5 Pemikiran yang Biasanya Membuatmu Ragu untuk Resign dari Pekerjaan

#IDNTimesLife Takut jadi pengangguran

Bekerja di satu perusahaan selama bertahun-tahun, belum tentu berarti kamu betah berada di posisimu sekarang. Bisa jadi karena memang tidak ada pilihan lain, jadi mau tidak mau harus menguatkan diri. Padahal kalau boleh jujur, sebenarnya kamu punya keinginan untuk segera resign. 

Akan tetapi kenyataannya, gak semudah itu menghadap HRD untuk mengajukan surat pengunduran dirimu. Ada saja faktor yang membuat niatmu jadi maju-mundur. Seperti lima pemikiran di bawah ini, nih. Pasti setidaknya beberapa di antaranya pernah kamu alami, deh! Lantas apa saja pemikiran yang dimaksud? Berikut daftarnya yang perlu kamu ketahui. 

1. Bingung menyusun alasan yang tepat untuk disampaikan ke atasan

5 Pemikiran yang Biasanya Membuatmu Ragu untuk Resign dari PekerjaanIlustrasi sibuk kerja (pexels.com/Ivan Samkov)

Tidak mungkin, kan kamu akan menyerahkan surat pengunduran diri begitu saja? Pasti bagian HDR akan bertanya, apa alasanmu resign dari perusahaan mereka. Bisa saja kamu bilang terus terang, tapi pikirkan lagi apakah alasanmu etis untuk dikemukakan atau tidak. Misalnya, kamu sudah bosan dengan pekerjaan yang terus bertambah, sementara gajinya segitu-gitu saja. 

Masa iya, hal semacam itu mesti dibeberkan? Ingat, dulu kamu masuk ke perusahaan ini secara baik-baik, harusnya kalau keluar juga dengan cara yang sopan, ya! Nah, menyusun alasan ini, nih yang kerap bikin bingung. Alhasil niatmu buat resign lagi-lagi harus tertahan sementara waktu. 

2. Gajimu sekarang terbilang besar, cuma pekerjaan dan lingkungan kerjanya gak kondusif lagi

5 Pemikiran yang Biasanya Membuatmu Ragu untuk Resign dari PekerjaanIlustrasi tertekan sama kerjaan (pexels.com/Anthony Shkrab)

Kalau ditanya soal gaji per bulan, sih boleh dibilang nominalnya lumayan tinggi, ya. Bahkan untuk memenuhi kebutuhanmu sehari-hari sudah lebih dari cukup. Masih bisa nongkrong di cafe mahal, liburan sebulan sekali, bahkan sisa untuk ditabung. Rasanya sayang, deh melepaskan posisi ini. 

Namun sayangnya, beban pekerjaan yang mesti ditanggung juga gak main-main. Berat dan penuh risiko. Belum lagi lingkungan tempatmu bekerja, tuh toxic banget. Banyak persaingan tidak sehat dan saling menjatuhkan di antara pegawainya. Bingung, kan jadinya? Antara mempertahankan gaji yang menjanjikan atau menyelamatkan kesehatan mentalmu. Ayo, pilih mana? 

3. Atau sebaliknya, suasana kerja begitu nyaman tapi sayang penghasilan mentok segitu-gitu saja

5 Pemikiran yang Biasanya Membuatmu Ragu untuk Resign dari PekerjaanIlustrasi kerja tim (pexels.com/fauxels)

Meskipun gajimu per bulan masih sebatas UMR, tapi bisa dibilang pekerjaan yang dilakoni sekarang sudah sesuai sama passion-mu. Begitu pula dengan rekan kerja sekantor. Mereka sudah seperti keluarga dan selalu saling mendukung satu sama lain. Tapi mau bagaimana lagi, kalau terus bertahan dengan penghasilan yang minimalis begini, kamu sadar gak akan bisa berkembang. 

dm-player

Sementara kebutuhanmu makin meningkat. Mau minta kenaikan gaji juga gak semudah itu. Terpaksa kamu mesti mempertimbangkan untuk resign. Sayang, sih melepaskan lingkungan kerja yang asik kaya ini. Ujung-ujungnya bikin makin galau, deh! Antara bertahan atau tidak. Penulis pribadi pernah mengalami hal semacam ini, nih! Dilema banget rasanya. 

Baca Juga: Sebelum Memutuskan Resign, 5 Hal Wajib Kamu Pertimbangkan

4. Tentu saja, bayangan bakal menganggur terlalu lama setelah resign membuat niatmu ciut

5 Pemikiran yang Biasanya Membuatmu Ragu untuk Resign dari PekerjaanIlustrasi orang serius bekerja (pexels.com/Roberto Hund)

Apa, sih yang paling ditakutkan orang setelah resign? Ya, apa lagi kalau bukan menyandang status sebagai pengangguran terlalu lama. Uang tabungan, sih nominalnya aman untuk hidup 3-4 bulan mendatang sembari cari pekerjaan baru. Tapi gak ada jaminan, kamu akan langsung dapat kerja, kan?

Belum lagi jika ada kebutuhan mendadak yang memerlukan dana besar. Seperti misalnya, ibumu di kampung jatuh sakit. Maka mau tidak mau kamu harus kirim uang untuk beliau berobat ke dokter. Karena risikonya terlalu besar, alhasil niatmu mengundurkan diri harus ditahan dulu sementara waktu. Sabar, ya! 

5. Belum tentu kamu bakal cocok dengan pekerjaan barumu nanti. Nah, lho makin dilema, deh!

5 Pemikiran yang Biasanya Membuatmu Ragu untuk Resign dari PekerjaanIlustrasi suasana meeting (pexels.com/cottonbro)

Ada kemungkinan setelah resign kamu bisa langsung dapat pekerjaan baru. Ditambah lagi pengalaman kerjamu sudah sangat mumpuni. Rasanya gampang untuk melamar pekerjaan di perusahaan mana pun. Pasti mereka akan menerima kamu dengan senang hati.

Tapi tunggu dulu, belum tentu setelah bekerja di kantor yang baru, kamu bisa cocok dengan aturan kerjanya, lho! Belum lagi harus menyesuaikan dengan lingkungan dan rekan kerja yang baru juga. Tak ada jaminan kalian akan cocok sebagai tim. Bisa jadi, baru masuk sebulan kamu sudah merasa gak betah. Ayo, masa mau resing lagi? Makin ragu-ragu, deh sekarang. Jadi menghadap HRD gak, nih? 

Mencapai titik jenuh dalam pekerjaan itu hal yang wajar. Di saat itu pula niatmu buat mengundurkan diri semakin kuat. Rasanya gak ada gunanya lagi bertahan dan ingin segera bebas dari rutinitas yang membosankan ini. Tapi sebelum benar-benar menyodorkan surat resign, ada baiknya kamu pikirkan dulu matang-matang niatmu.

Jangan sampai keputusan sepenting ini diambil ketika kamu sedang emosi. Gak mau, kan menyesal di kemudian hari? Lebih baik bersabar dulu sedikit lagi sembari menyusun strategi. Mencari lowongan kerja baru terlebih dahulu, salah satunya. Setidaknya setelah resign, kamu sudah gak bingung cari kerjaan. Nah, semoga bisa sedikit memberi gambaran, ya! 

Baca Juga: 5 Hal Umum Penyebab Karyawan Resign, Bukan Hanya Gaji

Angel Rose Photo Verified Writer Angel Rose

Jadikan tulisanmu sebagai virus yang menularkan kebaikan <3 ^^ Ig: @caecilia.angel

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

Berita Terkini Lainnya