Normal Baru Gerakkan Roda Ekonomi, tapi COVID-19 Belum Berakhir 

Ini perjuangan bersama, bukan pemerintah saja

Jakarta, IDN Times - Dengan adanya Normal Baru, roda perekonomian pun kini kembali mulai berjalan, membawa secercah harapan bagi para pekerja. IA, singkatan nama responden kami kali ini, adalah seorang pekerja tetap di sebuah startup di Indonesia yang kemudian ikut mencicipi getirnya PHK di tengah serangan pandemik. Dengan segenap tenaga, ia mulai merangkak, hingga akhirnya bisa bangkit kembali untuk bertahan hidup.

1. Cerita IA tentang perusahaan tempat ia dulu bekerja

Normal Baru Gerakkan Roda Ekonomi, tapi COVID-19 Belum Berakhir unsplash.com/busy work

Akhir Maret 2020, IA dan kawan-kawannya sudah mulai mendengar desas-desus kurang mengenakkan. “Kami sudah dengar bahwa perusahaan akan melakukan PHK, tapi pada tanggal 5 April, saat perusahaan adakan townhall, mereka malah mengumumkan bahwa perusahaan akan diakuisisi. Benar saja, sekitar tanggal 8 atau 9 April, ternyata ada beberapa nama yang dipanggil buat tanda tangan kontrak baru,” jelasnya. 

Keadaan ini meninggalkan ketidakpastian bagi mereka yang tak diminta untuk menandatangani surat kontrak baru, termasuk IA. Ia melanjutkan, “Tanggal 15 April, kami yang tak menandatangani surat kontrak baru dipanggil. Di saat itu pula lah kami dipecat. Jujur, saya memang sudah ada keinginan untuk resign setelah lebaran, tapi tidak disangka saya malah kena pecat sebelum lebaran. ”

Belum genap 1 bulan turut melaksanakan kebijakan work from home, perusahaan tersebut sudah menyatakan bahwa performa yang dihasilkan cenderung menurun. Hal ini pun akhirnya mengundang keraguan dari para karyawan yang terkena PHK. “Padahal, belum sampai 1 bulan setelah ada pemberitahuan putusan pemerintah untuk WFH. Artinya, ‘kan, belum ada audit. Bagaimana bisa bilang performa tidak baik?” ungkapnya bertanya-tanya.

2. Backup finansial penting, wajib rencanakan segera

dm-player
Normal Baru Gerakkan Roda Ekonomi, tapi COVID-19 Belum Berakhir unsplash.com/financial

Sebagai pekerja paruh waktu di Indiskop, sebuah bioskop rakyat yang sementara waktu ditutup karena PSBB, kini IA sedang mengerjakan proyek streaming dan festival film pendek. “Itu semacam kelas akting. Saya bertugas untuk menulis skripnya, bantu buat konten sosial media dan aplikasinya juga. Untungnya, saya sudah biasa kerja paruh waktu, jadi ini bisa jadi backup secara finansial buat saya. Apalagi saya pegang sosial media, unggah di mana saja mudah,” katanya.

Ketika ditanya mengenai sistem penanganan COVID-19 di Indonesia, IA beropini, “Pemerintah harus dihargai, betul. Namun, sejauh yang saya amati, pendekatan yang diambil lebih ke bagaimana agar masyarakat tak panik. Lalu, banyak pula keputusan yang terbilang cukup tergesa. Contoh adalah saat pemerintah reaktif membeli obat. Banyak sekali jumlahnya, habiskan anggaran negara untuk suatu hal yang belum terbukti 100% akurat."

3. Normal baru, berkah baru

Normal Baru Gerakkan Roda Ekonomi, tapi COVID-19 Belum Berakhir unsplash.com/new normal

“Di sisi lain, saya memahami dilema yang pemerintah alami. Normal Baru ini, toh, nyatanya, bawa hal positif juga, kok, terutama dalam hal ekonomi. Setelah apa yang sudah kita lewati, kita jadi dapat lebih memahami bagaimana caranya agar sistem kerja kita bisa lebih rapi: timeline dan workload-nya, belum lagi didukung dengan adanya akselerasi digital yang makin memudahkan kita,” ucapnya.

Ia juga mengapresiasi inisiasi bisnis yang digagas oleh banyak masyarakat Indonesia. “Membuka bisnis rumahan baru itu bagus sekali karena artinya mereka sudah tahu langkah apa yang harus mereka ambil, serta berani mengesekusikannya. Semua, ‘kan, harus dimulai dari bawah, mengingat pola konsumsi pun berkesinambungan: dari rakyat, untuk rakyat, oleh rakyat. Kalau lancar dan bisa berkelanjutan, aspek ekonomi Indonesia juga semakin menguat,” jelasnya.

Apa yang sudah kita lewati, bagi IA, adalah suatu pembelajaran tersendiri. “Jangan lupa jaga diri, tetap konsekuen terapkan protokol kesehatan, lakukan inisiatif. Nggak mungkin mengharapkan pemerintah untuk terus jemput bola, jadi kita harus inisiatif tes, sih,” pesannya ketika ditanya mengenai apa yang kita, sebagai WNI, dapat lakukan dalam rangka membantu pemerintah menekan angka COVID-19. “Ini perjuangan bersama, lho, bukan perjuangan pemerintah saja. COVID-19 belum berakhir,” tutupnya.

Topik:

  • Amelia Rosary

Berita Terkini Lainnya