Selain Cap Pengangguran, Ini 5 Tantangan Menjadi Bapak Rumah Tangga

Penuh dengan stereotip patriaki

Ada, lho, laki-laki yang juga memilih mengurus urusan rumah. Yap, namanya adalah bapak rumah tangga atau sebutan kerennya stay at home dad. Sebenarnya ada banyak alasan mengapa hal tersebut bisa terjadi. Misalnya saja karena PHK.

Ya, apa pun alasan mereka, tak ada yang salah dengan menjadi bapak rumah tangga. Walaupun begitu, tantangannya memang banyak. Tak sebatas dicap sebagai pengangguran. Nah, di bawah ini sudah ada lima tantangan yang harus dihadapi para suami yang beralih jadi bapak rumah tangga.

1. Mendapat stigma sebagai laki-laki yang kurang maskulin

Selain Cap Pengangguran, Ini 5 Tantangan Menjadi Bapak Rumah Tanggailustrasi pria maskulin (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Entah sejak kapan maskulinitas selalu dihubungkan dengan kegiatan luar ruangan yang butuh banyak tenaga. Mungkin sudah sejak berabad-abad yang lalu. Padahal nyatanya ada pekerjaan di dalam rumah tangga yang juga butuh banyak tenaga misalnya mencuci pakaian. Sayangnya pekerjaan itu termasuk ke dalam pekerjaan domestik sehingga dianggap pekerjaan feminin.

Akibat stigma maskulinitas yang sudah mengakar kuat ini. Suami yang memutuskan untuk beralih menjadi bapak rumah tangga sering kali mendapat cibiran sebagai pria yang tidak maskulin. Sebab, mereka hanya bekerja di dalam rumah, plus mengerjakan pekerjaan yang biasa dilakukan perempuan. Sehingga stigma bukan pria jantan akan semakin santer terdengar.

2. Dianggap memperalat istri untuk bekerja

Selain Cap Pengangguran, Ini 5 Tantangan Menjadi Bapak Rumah Tanggailustrasi wanita karier (pexels.com/Yan Krukov)

Menjadi bapak rumah tangga memang banyak menimbulkan pikiran negatif bagi tetangga sekitar. Salah satunya yaitu memperalat istri untuk bekerja. Padahal ‘kan kondisi alih pekerjaan ini juga sudah didiskusikan dengan sang istri secara matang. Tak mungkin hanya keputusan sepihak.

Selain itu, belum tentu seorang bapak rumah tangga seratus persen mengandalkan uang hasil kerja istri untuk kehidupan sehari-hari. Ada juga lho, bapak rumah tangga yang juga menjadi pekerja lepas. Mereka akan bekerja jika ada proyek, bila tidak ada, ya, hanya mengurus pekerjaan rumah. Karena pekerjaan yang fleksibel itu, mereka lebih memilih untuk merangkap jadi bapak rumah tangga dan membiarkan sang istri meniti kariernya.

3. Sering menerima ejekan sebagai laki-laki pemalas

Selain Cap Pengangguran, Ini 5 Tantangan Menjadi Bapak Rumah Tanggailustrasi pria malas (pexels.com/Andrea Piacquadio)
dm-player

Anggapan pemalas juga sering menghantui orang-orang yang hanya menghabiskan waktu di dalam rumah. Terlebih bila itu seorang laki-laki. Padahal belum tentu juga di rumah ia hanya tiduran di depan televisi. Apalagi bila memiliki peran sebagai bapak rumah tangga. Pasti ada saja yang harus ia kerjakan. Misalnya bersih-bersih rumah dan mencuci baju.

Namun, kebanyakan orang tetap saja beranggapan kalau laki-laki yang tidak bekerja di luar rumah itu adalah pemalas. Jadi, bila ingin beralih peran menjadi bapak rumah tangga, kamu harus berani berdamai dengan stigma yang seperti ini.

Baca Juga: 5 Persamaan Rumah Tangga Rizki dan Ridho DA, Hapus Foto Pernikahan!

4. Mendapat anggapan tidak bisa merawat anak

Selain Cap Pengangguran, Ini 5 Tantangan Menjadi Bapak Rumah Tanggailustrasi merawat anak (pexels.com/Tatiana Syrikova)

Stigma buruk selanjutnya yang menjadi tantangan bapak rumah tangga adalah dianggap tidak bisa merawat anak. Stigma ini ada karena laki-laki dianggap lebih ceroboh dalam menjaga anak. Pun tak peka dengan kebutuhan anak.

Apalagi sekarang ini marak konten tentang kelakuan aneh bapak-bapak ketika diminta untuk menjaga anak. Tambah semakin melekatlah stigma buruk itu. Padahal merawat anak memang tak mudah. Ada banyak hal yang perlu diperhatikan. Terkadang perempuan saat pertama menjadi ibu juga masih butuh banyak belajar.

5. Lebih rentan untuk terkena depresi

Selain Cap Pengangguran, Ini 5 Tantangan Menjadi Bapak Rumah Tanggailustrasi pria depresi (pexels.com/Andrew Neel)

Tantangan terberat menjadi bapak rumah tangga adalah depresi. Tak bisa dipungkiri, beralih peran menjadi bapak rumah tangga itu sulit. Berdamai dengan omongan orang lalu mengurus pekerjaan rumah yang tak ada habisnya tentu bisa membuat jiwa dan raga lelah. Belum lagi bila bapak rumah tangga juga bekerja sebagai freelancer. Wah, pasti sangat campur aduklah urusannya.

Meski begitu bila kamu bisa meyakinkan lingkungan sekitar bahwa tak ada yang salah dengan menjadi bapak rumah tangga, tentu beban berat akibat stigma buruk akan berkurang. Sehingga depresi bisa diminimalisir.

Nah, itulah lima tantangan yang harus dihadapi bapak rumah tangga. Tak ada yang salah dengan peralihan peran. Hanya saja, ya, sulit. Sebab, kebanyakan orang masih menganut prinsip kalau laki-laki harus bekerja di luar rumah. Sementara perempuan yang jaga anak di rumah.

Angger Dhestya Photo Verified Writer Angger Dhestya

Hanya manusia ciptaan Tuhan yang suka menulis sambil minum kopi. Instagram anggerds_

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Kalyana Dhisty

Berita Terkini Lainnya