IWF 2020: 5 Panduan Berani Speak Up bagi Perempuan Tanpa Takut Dibully

Abaikan stigma, berani bersuara! #IWF2020

Tidak mudah menjadi perempuan yang hidup dalam balutan stigma yang kadung berkembang di masyarakat. Selain harus hidup sebagai kaum kelas dua, pendapat perempuan sering kali tidak masuk hitungan karena stigma sentimen atau lebih mengedepankan perasaan ketimbang logika yang kerap disematkan oleh banyak orang.

Namun stigma itu tidak semestinya lestari di era keterbukaan informasi seperti saat ini. Dua penulis perempuan, yakni Ligwina Hananto dan Kalis Mardiasih, justru mengajak perempuan agar berani bersuara dan mengemukakan pendapat, baik secara langsung maupun lewat media sosial.

Dalam satu kesempatan di ajang Indonesia Writers Festival 2020 yang diselenggarakan IDN Times pada Selasa (22/09/2020), keduanya bahkan memberikan panduan bagi para perempuan yang mau bersuara agar tidak perlu khawatir akan perundungan atau bullying yang bakal menimpa mereka. Apa saja panduan itu? Berikut ini ulasannya.

1. Pertimbangkan aksi dan reaksi saat menyampaikan pendapat

IWF 2020: 5 Panduan Berani Speak Up bagi Perempuan Tanpa Takut Dibullyyoutube.com/IDN Times

Menurut Ligwina Hananto, setiap langkah yang diambil saat menyampaikan argumen memiliki konsekuensinya masing-masing. Jika pendapat seseorang disuarakan secara lantang dan menyerang, maka respons yang diterima juga tidak jauh dari cara penyampaiannya. Begitu juga saat pendapat disampaikan secara santai akan beroleh tanggapan yang kurang lebih sama.

Bagi perempuan yang akrab disapa Wina, dalam menyampaikan pendapat, seseorang harus senantiasa jujur. Adapun cara penyampaiannya bisa beraneka macam, bergantung dari seberapa siap seseorang menerima tanggapan balik dari orang lain.

2. Kecuali menyerang prinsip, jangan terlalu dibawa perasaan serangan terhadap pribadi

IWF 2020: 5 Panduan Berani Speak Up bagi Perempuan Tanpa Takut DibullyPexels/Vera Arsic

Penulis yang lebih banyak berkegiatan sebagai perencana keuangan, Ligwina Hananto, termasuk sosok perempuan yang mampu mengendalikan emosi saat pribadinya diserang oleh lawan bicaranya. Sebab baginya, selama bukan prinsip yang jadi sasaran serangan, pernyataan negatif itu cukup ditanggapi secara santai.

Meski begitu, jika serangan sudah mengarah ke urusan yang sangat principal, perempuan yang akrab disapa Wina itu tentu tidak segan untuk melawan balik. Menyampaikan tanggapan yang tegas dan proporsional adalah cara terbaik merespons serangan seperti itu.

Baca Juga: IWF 2020: 5 Tips Penggunaan Bahasa saat Tulis Biografi

3. Pilih dan lawan argumen yang relevan, dengan keilmuan atau topik yang dikuasai

IWF 2020: 5 Panduan Berani Speak Up bagi Perempuan Tanpa Takut Dibullyyoutube.com/IDN Times
dm-player

Tidak semua argumen atau pendapat harus disuarakan atau ditanggapi. Pilihlah argumen yang relevan dengan keilmuan agar pendapat yang disampaikan berguna dan berbobot. Hal ini harus menjadi perhatian perempuan terutama di media sosial.

Penulis dan pemerhati isu gender, Kalis Mardiasih, mengingatkan para perempuan agar tidak menganggap serius semua pendapat yang berserakan di media sosial. Agar terjadi dialog, perempuan sebaiknya menanggapi pendapat dengan argumentasi yang baik agar terjadi dialog bukan debat kusir.

4. Jangan merespons pendapat saat sedang emosi

IWF 2020: 5 Panduan Berani Speak Up bagi Perempuan Tanpa Takut DibullyPixabay/RobinHiggins

Kalis Mardiasih selalu menekankan agar perempuan berani menyuarakan pendapatnya secara baik dan benar, termasuk tidak terbawa emosi saat menyampaikan suaranya. Jika emosi masih tidak terkendali, sebaiknya tunda memberikan pendapat pada hari itu.

Sebab menyampaikan pendapat tidak hanya harus benar tetapi juga harus dengan cara dan saat yang tepat. Hanya dengan begitu suara perempuan akan didengar dan diperhitungkan.

5. Jangan segan meminta maaf saat membuat kekeliruan

IWF 2020: 5 Panduan Berani Speak Up bagi Perempuan Tanpa Takut DibullyUnsplash/Bogdan Shcheglovitov

Dalam sebuah kesempatan, Kalis Mardiasih mengomentari informasi yang belum terkonfirmasi di media sosial. Belakangan informasi tersebut keliru dan Kalis menyadari dirinya tidak terlalu berhati-hati dalam menyampaikan pendapat.

Tidak perlu menunggu lama, Kalis langsung meminta maaf atas kekeliruannya itu dan mengambil momen itu sebagai pelajaran berharga. Dengan permintaan maaf itu, Kalis sekaligus ingin membantah stigma bernada satire yang menyebut pendapat perempuan selalu benar.

Semoga lima panduan berani speak up di atas berguna bagi para perempuan yang mau menyampaikan pendapat tanpa takut kena bully.

IDN Times menggelar Indonesia Writers Festival 2020. Acara yang juga dikenal dengan IWF 2020 ini adalah pertemuan independen yang berkomitmen untuk memberdayakan Indonesia melalui bidang menulis. Acara dengan slogan Empowering Indonesians Through Writing ini dilangsungkan pada 21 hingga 26 September 2020 melalui zoom dan Youtube channel IDN Times.

IWF 2020 sendiri menghadirkan lebih dari 20 pembicara kompeten di berbagai latar belakang seperti Nadin Amizah, Sal Priadi, Agus Noor, Ivan lanin, Tsana, Kalis Mardiasih, dan masih banyak lainnya.

Simak terus keseruannya di situs idntimes.com, ya!

Baca Juga: IWF 2020: Tips Berpendapat di Media Sosial ala Ligwina Hananto

Asep Wijaya Photo Verified Writer Asep Wijaya

Penikmat buku, film, perjalanan, dan olahraga yang sedang bermukim di Fujisawa, Kanagawa, Jepang

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Diana Hasna

Berita Terkini Lainnya