Ini Cara CEO IDN Media untuk Promosikan Indahnya Perbedaan di Kantor

Jangan gunakan panggilan ‘Bapak’ atau ‘Ibu’ di kantor

Jakarta, IDN Times - Bila dikelola dengan baik, perbedaan sebenarnya dapat menjadi kekuatan yang mampu menyatukan dan menggerakkan kita untuk mencapai satu tujuan yang sama. Itulah mengapa, Winston Utomo, Founder dan CEO IDN Media, selalu percaya bahwa perbedaan tanpa sikap inklusif tak akan pernah memiliki arti. 

Kultur yang mempromosikan indahnya keberagaman juga perlu dirawat secara berkelanjutan di lingkungan kerja. Untuk mengundang keterlibatan karyawan dalam mengaplikasikan nilai #DiversityIsBeautiful, berikut adalah 3 hal yang dapat suatu perusahaan lakukan menurut Winston Utomo, Founder dan CEO IDN Media.

1. Mulai embrace diversity sejak proses rekrutmen

Ini Cara CEO IDN Media untuk Promosikan Indahnya Perbedaan di Kantorunsplash.com

Meski kesenjangan gender di Indonesia telah membaik secara umum, laporan Global Gender Gap Index tahun 2020 menyebutkan bahwa Indonesia masih menduduki peringkat ke-68 untuk kategori ekualitas partisipasi dan peluang ekonomi. Tak hanya masalah gender, stigma sosial yang kadang masih melekat pada suatu agama atau ras tertentu juga kerap menjadi penghalang bagi tercapainya kesetaraan sosial.

Dalam hal ini, perusahaan bisa turut membangun kultur #DiversityIsBeautiful di lingkungan kerja sejak tahap awal rekrutmen dimulai. Winston mengatakan, “Jangan lihat latar belakang para pelamar kerja. Mau apa pun ras, orientasi seksual, agama, dan daerah asal mereka, bila mereka memang memiliki kapabilitas, ya sudah.”

Ia mengimbuhkan, “Kami coba mengukur statistik gender di IDN Media. Hasilnya bisa dibilang proporsional: 58% adalah perempuan dan 42% adalah laki-laki. Bahkan, di posisi manajerial, 70% ditempati oleh perempuan, sisanya laki-laki.” Menariknya, Winston menyebutkan, statistik yang proporsional di perusahaan media yang ia bangun itu terjadi dengan sendirinya―tak ada pretensi yang direncanakan. 

2. Jabatan lebih tinggi jangan jadi penghalang ide brilian

dm-player
Ini Cara CEO IDN Media untuk Promosikan Indahnya Perbedaan di KantorPexels.com/Pixabay

Jabatan adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak seseorang dalam suatu struktur organisasi. Namun, jabatan hanyalah jabatan. Ia menentukan peran dan fungsi seseorang secara profesional, bukan kekuasaan dan senioritasnya. Oleh karenanya, agar roda perusahaan dapat bergerak secara efektif dan efisien, setiap jabatan dalam perusahaan tersebut harus berfungsi secara optimal dan “sehat”.

“Jabatan hanya untuk mempertegas tanggung jawab seseorang, kok. Jangan sampai tingginya jabatan malah membuat kita jadi sosok yang mendominasi, memaksakan pendapat. Di IDN Media, kita berusaha agar opini tiap Timmy (karyawan IDN Media) dapat didengar dan dipertimbangkan, tak peduli apa pun jabatan mereka,” pungkas Winston.

Menurut Winston, penyalahgunaan jabatan dapat menghalangi ide-ide kreatif yang mungkin saja datang dari level associate. “Jangan sampai orang yang jabatannya sudah tinggi malah memanfaatkan situasi untuk push pendapat. Kalau begitu, bisa-bisa the best idea won’t win. Hanya orang dengan jabatan tinggi yang menang, kultur seperti ini tak ‘sehat’,” ucapnya. 

3. Tidak panggil “Pak” atau “Bu” lebih baik

Ini Cara CEO IDN Media untuk Promosikan Indahnya Perbedaan di KantorPexels.com/HelenaLopes

Setiap perusahaan pasti memiliki budaya pergaulan yang berbeda-beda, mulai dari cara bertegur sapa antar karyawan hingga pada atasan. Meski panggilan resmi masih sering digunakan, Winston menyebutkan bahwa memanggil rekan kerja dan atasan dengan nama pertama sebaiknya dijadikan suatu kebiasaan dalam suatu lingkungan kerja.

“Dengan tidak memakai embel-embel ‘Kak’, ‘Pak’, atau ‘Bu’ ketika memanggil Timmy lain, kami yakin bahwa hubungan antar Timmy akan terasa lebih dekat, batasan bahasa pun hilang. Selain itu, hal ini juga dapat membuat mereka merasa lebih percaya diri untuk bertanya atau mendiskusikan sesuatu dengan orang yang jabatannya lebih tinggi ketimbang dirinya,” kata Winston.

Mengawali nama panggilan seseorang dengan menggunakan kata sapaan, seperti “Kak”, “Pak”, atau “Bu” sebenarnya tidak serta merta menunjukkan rasa hormat, lho. Ternyata, menghormati bukan hanya tentang bagaimana kita memanggil, namun juga menunjukkan respek kita pada orang tersebut.

Topik:

  • Amelia Rosary
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya