerjaan tersebut dan untuk membangun koneksi atau berinteraksi dengan mereka senior atau mentor.

5. Lama bekerja ideal di satu pekerjaan bagi Gen Z adalah 3 tahun

Hasil Riset: Gen Z Rela Bekerja Lebih Keras asal Kompensasinya AdilIndonesia Gen Z Report (IMGS 2022)

Mayoritas Gen Z (88%) percaya bahwa waktu yang ideal untuk tinggal di satu pekerjaan adalah setidaknya tiga tahun. Waktu 3 tahun dianggap cukup ideal sebelum memutuskan untuk mencari tantangan baru. Hanya 12% yang mengatakan bahwa waktu idealnya adalah 1-2 tahun.

Untuk urusan stabilitas kantor, 50% Gen Z percaya bahwa perusahaan multinasional cenderung lebih stabil dibanding perusahaan lokal. Pandangan tersebut mungkin didasari fakta bahwa sepanjang pandemi kemarin, banyak perusahaan lokal yang melakukan lay off danmerumahkan karyawannya.

Topik:

  • Fatkhur Rozi

Berita Terkini Lainnya