Menurut Pakar, 6 Cara Atasi Kekerasan Seksual di Lingkungan Kerja

#IDNTimesLife Penyintas butuh dukungan

Berdasarkan pres rilis The Body Shop, Data Komnas Perempuan tahun 2020 menyebutkan bahwa kekerasan seksual menempati peringkat pertama sebanyak 55 persen. Hal tersebut selaras dengan kenaikan pelaporan kekerasan seksual sepanjang 12 tahun terakhir.

Survei yang dilakukan oleh Never Okay Project akhir tahun 2018, menunjukkan bahwa 94 persen dari 1.240 responden mengalami pelecehan seksual di tempat kerja. Oleh karenanya, The Body Shop Indonesia menyelenggarakan 'Webinar Obrolan Kantor:
Seberapa Aman Kantormu dari Kekerasan Seksual?'.

Kegiatan yang dilaksanakan Rabu (28/7/2021) ini bertujuan untuk mengedukasi pekerja terhadap perilaku kekerasan seksual. Dihadiri beberapa narasumber yang ahli di bidangnya, berikut cara mengatasi kekerasan seksual yang terjadi di lingkungan kerjamu.

1. Melakukan edukasi pada karyawan tentang kekerasan seksual

Menurut Pakar, 6 Cara Atasi Kekerasan Seksual di Lingkungan KerjaWebinar Obrolan Kantor: Seberapa Aman Kantormu dari Kekerasan Seksual?, Rabu (28/7/2021). IDN Times/Adyaning Raras

Untuk melakukan penanganan, kita perlu memahami konteks kekerasan seksual terlebih dahulu. Kekerasan seksual merupakan perilaku yang tidak bisa diterima dan membuat orang lain merasa terhina, dipermalukan, hingga terintimidasi. 

Maria Puspita selaku Psikolog Yayasan Pulih, dalam pres rilis menjelaskan bahwa kesadaran dan pemahaman mengenai kekerasan seksual dan bentuknya adalah langkah awal identifikasi. Serta mencegah terjadinya kekerasan seksual di tempat kerja.

Ketika karyawan mendapatkan informasi yang benar dan memadai, maka karyawan akan membangun pemahamannya akan apa yang perlu dilakukan saat kejadian ini terjadi. Ratu Ommaya menambahkan contoh yang terjadi di lapangan.

"Sebelum kita launching (kampanye No! Go! Tell! ini_red), kita akan edukasi dulu ke internal. Kita mau memastikan karyawan kita paham dengan isu yang mau diangkat," terangnya.

"Ketika ini disosialisasikan, mereka menjadi lebih secure dan sampai sekarang belum ada pengaduan. Tetapi saat kita cek karyawan di store, mereka bilang setidaknya kalau ada yang berkata itu (pelecehan seksual_red), mereka tahu harus menjawab apa," tambah Head of Values, Community & Public Relations The Body Shop Indonesia ini.

Hal sama dilakukan oleh Srie Wulan, CEO dan Coach di bidang HR, juga menerapkan proses edukasi yang sama pada karyawan. Dari awal selalu ada orientasi dan sosialisasi bahwa perempuan itu juga harus bisa menjaga diri sendiri.

2. Perusahaan perlu menyediakan SOP yang jelas dan tepat guna

Menurut Pakar, 6 Cara Atasi Kekerasan Seksual di Lingkungan KerjaWebinar Obrolan Kantor: Seberapa Aman Kantormu dari Kekerasan Seksual?, Rabu (28/7/2021). IDN Times/Adyaning Raras

Salah satu faktor penting dalam penanganan kasus kekerasan seksual di lingkungan kerja ini adalah kebijakan perusahaan. Perusahaan perlu menyediakan perlindungan bagi setiap karyawannya, untuk mencegah terjadinya tindak pelecehan serta menangani kasus apabila sudah terjadi.

Jika edukasi bertujuan meningkatkan awareness karyawan terhadap kekerasaan seksual, maka perilaku-perilaku tersebut diturunkan pada kebijakan. Artinya, setiap perusahaan seharusnya memiliki SOP yang mengatur secara spesifik perihal tindak pelecehan di lingkungan kerja.

"Kebijakan itu mencakup deklarasi yang melarang kekerasan seksual," tegas Maria.

Komunikasi belum transparan, artinya masih ada korban yang tidak berani melapor. Menurut Srie, hal tersebut mungkin saja karena prosedur pengaduan yang belum baik. Menyikapi hal itu, meng-update atau memperbaiki aturan SOP sesuai dengan tindak kekerasan seksual bisa menjadi salah satu tindakan preventif.

3. Ambil langkah investigasi dan tindakan disipliner

Menurut Pakar, 6 Cara Atasi Kekerasan Seksual di Lingkungan KerjaWebinar Obrolan Kantor: Seberapa Aman Kantormu dari Kekerasan Seksual?, Rabu (28/7/2021). IDN Times/Adyaning Raras

Dampak kekerasan seksual ini gak hanya memengaruhi kondisi fisik dan psikis korban, melainkan perusahaan juga ikut terdampak. Contohnya karyawan menjadi kurang produktif, sulit konsentrasi, sehingga pekerjaannya terganggu.

Untuk itu, perusahaan masih perlu menegaskan kembali bahwa tindak kekerasan atau pelecehan seksual itu melanggar kebijakan. Apabila terjadi, perusahaan bisa menetapkan tindakan disipliner seperti pemecatan.

dm-player

Dalam hal ini peran atasan sangat berpengaruh, pasalnya mereka diharapkan mampu memberi contoh tindakan penanganan kekerasan seksual secara tepat. Jika ada pengaduan maka perlu dilakukan investigasi kejadian, setelah itu bisa diputuskan tindakan disipliner seperti apa yang perlu dilakukan.

Baca Juga: Cegah Kekerasan Seksual, The Body Shop Indonesia Buka Kelas Edukasi

4. Harus ada jaminan kerahasiaan

Menurut Pakar, 6 Cara Atasi Kekerasan Seksual di Lingkungan KerjaWebinar Obrolan Kantor: Seberapa Aman Kantormu dari Kekerasan Seksual?, Rabu (28/7/2021). IDN Times/Adyaning Raras

"Prinsip penanganan kekerasan seksual itu perlu memastikan keselamatan penyintas. Keselamatan secara fisik maupun psikologis. Dukungan-dukungan yang diperlukan oleh penyintas serta mengupayakan bagaimana penyintas ini tetap bisa bekerja dengan nyaman, dan berfungsi dalam pekerjaan," kata Maria.

Secara psikologis, korban membutuhkan perlindungan keamanan untuk menjaga rahasia. Hal ini menjadi salah satu faktor banyaknya korban yang tidak memberi pengaduan.

"Penyintas meragukan sistem keadilan dan penegakan hukum," tambah Maria.

Menurutnya, perusahaan atau tempat kerja juga perlu menghargai keinginan korban. Meskipun korban sudah melapor, akan sangat memungkinkan adanya ancaman kembali.

Oleh karenanya, kerahasiaan data korban harus dijaga, sekaligus menghargai keinginan mereka apabila tidak ingin ditindaklanjuti kembali. Pihak perusahaan punya andil untuk mengarahkan korban, serta menghargai setiap keputusannya.

5. Perlu ada penanganan dan pendampingan secara cepat dan tepat

Menurut Pakar, 6 Cara Atasi Kekerasan Seksual di Lingkungan KerjaWebinar Obrolan Kantor: Seberapa Aman Kantormu dari Kekerasan Seksual?, Rabu (28/7/2021). IDN Times/Adyaning Raras

Pemaksaan dan tidak adanya persetujuan dari korban merupakan indikator terjadinya tindak kekerasan seksual. Bentuknya mulai dari kekerasan seksual secara verbal, fisik, hingga psikologis.

Banyak hal yang menyebabkan kekerasan seksual ini terasa begitu pelik dan traumatis bagi korban. Pentingnya edukasi bertujuan untuk menyadarkan korban yang semula tidak tahu menahu, menjadi sadar bahwa ia mengalami kekerasan seksual.

"Perlu juga ada pendampingan sehingga korban juga bisa memahami bahwa apa yang dia alami, setiap rasa sedih dan takut itu adalah reaksi yang wajar," tutur Maria.

"Mungkin dia jadi menarik diri atau lebih emosi. Apa yang terjadi pada penyintas itu juga bisa berpengaruh pada keberfungsian dia terhadap lingkungan," tambahnya.

Banyak aspek kehidupan yang terdampak akibat kekerasan seksual. Secara psikologis, fisik, pola pikir, dan perilaku. Penanganan ini diperlukan supaya tidak mengganggu kehidupan korban, sehingga korban bisa tetap produktif dan berfungsi optimal.

6. Pelatihan berkala penting diadakan untuk memerangi kekerasan seksual

Menurut Pakar, 6 Cara Atasi Kekerasan Seksual di Lingkungan KerjaWebinar Obrolan Kantor: Seberapa Aman Kantormu dari Kekerasan Seksual?, Rabu (28/7/2021). IDN Times/Adyaning Raras

Sementara itu Vina Muliana, profesional muda sekaligus content creator TikTok, mengatakan bahwa pekerja wanita berhak memiliki lingkungan yang aman dan jauh dari kekerasan seksual. Untuk itu, kita perlu membangun lingkungan yang inklusif.

Vina berpendapat bila adanya pemahaman dan pelatihan berkala bagi karyawan itu turut andil dalam menumbuhkan budaya perusahaan yang baik. Upaya ini merupakan bentuk penanganan yang bisa dilakukan untuk meminimalisir kejadian serupa.

Terapkan enam cara di atas untuk mengatasi tindak kekerasan seksual di lingkungan kerjamu. Yuk, sama-sama memerangi kekerasan seksual!

Baca Juga: The Body Shop Indonesia Luncurkan Kampanye "No! Go! Tell!"

Topik:

  • Agustin Fatimah

Berita Terkini Lainnya